Festival Bangunin Sahur, Keriang Bandong dan Meriam Karbit
Gimana suasana bulan ramadhan di daerah kalian? seru gak? setiap daerah punya tradisi atau budayanya masing masing dalam menyambut atau selama bulan ramadan.
Nah, kalau yang ada di Pontianak pasti tidak asing lagi dengan yang namanya festival musik bangunin sahur, keriang bandong dan festival meriam karbit.
Bener gak sih? untuk yang belum tau apa itu akan saya bahas di postingan kali ini.
Festival Musik Bangunin Sahur
Pertama adalah Festival Musik Sahur, ini merupakan festival yang diadakan di pontianak dalam memeriahkan bulan suci ramadhan.
Kalau biasanya bangunin sahur dulu anak-anak komplek bangunin sahur disekitaran rumah nah ini bangunin sahurnya di kota, dengan diiringi musik menarik biar lebih semangat bagunin sahur, hehe buat yang jomblo mungkin gak ada yang bangunin sahur jangan sedih ada mereka kok, atau kita juga bisa ikutan mereka buat bangunin sahur orang-orang.
Kegiatan festival seperti ini diperlombakan loh, dengan membuat sebuah tim atau komunitas misalnya perwakilan remaja masjid, sekolah, mahasiswa, gang, RT, asrama dan lain lain yang terdiri minimal delapan orang dan maksimal 15 orang kemudian buat cara seru dan kreatif buat bangunin orang sahur. Seru kan?
Keriang Bandong
Kedua adalah Keriang Bandong. Apa sih Keriang Bandong? Keriang Bandong merupakan tradisi turun temurun masyarakat Pontianak dalam menyambut malam Lailatul Qadar, Keriang Bandong terbuat dari obor kecil yang dipasangi sumbu biasanya diletakkan di halaman rumah atau gerbang selama bulan suci ramadhan.
Kayak candlelight dinner tapi ini pakai obor bambu yang banyak banget.
Lampu minyak tanah inilah yang disebut dengan Keriang Bandong. Kata ‘Keriang Bandong‘ diambil dari sejenis hewan serangga yang menyukai cahaya.
Sedangkan kata ‘bandong’ diambil dari kata berbondong-bondong karena kebiasaan keriang yang selalu datang berbondong-bondong mendatangi pusat cahaya.
Festival Meriam Karbit
Nah, yang ketiga adalah Festival Meriam Karbit. Festival meriam karbit merupakan sebuah festival yang dilaksanakan di pesisir sungai kapuas, beberapa minggu sebelum perayaan hari raya idul fitri.
Kenapa Festival Meriam Karbit ini ada? Awalnya menurut sebagian para ahli sejarah, raja pertama Pontianak Syarif Abdurrahman Alkadrie ketika membuka lahan untuk bertempat tinggal di Pontianak sempat diganggu hantu-hantu. Lalu Sultan kemudian memerintahan pasukannya mengusir hantu-hantu itu dengan meriam.
Ketika pada zaman orde baru, perayaan meriam karbit dilarang dan baru kembali diadakan setelah era orde baru hingga saat ini.
Namun saat ini sudah menjadi tradisi masyarakat Pontianak setiap bulan suci ramadhan yang wajib diadakan, bahkan warga Pontianak juga menjadikan event ini sebagai ajang kompetisi dengan hadiah jutaan dan menarik wisatawan.
Kamu juga bisa mencoba menyalakan meriam atau masyakarakat Pontianak menyebutnya ‘Nyucol Meriam’ dengan biaya 10k/sekali nyucul. Buat yang sakit jantung plis jangan coba meriam yang gede’ dulu deh karena suaranya sangat bising. Tapi, buat yang suka tatangan jangan lewatkan buat nyobain yang namanya nyucul meriam di Pontianak ini.
Sekedar informasi sedikit, meriam karbit ini tidak seperti meriam pada umumnya yang ada di daerah lain atau yang digunakan untuk perang.
Meriam karbit ini tidak menggunakan bahan peledak yang mengandung peluru, meriam ini hanya mengeluarkan cahaya dan suara ledakan yang menggunakan bahan bakar karbit (bahasa ilmiahnya kalsium karbida) dengan bau yang sedikit menyengat. Namun, karena harga bahan karbit katanya mulai mahal dan sulit ditemui jadi warga setempat menggantinya dengan bahan spirtus.
Nah, itulah beberapa kegiatan atau acara yang meriah selama bulan suci ramadhan di Kota Pontianak. Kegiatan seperti inilah yang mambuat kami selalu merindukan bulan ramadhan. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk bertemu di ramahdan tahun depan yaa.. Ammiin.
Referensi :
- https://id.wikipedia.org/wiki/ Festival_meriam_karbit
- http://pontinesia.com/berita/keriang-bandong-tradisi-masyarakat-kota-pontianak-selama-ramadhan
Seru-seru ya kegiatannya, budaya dan kebiasaan di setiap daerah emang berbeda-beda, sungguh menarik
benar sekali mas dan budaya ini harus dilestarikan selalu
Meriam karbit di kota saya disebut leduman. Leduman ini djadikan permainan sehari-hari oleh anak2 sekitar. Sehingga suaranya sangat mengganggu warga yang ingin istirahat atau beribadah di bulan Ramadhan, belum lagi ada kasus2 kecelakaan fisik karena leduman. Karena itu banyak sekali pelarangan main leduman. Seandainya dibuat festival, dengan pengawasan dan dilaksanakan pada hari tertentu, mungkin akan berbeda saya rasa