Kebiasaan Traveling Minim Sampah Makanan
Halo Bandung, kota yang akrab disebut Kota Kembang ini merupakan satu diantara kota tujuan wisata yang cukup populer di Indonesia. Bagaimana tidak, bukan hanya tempat-tempat yang menarik dikunjungi baik wisata buatan maupun wisata alam tapi juga kuliner yang sangat beragam, kalau ke Bandung saya tidak pernah bingung mau makan apa karena kulinernya memang banyak pilihan dan enak-enak. Mulai dari kuliner traditional hingga western yang ada di gerobakan pinggir jalan, cafe kekinian, restoran hingga hotel mewah.
Kalau sudah dihidangkan makanan enak-enak seperti ini saya yakin pasti tidak akan nolak lah, bahkan ingin mecicipi semuanya kalau mampu hehe. Eitsss bicara soal makanan nih ya, memang kita tuh kalau sudah datang ke daerah tujuan wisata pengin makan terus, alasannya karena daerah tujuan kita adalah tempat asli makanan tersebut, selain harganya murah kadang kita juga penasaran.
Tapi tunggu dulu yakin mau makan semuanya? Kalau makannya banyak, terus kekenyangan nanti tidak habis, lalu makanannya dibuang? Sayang kan? Bicara soal makananan, tahu kah kamu ternyata Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat kedua setelah Arab Saudi dalam hal membuang sisa makanan.
Menurut survey yang sudah dilakukan banyak orang setiap tahunnya terdapat 13 juta ton sisa makanan yang terbuang di Indonesia atau setara dengan 500 kali berat monas dan jika di rata-ratakan setiap orang di Indonesia membuang 300 kg sampah makanan setiap tahunnya. Salah satu alasan mereka membuang makanan biasanya karena kekenyangan, makanan sudah tidak layak dikonsumsi atau terlalu banyak membeli makanan dan berakhir menjadi expired atau basi.
Dampak Negatif dari Food Waste
Sampah sisa makanan (food waste) tentunya sangat berdampak buruk bagi lingkungan, bahkan menjadi salah satu penyebab utama dalam masalah pemanasan global. Berikut beberapa dampak negatif dari food waste bagi lingkungan:
1. Polusi Udara yang Disebabkan oleh Sampah Makanan
Makanan sisa sebenarnya dapat menyebabkan tanah mengandung gas metana yang berbahaya bagi atmosfer bumi. Selain itu, efek rumah kaca juga dapat timbul dari karbon dioksida yang dihasilkan dari makanan sisa. Untuk mengangkut makanan sisa, kendaraan pasti diperlukan untuk TPA, yang juga dapat menyebabkan polusi udara.
Kabarnya gas metana yang dihasilkan dari sampah organik di TPA 25 kali lebih kuat. Angka ini mengalahkan polusi karbon dari knalpot kendaraan biasa loh.
2. Zat Kimia Berbahaya yang Dikeluarkan oleh Sampah Sisa Makanan
Hasil analisis beberapa penelitian menemukan hasil dari konsentrasi zat kimia bernama Hexachloro benzene, Dioxin, Polychlorinated biphenyl (PCB) dan Parafin terklorinasi rantai pendek (PFOS).
Zat ini juga dapat mengubah fungsi endokrin dan mampu memicu penyebab kanker pada manusia. PFOS dapat menyebabkan kerusakan imun dan sistem kekebalan tubuh.
3. Kuantitas yang Berlebih dari Sampah Sisa Makanan
Indonesia telah terbukti menjadi negara ke-dua yang menjadi penyumbang sampah makanan terbanyak setelah Arab Saudi. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan timbulnya sampah Kota Bandung saja rata-rata mencapai 1.477 ton perharinya. Dari jumlah sampah tersebut, sebagian besar merupakan sampah organik atau bersumber dari pangan. Sampah organik sebesar 63% atau sekitar 930 ton.
Sungguh ironis bukan? Padahal masih banyak masyarakat ekonomi lemah yang justru sedang terlanda kelaparan dan kekurangan makanan.
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) di Indonesia sendiri terdapat kurang lebih 19,4 Juta Jiwa yang masih mengalami kekurangan gizi dan tidur dalam kondisi kelaparan.
Bagi seorang travel/food blogger yang biasanya datang ke tempat baru untuk sekedar makan atau bikin konten, jangan sampai deh kita turut menyumbang peringkat tersebut apalagi sampai merusak lingkungan tempat yang kita datangi. Bagi warga negara Indonesia yang cerdas ada baiknya kita juga menjadi pengunjung yang cerdas pula baik dalam mempersiapkan perjalanan yang Eco Friendly hingga menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam mengolah sampah sisa makanan.
Gaya Hidup Minim Sampah Makanan Saat Traveling
Ada beberapa kebiasaan-kebiasaan Gaya Hidup Minim Sampah Makanan yang tentunya mudah untuk dilakukan terutama bagi seorang traveler, yaitu:
1. Belanja Dengan Bijak
Sebelum melakukan perjalanan biasanya kita membawa bekal/kebutuhan saat perjalanan begitu pula saat sudah sampai tujuan. Kamu dapat membuat daftar belanjaan, jadi kamu dapat menuliskan barang apa saja yang perlu dibeli, tujuannya agar terhindar dari membeli barang yang tidak perlu. Usahakan daftar tersebut dimulai dari hal yang penting ya! Oh ya, kamu dapat mencatat daftar belanjaan tersebut di note yang ada di smartphone kamu. Ingat jangan sampai tergoda diskonan, lalu beli makanan berlebihan dan akhirnya tidak bisa dihabiskan.
Hal penting saat berbelanja lainnya adalah kamu harus memperhatikan label informasi agar tidak salah beli, lihat tanggal kedaluwarsa jika kamu berencana untuk menyimpannya dalam waktu lama. Ingat, jangan lupa bawa tas belanja sendiri ya.
2. Mengambil/Membeli Makanan Secukupnya & Habiskan
Saat perjalanan pasti kita akan makan, pastikan kamu mengambil/membeli makanan secukupnya. Memang sih kadang tuh kita lapar mata, apalagi saat lewat lokasi wisata kuliner. Boleh jajan, tapi ingat kita beli secukupnya dulu, jika kurang bisa tambah lagi. Pastikan makanan yang kamu ambil atau beli dihabiskan sampai bersih.
Pilihlah restoran/warung makanan yang bisa menentukan porsi makanan yang akan kita makan. Jika kamu makan di restoran yang sudah ditentukan porsinya kamu dapat bertanya atau request sama waiters nya.
3. Membawa Tumbler & Tempat Bekal Sendiri
Ini adalah salah satu cara mudah untuk mengurangi sampah makanan kamu dapat membawa botol/tumbler pribadi yang bisa diisi ulang, jadi tidak perlu beli botolan minuman saat di jalan. Serta tempat bekal, walaupun kosong tidak apa-apa.
Kalau kamu memang benar-benar terpaksa menyisakan minuman atau makanan yang kamu beli kamu dapat menyimpannya di tumbler atau tempat bekal tersebut kan. Saya selalu bawa benda seperti ini, selain untuk berjaga-jaga saat jajan di luar biasanya saya bekal dari hotel agar tidak lapar mata saat explore, ehehe.
4. Memilih Penginapan Ramah Lingkungan
Saat ini sudah cukup banyak hotel/homestay yang menerapkan prosedur ramah lingkungan, mulai mengganti botol plastik ke botol kaca, amenities atau alat makan yang terbuat dari kayu, bahkan hotel yang mengolah sisa makanan dari para tamu untuk dijadikan pupuk atau untuk hewan ternak.
Sebelum memutuskan menginap, sebelum booking kamu dapat membaca review atau berbagai informasi dari sosial media penginapan/hotel tersebut. Dengan memilih penginapan seperti ini, berarti kamu secara tidak langsung sudah mendukung keselamatan lingkungan.
5. Pilah Sampah
Saat dalam perjalanan pun kita perlu memanajemen sampah sesuai dengan jenisnya agar mempermudah petugas untuk memisahkan mana yang bisa didaur ulang, mana yang berbahaya dan mana yang bisa dijadikan kompos.
Masih ada banyak cara lain untuk mendukung agar lingkungan kita tetap terjaga bebas dari sampah makanan selain tips yang saya berikan di artikel ini. Beruntungnya di Indonesia terutama Bandung ada salah satu organisasi bernama Bandung Food Smart City. Kamu juga dapat mengenal lebih jauh serta menambah pengetahuan kamu tentang Gaya Hidup Minim Bebas Sampah Makanan lewat sosial media & website bandungfoodsmartcity dengan grafis menarik serta mudah dipahami.
Bandung Food Smart City adalah sebuah Gerakan Bersama dari berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Kota Bandung, perguruan tinggi FISIP UNPAR, lembaga swadaya masyarakat, pengusaha dan berbagai komunitas yang memiliki kepedulian terhadap masalah produksi dan konsumsi pangan yang bertanggung jawab untuk keberlangsungan bumi.
Hadirnya Bandung Food Smart City ini dilatarbelakangi oleh suatu keprihatinan terhadap kondisi pangan yang ada saat ini dan masa yang akan datang. Sampah makanan yang menggunung, namun disisi lain masalah kelaparan, kemiskinan, stunting dan krisis pangan adalah sebuah ironi dan fakta nyata yang ada di depan mata. Nah, dari kepedulian tersebut Bandung Food Smart City bekerja sama dengan Rikolto Indonesia melakukan berbagai gerakan untuk mewujudkan mimpi Kota Cerdas Pangan di Bandung.
Ada banyak upaya yang dilakukan oleh Bandung Food Smart City untuk mengedukasi dan saling mengingatkan bahwa pentingnya mengurangi sampah sisa makanan yang dibagi dalam berbagai kategori seperti riset, kampanye, edukasi dan pemanfaatan IT. Berikut Program Bandung Food Smart City yang telah dan sedang dijalankan:
Tidak sampai disitu saja, untuk menjamin ketahanan pangan khususnya di Kota Bandung, Bandung Food Smart City juga berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan Urban Farming.
Tidak ketinggalan edukasi juga dilakukan secara online, melalui media sosial kekinian seperti Instagram, Facebook dan Tiktok.
FYI, dalam upaya mendukung konsumsi dan produksi pangan yang berkelanjutan saat ini Bandung sudah mendeklarasikan sebagai Kota Cerdas Pangan yang diwujudkan dengan menjadi anggota Milan Urban Food Policy Pact yang pertama di Asia Tenggara pada 6 Agustus 2020.
MUFPP (Milan Urban Food Policy Pact) adalah Pakta Internasional mengenai kebijakan pangan di perkotaan yang ditandatangani oleh 205 kota di seluruh dunia.
Bagaimana keren kan program-program dari Bandung Food Smart City? Semoga menginspirasi kota-kota lainnya yang ada di Indonesia. Yuk sama-sama kita mulai dari hal-hal kecil untuk mengurangi sampah makanan. Jaga lingkungan, sayangi orang-orang sekitar kita, jadikan Indonesia sebagai negara yang bebas sampah makanan.
Jika kamu warga Bandung, kamu juga bisa ikut berbagai program Badami Food Rescue dari Bandung Food Smart City secara langsung loh. Dapatkan informasi menarik lainnya dengan cara update terus di sosial media di Facebook bandungfoodsmartcity, Twitter @bdgcerdaspangan, Instagram @bandungfoodsmartcity dan Youtube bandungfoodsmartcity.
Mulai sekarang: Ambil Secukupnya, Makan dan Habiskan! Yuk kita kurangi sisa makanan.
Disclaimer: Tulisan ini diikut sertakan dalam Lomba Blog Gaya Hidup Minim Sampah Makanan yang diselenggarakan oleh Bandung Food Smart City #foodwaste #bandungfoodsmartcity #ambilmakanhabiskan bersama Rikolto Indonesia, Universitas Katolik Parahyangan dan Pikiran Rakyat.
Referensi:
- Dampak Food Waste terhadap Lingkungan: https://www.kompasiana.com/nadinearadila/5e286483097f3604e918e4f3/dampak-food-waste-terhadap-lingkungan
- Bandung Food Smart City: https://bandungfoodsmartcity.org/
Jadi pengen mudik atuhlaaahhh baca ginian, huhuhuu….
Tulisannya keren banget, saya sepakat dengan semua nilai-nilai yang dituliskan.
Sukses yaa, semoga menang!
Indonesia telah terbukti menjadi negara ke-dua yang menjadi penyumbang sampah makanan terbanyak setelah Saudi Arabia. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan timbulnya sampah Kota Bandung saja rata-rata mencapai 1.477 ton perharinya.
NGERIIII!
Semoga kita semua bisa sama2 berkontribusi untuk kurangi sampah yaaa
demi planet Bumi yg makin nyaman dihuni
Ini adalah kegelisahan ku belakangan ini. Jadi sebisa mgkn skrg kalau makan harus habis x meski yudha kenyang. Udah mulai kengurangi plastik dan lg belajar mengolah kompos. Sampah makanan itu butuh kerjasama bnyk pihak agar berkurang.
Nah, saya jadi ingat nih Mbak pas makan bareng teman di sebuah tempat makan. lauknya beli, tapi nasi dan es tehnya gratis. Nah, di tempat ambil nasi, ada pengumuman, ambil nasi secukupnya dulu, nanti boleh nambah.
Pengumuman ini, mungkin pengunjung banyak yang ambil nasi berlebihan terus sisa. Jadi kan sayang kalau kebuang.
Makanya saya pun menerapkan hal ini di rumah. Ambil makanan secukupnya dulu, habis oleh nambah. Kalau pun makan di luar, makanan tak habis, saya minta dibungkus saja.
Ternyata sampah makanan bisa membuat masalah besar bagi bumi ini ya, jadi teguran buat diri nih harus bisa mengolahnya dgn baik sehingga minim sampah di rumah, terima kasih sharingnya ya mba 🙂
Daku setuju kak, sebagai traveller maupun food blogger kita jangan menjadi penyumbang sampah makanan ya. Jangan hanya karena ingin tampilan foto bagus dengan penuh makanan, tetapi malah makanannya gak dihabiskan
Ya ampun benar dah. Saya paling cerewet untuk urusan abisin makanan di rumah. Kata anak2 saya tuh kayak mobil keruk. Tiap ada sisa makanan tukang abisin aja. Si kakak makan gak abis, saya embat. Adik gak abis saya yg abisin. Ayahnya juga gitu. Emak lain ada gak ya yg samaan kek gini? Haissh
Artikel ini menjadi Pengingat buat diri saya sendiri. Supaya tidak suka membuang-buang makanan. Selain buang rezeki, juga menyebabkan pencemaran lingkungan.
Uwow, ngeri banget itu Kak. Masa sampe 13 juta ton makanan terbuang percuma ya per tahun di negara kita. Sungguh miris sementara banyak orang yang enggak makan di luar sana. Aku juga udah mulai menerapkan gaya hidup eco-freindly sih Kak. Bawa tumblr minum sendiri, menolak kantong kresek, dan memnafaatkan sampah buat kompos. Dari bulan lalu aku baca-baca Bandung memang pionir ya buat jadi contoh kota cerdas pangan. Bisa kelola kota dengan nirsampah atau setidaknya seminimal mungkin.
Nggak nyangka juga Arab Saudi menjadi penyumbang food waste terbesar di dunia. Padahal saja kalau mau ikutin sunnah Nabi, “Makanlah selagi lapar dan berhentilah sebelum kenyang”, insha Allah nggak akan ada lagi food waste.
Ternyata food waste itu punya banyak dampak negatif buat lingkungan hidup ya.
Bikin merinding itu gunung sampah di Bantar Gebang. Udah timggi banget.
Sampah makanan memang jadi masalah besar buat kita karena akibatnya buruk buat kelangsungan hidup dan pencemaran udara. Mulai sekarang kita wajib belanja seperlunya saja dan ambil makanan secukupnya yang pas di perut kita, sehingga tak ada sisa makanan lagi.
Membuang sampah pada tempatnya itu tidak cukup ya mbak
perlu juga menerapkan pola hidup minim sampah, agar g memperbanyak volume sampah di TPA
Huwaaaaaa….. Dari dulu pengen banget ke bandung. Tapi belum kesampaian. Pengen jalan-jalan di braga dan makan makanan khasnya. Pasti endeus
Lah kapan ke Bandungnya nih?
Memang sih, sejak kecil harus dibiasakan membuang sampah pada tempatnya dan sebisa mungkin gaya hidup harus disiapkan
Bulan lalu kak Hani, duh gak ketemu yaa kita hehehe.
Betul kak, kebiasaan baik ini bisa kita ajarkan kepada anak-anak sejak kecil agar menjadi terbiasa.
Saya banget nih yang gak bisa sisain makanan yang dimakan. Gak tau ya, mungkin udah ajaran orang tua ya. Jadi kami gak pernah sisain makanan. Cukup kaget juga lihat datanya. Apalagi negara kita ternyata juga menjadi negara penyumbang food waste yang besar. Semoga gerakan ini bisa menyebar ke kota-kota lain juga ya
Keren banget programnya. Kalau diterapkan dengan baik bisa benar-benar mengurangi sampah makanan ya. Juara deh, Bandung.
Sejak trend makan AYCE meningkat, sampah makanan pun semakin luar biasa.
Aku pun jugaa mulai menerapkan makan secukupnya.
Keren juga ini programnya
Semoga menang ya Mbak
Tulisannya bikin saya jadi makin aware soal sampah
Bahkan anak anak juga sudah mulai dipahamkan
Dengan memiliki pengetahuan ECO friendly tentang zero waste bisa membantu alam menjadi lebih baik dan bersih
Orang Indonesia emang suka gitu, kadang maruk saat makan, mentang-mentang laper terus ngambil makanannya banyak, padahal akhirnya nggak dihabisin. Saya juga suka gitu sih dulu😁
Emang masalah food waste ini nggak boleh disepelekan, apalagi efeknya sampai ke pemanasan global, nggak ada bedanya sama asap kendaraan.
Kalau bukan kita yang peduli terus siapa lagi…
Masalah sampah ini memang patut jadi perhatian kita semua, karena efeknya bakal bahaya banget bagi bumi kalau kita biarkan berserakan begitu saja. Nah boleh juga nih ide gaya hidup zero waste yang dibagikan lewat postingan ini. Sangat mencerahkan