Banjar Serasan, Local Living di Tepi Sungai Kapuas Pontianak

Ceritanya kali ini aku kedatangan teman dari Jakarta yang sedang ada kegiatan di Kota Pontianak, kenalan karena satu kegiatan di Eco Blogger Squad. Selain bekerja dibidang NGO setahu aku beliau adalah seorang travel blogger juga sekaligus penulis buku yang isinya adalah perjalanan keliling dunia, namanya Yani Lauwoie.

Beberapa hari sebelum tiba di Kota Khatulistiwa, Kak Yani menghubungiku via dm instagram, mungkin karena sudah lama saling followan istagram dan beberapa postinganku memang sering ngontenin Explore Pontianak. Karena kedatangan Kak Yani ini pertamakali dan pas kebetulan hari weekend aku pun mengiya kan ketika dia memintaku untuk menemaninya mengunjungi beberapa tempat di Kota Pontianak.

Explore Kota Pontianak dengan waktu singkat kali ini aku ajak teman lokal yang juga cukup andal dengan sudut kota ini dan bisa membawa keliling kota tentunya, yaitu Apri dan Eko. Oh iya ternyata Kak Yani bersama satu temannya juga. Janjian setelah makan siang di hotel Mercure Pontianak City Center, kami pun mulai Explore!

Karena cuaca Kota Pontianak saat itu puanas pooollll, destinasi pertama kami adalah menikmati kesegaran dessert lokalnya pontianak yaitu Ce Hun Tiau. Kemudian lanjut ke monument ikonik Tugu Khatulistiwa, saat perjananan tiba-tiba hujan, tapi untungnya explore kali ini pakai mobilnya bang Eko hehe.

Tugu Khatulistiwa

Tugu Khatulistiwa memang destinasi wajib, dan pastinya sudah sangat familiar. Nah, destinasi selanjutnya ini yang anti mainstream, dan jarang dilakukan wisatawan tapi menurutku sangat terasa untuk mengenal Kota Pontianak lebih dalam.

Yess, melihat kehidupan masyarakat lokal yang sampai saat ini masih terjaga di Kampung Banjar Serasan Pontianak. Kami menghabiskan cukup banyak waktu di sini hingga matahari terbenam, dan aku pun merasa menemukan satu tempat yang ternyata cantik untuk hunting sunset.

Selfie di Banjar Serasan

Karena bukan tempat wisata tapi memang tempat tinggal masyarakat di tepi sungai, jadi tidak ada tiket masuk alias gratis. Di sini ada gertak atau jalan setapak yang terbuat dari kayu sepanjang kampung di tepian sungai kapuas.

Sebenarnya tempat seperti ini ada banyak, tapi sebagian besar sudah dirombak dan diganti dengan beton yang dibuat menjadi waterfront. Nah, Banjar Serasan inilah satu lokasi terakhir yang belum diubah menjadi waterfront, tapi aku pribadi berharap jangan sih, minimal kan ada satu tempat yang masih terjaga keasliannya ya kan?

Kucing Oren

Kami berlima menghabiskan cukup banyak waktu di tempat ini, sambil menyusuri sungai kapuas dengan melewati jalan setapak di atas sungai, kami melihat-lihat kehidupan masyarakat lokalnya. Mereka di sini benar-benar tinggal di atas sungai, sebagian besar bekerja sebagai nelayan, nah kalau sore ada banyak anak-anak main/berenang di sungai ini asik sekali. Aku juga menemukan kebanyakan anak di sini main bersama temannya, bukan dengan gadget tentunya.

Sambil explore aku juga sempat mengabadikan moment untuk sekadar bikin video singkat untuk aku upload, sudah bisa kamu saksikan di postingan berikut:

Sore di sini cantik sekali kan? Apalagi sehabis hujan, dengan backgournd ke arah barat plus sungai kapuasnya yang tenang, membuat perjalanan explore pontianak kami lebih terasa spesial. Berhubung sudah jauh-jauh ke sini tapi gak bawa tripod, kami meminta anak-anak lokal untuk fotoin kami, hehe.

Foto sebelum pulang, dengan background sunset dan sungai kapuas

Bagi yang bingung dengan lokasinya, kamu bisa parkir kendaraan di Tempias Kopi, lalu jalan kaki di jalan setapak gertak kayu ke arah Jembatan Kapuas. Karena jalannya adalah kayu yang sudah berumur, harap berhati-hati karena beberapa ada yang sudah rapuh.

Sekian dulu explore singkat di Kota Khatulistiwa kesayanganku ini, jika teman-teman butuh teman untuk explore kota sepertiku ini hubungi saja aku di instagram @sitimustiani ya! Hehe, semoga bermanfaat ☺️

Share this post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *