Menelusuri Paket Wisata Murah di Pontianak
Kali ini saya bersama tim GenPI Kalbar mengikuti kegiatan Launching Paket Wisata Murah #DiKalbarJak oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Kalimantan Barat sekaligus melakukan darmawisata mengunjungi beberapa tempat wisata baru di Kota Pontianak.
Kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB di Aula Disporapar Provinsi Kalbar dengan agenda Launching Program “Paket Wisata Murah” se-Kalbar juga dilakukan secara Virtual bersama Gubernur Kalimantan Barat dan Direktur Perum Damri Cabang Pontianak. Peresmian tersebut ditandai dengan mengangkat Bendera Start oleh Kadis Porapar Ibu Windy Prihastari.
Semua peserta yang mengikuti darmawisata tersebut dipimpin oleh pemandu wisata dari ASITA KalBar dengan melakukan perjalanan menggunakan dua unit bis DAMRI, tentunya dengan fasilitas yang modern dan menerapkan protokol kesehatan.
Setelah sekian lama tidak naik bis DAMRI, ternyata sekarang fasilitasnya semakin modern dan bikin betah berlama-lama di dalam bis, seperti free wifi, stop kontak di setiap seat, toilet, musik, karaoke, televisi, ruang sandaran kaki, penyimpanan bagasi yang luas dan masih banyak lagi.
Kembali dalam cerita perjalanan, kali ini semua peserta dipandu langsung oleh ASITA atau Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies yang merupakan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia yang profesional termasuk didalamnya kepemanduan wisata. Tim pemandu tersebut adalah Ibu Dewi (di bis 1) dan Kak Hani (di bis 2), nah saya dan teman-teman GenPI berada di bis 2.
Selama perjalanan semua peserta dilayani bak tamu wisata, kita diajak untuk mengenal lebih mengenai tempat-tempat yang dilewati selama perjalanan dan informasi tempat yang dituju, pemandu juga menyelipkan beberapa kuis dengan hadiah menarik. Hal tersebut membuat perjalanan tidak membosankan dan memberikan waktu istirahat saat perjalanan pulang.
Destinasi pertama darmawisata ini adalah mengunjungi satu diantara destinasi populer di Kota Pontianak yaitu Keraton Kadariah atau Istana Kesultanan Pontianak yang terletak di Kampung Dalam tepatnya Jalan Tanjung Raya 1 Kota Pontianak. Mengingat sepertinya sudah lama tidak mampir di keraton ini, terakhir kali yaitu tahun 2017 yang pernah saya tulis juga di artikel Keraton Kadariah tapi saya pergi sendiri tidak bersama teman-teman. Nah, kali ini bersama tim GenPI KalBar dong.
Seperti yang sudah banyak orang ketahui Keraton Kadariah merupakan tempat yang kental dengan Budaya Melayu, tempat ini juga tempat yang sangat bersejarah bagi Kota Pontianak tertama saat pendirian/terbentuknya kota ini. Setiap pengunjung dapat belajar mengenai kebudayaan dan sejarah dilengkapi dengan peninggalan-peninggalan benda sejarah milik kerajaan yang ada di dalamnya.
Perjalanan GenPI tidak sampai disitu saja, destinasi slanjutnya kedua adalah Kampung Tambelan Sampit ke arah Jembatan Kapuas I. Letaknya tidak begitu jauh, tepatnya di Keluarahan Tambelan Sampit, Pontianak Timur, tepatnya di Jalan Panglima A. Rani. Jadi semua peserta cukup jalan kaki saja dari Keraton Kadariah.
Kami menuju sebuah cafe bernama Kedai Komeng Melayu, ketika kami sampai kami disambut dengan iringan musik tanjidor dan alunan tundang khas Melayu oleh bapak Abdul Malik merupakan seniman Melayu Kampung Tambelan Tengah yang sudah berumur 65 tahun.
Sudah melakukan perjalanan, tak lengkap rasanya jika tidak icip-icip kuliner yang ada di Kampung Tambelan. Nah, beruntungnya kami dapat menikmati kuliner khas Melayu yang ada di Kampung Tambelan seperti: Aek Serbat, Kue Batang Burok, hingga Mie Sagu Pontianak.
Uniknya untuk Aek Serbat atau Sirup Serbat Khas Pontianak kita diperlihatkan proses pembuatannya mulai dari menyiapkan bahan-bahan, merebus hingga siap untuk diminum. Saya baru tahu kalau aek serbat ini diramu seperti jamu dengan bahan alami seperti jahe, kayu manis, cengkeh dan rempah lainnya. Perbedaannya, jika jamu berasa agak pahit, maka serbat ini berasa pedas, karena pengaruh dari rasa jahe.
Minumannya udah, selanjutnya ada kue khas Pontianak yang dulunya makanan para raja namanya Batang Burok atau biasa disebut kue Mantu. Entah dari mana asal penamaan tersebut, tapi kuliner satu ini sepertinya cocok dihidangkan sebagai menu sarapan.
Bentuknya mirip risoles/dadar gulung dengan isian kentang, wortel, cincangan daging, rogut (tepung yang dicairkan dengan susu UHT) dan Fla yang terbuat dari santan dan tepung maizena kemudian ditaburi toping cabe, bawang goreng dan daun bawang.
Setelah acara makan-makan yang bikin perut kami kenyang, perjalanan dilanjutkan kembali dengan menyusuri sungai Kapuas dengan menggunakan kapal wisata galaherang ke Alun-Alun Kapuas, nah kebetulan hari ini adalah Hari Sumpah Pemuda.
Kegiatan dilanjutkan dengan pagelaran sumpah pemuda oleh pemuda pelopor kalbar, dimana kita juga diajak untuk mengikuti upacara dan pembacaan ikrar sumpah pemuda hingga penyerahan uang pembinaan pemuda pelopor tahun 2020 oleh ibu Windy Prihastari dan penampilan Flash Mob Wonderfull Disporapar di Alun Kapuas.
Selamat Hari Sumpah Pemuda! Nah, semangat-semangat mereka sama seperti semangat komunitas GenPI (Generasi Pesona Indonesia) yang ada di Kalimantan Barat semangat mendukung dan memajukan pariwisata khususnya yang ada di Kalimantan Barat.
Semoga pemuda-pemudi Indonesia khususnya di Kalimantan Barat, terus berprestasi dan memberkan yang terbaik untuk Indonesia yang lebih baik. Salam pariwisata, salam pemuda Indonesia, salam GenPI!! Gass gass gass…
Tetap jaga kesehatan dan semoga bermanfaat ^^