Menikmati Eksotika Pulau Temajo Mempawah

Penatnya keadaan perkotaan, udara yang tidak sehat, sehingga membuat hati untuk mengistirahatkan diri dalam sejenak.

Banyak destinasi di Indonesia yang bisa membuat pikiran segar kembali akan kegiatan sehari-hari, salah satunya Pulau Temajo yang berada di Mempawah. Pulau Temajo termasuk pulau kecil yang tenang, pasirnya putih, birunya air dan desiran ombak yang lumayan tenang.

Untuk menikmati pulau yang cantik nan jelita ini cukup menempuh dengan motor air selama satu jam dari penyebrangan di Sungai Kunyit, Mempawah.

Perjalanan dimulai hari Jumat, 27 April 2018 pukul 9 malam dari Pontianak, kali ini saya mengajak salah satu teman lama (lama kenal tapi baru ketemu sekarang, padahal rumahnya dekat *maklum dia orangnya sibuk) sebut saja namanya Yeye Koresy, dan tetap bersama tim yang selalu meng-ayok kan setiap perjalanan yaitu Djelajah Borneo hehe.

Karena jadwal penyebrangan adalah pagi hari, kami sepakat untuk berangkat malam dan nge-camp di Pantai Kijing Mempawah karena lokasi penyebrangan cukup dekat dengan pantai ini.

Kami tiba di Pantai Kijing pukul 12.30 segera beberapa teman mendirikan beberapa tenda dan menggantungkan hammock untuk istirahat malam.

Lokasi istirahat malam kami dekat dengan saung dan pantai, beberapa teman tidur di saung ada juga yang di tenda, kalau saya pribadi sih memilih tidur di hammock.

Untuk perkara tidur dimana pun, yang penting enak dan bisa tidur aja mah, hehe. Ketika pagi, kami sarapan dan sedikit ngopi-ngopi kami dikagetkan sama bapak-bapak yang menagih tiket masuk ke lokasi wisata pantai kijing ini, karena tadi malam tidak ada penjaganya di gerbang.

Tiket Masuk Pantai Kijing

Setelah urusan tiket masuk selesai, kami pun bergegas menuju penyerbangan Sungai Kunyit, sesampainya di rumah Tok Lani (penyedia jasa penyebrangan motor air) ternyata Tok Lani sedang sakit sehingga penyebrangan kali ini dialihkan ke anaknya Tok Lani (saya gak tau nama anaknya Tok Lani, lupa nanya).

Tiga hari sebelum keberangkatan kami sudah menghubungi Tok Lani mengenai penyebrangan ini, karena tim kami lumayan ramai yaitu 24 orang yang seharusnya bisa sekali ditambah lagi gelombang laut katanya juga tinggi, penyebrangan akhirnya dibagi menjadi dua kelompok. Saya ikut kelompok pertama yang diantar duluan.

Setelah satu jam menempuh perjalanan di air, kami ditakjubkan dengan keindahan pasir putih, dan airnya yang biru. Karena air surut, motor air tidak bisa mendekati bibir pantai, kami pun harus turun ke air dan berjalan menuju tepi pantai dengan kedalaman air hampir setengah badan.

Baru Berlabuh

Finally!! kami sampai di Pantai Teluk Paku. Cuacanya sungguh terik, seakan matahari siang ini sedang pendekatan denganku.

Hfft, namanya juga pantai kalau dingin kan sikap kamu. Ngehe! Pantai Teluk Paku sungguh menggoda, karena sejauh mata memandang pasir putih bak bedak bayi yang panas, begitu dengan ombak yang tenang.

Kami segera membangun tenda, dan masak nasi untuk makan siang sambil menunggu tim kedua yang dijemput oleh anaknya Tok Lani. Dua jam kemudian mereka pun sampai ke lokasi kami, anaknya Tok Lani pamitan dan janjian akan menjembut kembali kami besok (hari minggu) pukul 8 pagi.

Kami menikmati suasana pantai, tak lama Yeye mengeluarkan mainan baru nya yaitu DJI Mavic Pro atau DJI Drone yang dia beri nama Sharky. Beberapa kali saya diajari cara menggunakan mainan mahal ini, tidak begitu sulit memang tapi yah pertama kali jadi pilot drone kaku juga.

Berikut hasil foto yang diambil menggunakan drone DJI Mavic Pro:

Pulau Temajo

Tak hanya foto, beberapa video pun kami shoot mengunakan mata Sharky, gak sia-sia bawa ini karena jujur saja ceril yang saya gendong dari Pontianak sampai Mempawah itu cukup berat sebab isinya camera, drone, goPro, dome (yang bikin berat sebenarnya 3 baterai Drone DJI ini).

Tenda

Pulau Temajo, terutama di bagian Pantai Teluk Paku dulunya ada sebuah villa/penginapan namun sekarang sudah tidak dihuni lagi, terdapat mushola, kolam renang dan ada aliran air bersih yang katanya berasal dari sumber mata air gunung yang tak pernah habis bahkan disaat kemarau panjang sekalipun.

Buah kelapa yang melimpah juga banyak di pulau ini, Tok Lani memperbolahkan kami untuk buah kelapanya. Lokasi Pantai Teluk Paku ini benar-benar berbentuk teluk, apa itu teluk (silahkan cari sendiri di google, hehe) yang menghadap ke arah utara sehingga sedikit sulit untuk mendapatka sunset maupun sunrise, dapat pun hanya bias nya saja.

Tapi itu bukan masalah, karena kami dapat mengintip sunset yang paling ciamiknya dari ketinggian menggunakan drone dengan ketinggian sekitar 300 meter.

Sunset
Terbenam

Saya pribadi banyak belajar dari Yeye, mulai dari cara setting-setting kamera, teknik mengambil gambar, ilmu perbintangan bahkan saya juga dapat mengambil gambar milky way. Katanya sih sekitar jam 10 malam atau jam 2 pagi milky way lebih banyak keliatan.

Hari mulai semakin gelap, karena piknik asik kali ini bertemakan Glam Camp, Gerry dan Mayu dan teman-teman lainnya mulai menyalakan lampu yang bersumber energi dari aki motor dan mulai menyalakan api unggun seoalah-olah piknik ini terlihat Glamour haha.

Kami pun menikmati malam bersama, lampu-lampu cukup terang sehingga membuat tenda-tenda yang kami bangun lebih bercahaya.

Gemerlap Tenda

Esoknya saya bela-belain bangun subuh, demi hunting milky way. Ternyata mengecewakan, langinya-nya tertutup *huhuhuuh*. Tapi gak papalah, dapat secuil doang.

Malam itu bulan terlihat sangat terang, ketika semua orang tidur dengan nyenyaknya tidur si Yeye malah membuat Light Painting, bagus ya?

If stars don’t appear, why don’t you make your own light?

Lighting

Pukul 3 saya terbangun lagi, membidik beberapa foto dan setelah puas-puas foto, ternyata hari sudah pagi. Kami sarapan, kemudian packing untuk persiapan pulang. Lagi-lagi ada hal yang tidak terduga yang kami alami pada trip kali ini, motor air yang akan menjemput kami tak kunjung datang.

Kami menggunggu cukup lama, sambil menunggu kami sedikit menyusuri tepian pulau, hingga siang jemputan motor air kami masih tak kunjung datang.

Berbagai hal teman-teman lakukan, ada yang tidur, main kartu, mancing (walau gak ada satu pun ikan yang didapat), main umang-umang, menghabiskan sisa-sisa logistik. Bahkan, sempat berpikiran akan survive, hahaaha.

Semakin siang bahkan hampir sore, sinyal telpon pun datang hilang (kayak kamu), kami coba hubungi Tok Lani namun sulit, kami sampai menghubungi Imam yang ada di Pontianak untuk ke Mempawah dan menghubungi Tok Lani.

Akhirnya kami pun dijemput jam 3 sore, setelah ditelusuri ternyata mereka terkendala karena anaknya Tok Lani juga sempat sakit, dan akhirnya kami pulang dengan selamat dengan sekali penyebrangan.

Wah, sungguh weekend yang tidak dapat dilupakan.

Let’s go home!

Jadi, gimana gaes? Mau ke Pulau Temajo atau bobok di rumah aja? Atau cuma update status “happy weekend” Haloooo, Indonesia keren, gaes.

Share this post:

12 thoughts on “Menikmati Eksotika Pulau Temajo Mempawah

  1. nice blog, sayang tak ada foto underwaternya ya? saya sering ke lemukutan. temajo belum neh.. eh, yg bener Temajo atau Temajuk sih nama pulaunya? denger denger uda jadi private island ya??

    1. Terima kasih mas, yang benar Temajo sih bukan Temajuk. Kalau temajuk itu di daerah sambas. Beberapa lokasi memang sudah dijadikan private, tidak semua nya. Misalnya di Pantai Teluk Paku, ke sana masih gratis kok buat nge camp. Nah kalau di Pasir Panjang nya beda lagi, udah ada memiliknya.

Leave a Reply to Dwi Wahyudi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *