Harmoni Cina Jawa Museum Sonobudoyo

Lagi, Jogja tak pernah gagal membuat saya jatuh cinta berulang kali saat saya mengunjunginya. Setiap ke provinsi istimewa ini pasti ada cerita baru, pelajaran baru, ilmu baru, dan baru-baru ini saya sempat mampir di sebuah museum yang menampilkan seni bertajuk Harmoni Cina Jawa di Museum Sonobudoyo Yogyakarta.

Terlebih saya memang selalu tertarik dengan budaya Tiongkok, baik itu soal seni arsitektur, kerajinan tangan, pecinan, kuliner, festival budaya (jangan heran beberapa tahun ini saya sering meliput acara Imlek dan Cap Go Meh di daerahku).

Beruntung sembari jalan-jalan di sekitar trotoar O KM DIY, saya melihat sebuah poster event seni pertunjukan Harmoni Cina Jawa, namun sayang pertunjukannya akan di laksanakan pada jadwal yang berbeda, sedangkan kedatangan saya bukan di hari pertunjukkan. Yah, salah saya sendiri ke Jogja kok hanya sekedar singgah 🙈.

Tapi tenang, saya masih berkesempatan untuk melihat-lihat event ini di Pameran Temporer Museum Sonobudoyo. Masuknya gratis, cukup cek suhu tubuh dan mengisi buku tamu saja. Jujur saya saya sangat rindu untuk datang ke event-event, terlebih Yogyakarta dulu sebelum pandemi sering sekali mengadakan acara baik itu konser, pameran, lomba, pertunjukan, dll.

Bicara soal dua budaya seperti Cina dan Jawa ini, pasti kita tidak terlepas dengan kehidupan sehari-hari kita terutama yang tinggal di daerah kawasan perdagangan seperti pusat kota atau pasar. Nah, Harmoni Cina Jawa dalam Seni Pertunjukan ini merupakan pameran yang mengangkat akulturasi dua budaya tersebut.

Timeline WACINWA (Wayang Cina Jawa)

Pameran yang diadakan ini sebenarnya masih dalam rangka memeriahkan Hari Raya Tahun Baru Imlek 2572 dan sebagai wujud harmonisasi dan interaksi antara dua budaya, yang tidak saling melemahkan atau memudarkan identitas kebudayaan masing-masing.

Wayang Cina Jawa menjadi jawaban dari perpaduan dua budaya, yaitu Cina dan Jawa yang terkemas dalam sebuah pameran indah di Museum Sonobudoyo Yogyakarta.

Dalam pameran ini ada banyak pertunjukan seni yang unik sebagai bukti akulturasi budaya. Salah satunya adalah yang mengadopsi dari cerita klasik Cina dengan tokoh utama Sie Jin Kwie dalam gelaran ketoprak serial Joko Sudiro.

Komik Sie Jin Kwie
Rekaman Ketoprak

Tidak hanya itu, ada pula iringan musik gamelan pada pertunjukan Wayang Jawa berbahasa Indonesia yang mengadopsi Wayang Cina dengan kisahnya yang menarik. Sebenarnya sayang untuk dilewatkan, terlebih ini hanya diselenggarakan pada 26 Februari hingga 27 Maret 2021 saja.

Kesenian yang kaya ini menjadi bukti betapa indahnya kesenian Jawa dan Cina yang hidup bersama terutama di Jogja yang dapat berbaur satu sama lain, juga mengembangkan sikap berbagi, memberi, dan menerima unsur budaya masing-masing.

Suasana Pameran Harmoni Cina Jawa

Wayang Cina-Jawa ini menceritakan tentang bagaimana orang Cina dan Jawa hidup bersama di Yogyakarta. Proses ini tentu menyerap unsur budaya Cina yang pada akhirnya bersatu dengan tradisi seni pertunjukan Jawa.

Wayang Kulit Sie Djin Koei TJeng Jang

Lalu spot yang paling menarik menurut saya adalah Wayang Potehi, berdasarkan informasi yang tertulis Potehi ini merupakan kesenian yang dibawa oleh imigran Cina ke Indonesia, berupa kain boneka (boneka tangan) yang dipentaskan dengan iringan alunan musik Cina, serta setiap tokoh wayang Potehi memiliki kostum khas berlatar kebudayaan Cina.

Wayang Potehi
Wayang Boneka Tangan

Mereka disusun dengan rapi di dinding, spot menarik juga untuk berfoto disini. Diantara ratusan boneka Potehi, mata saya sulit beralih dari empat karakter di serial Kera Sakti, yaitu Sun Go Kong, Cu Pat Kai, Wujing dan juga Biksu Tong Sam Cong. Haha, apakah kalian juga mengenalnya?

FYI, Koleksi WACINWA (Wayang Cina Jawa) sendiri hanya ada dua set di dua tempat di dunia dengan alur penceritaan yang berbeda loh. Koleksi Wacinwa yang pertama berada di Art Gallery, Universitas Yale Amerika dengan penceritaan Sie Djin Koie Tjeng See yang berarti kisah penyerbuan ke barat atau pengembaraan Sie Djin Koie ke barat.

Sedangkan koleksi kedua berada disini di Museum Sonobudoyo Yogyakarta dengan penceritaan Sie Djin Koie Tjeng Tang yang berarti kisah penyerbuan ke timur atau pengembaraan Sie Djin Koie ke timur.

Kostum Penari
Wayang Golek
Barongsai

Barongsai merupakan salah satu tarian kebudayaan Cina yang dimainkan oleh dua orang, dengan menampilkan singa sebagai lambang kekuatan, kebijaksanaan, dan keunggulan dimana seni ini biasanya dipertunjukkan pada acara-acara besar.

Harmoni Seni Pertunjukan Cina-Jawa ini meberikan sebuah visualisasi yang penuh makna, yaitu pentingnya melestarikan seni, budaya serta adat-istiadat yang memberikan pengaruh besar dalam sejarah bersatunya Cina-Jawa.

Museum Senobudoyo Yogyakarta sangat sering mengadakan pagelaran seni seperti ini, tidak hanya soal seni Cina-Jawa saja, tapi ada juga seni unsur lainnya yang menjadi sebuah cerita yang menarik. Lokasi seperti ini sangat cocok bagi kamu yang senang dengan budaya seperti jalan-jalan ke museum.

Sekian, semoga bermanfaat. Salam budaya!

Share this post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *