Bekal Berangkat ke Tanah Suci
Setuju gak sih kalau setiap orang muslim pasti ingin umroh, solat berjamaah di masjid nabawi, ziarah ke kota madiah, tawaf di mekah, sambil jalan-jalan city tour taif sambil menikmati kuliner khas arab langsung di tempatnya, itu sebabnya terus update Biaya Umroh 1 Orang 2025.
Setiap menjelang bulan Idul Adha ramai berita ataupun personal status tentang orang-orang yang berangkat ataupun melepaskan keluarganya ke tanah suci. Masih sama, setiap kali melihat kabah, Masjidil haram, Mesji Nabawi dan semua tentang Haji, membuat hatiku bergetar. Kapan aku akan dapat giliran kesana.
Bulan lalu, ibuku terkaget-kaget melihat perubahan antrian haji, selain perubahan antrian juga perubahan biayanya. Ibuku kalau menurut antrian di aplikasi haji milik Kemenag, akan berangkat tahun 2058. Masih sangat lama. Ibu sampai bilang, apa iya umur ibu sampai ke tahun tersebut? Ingin menangis rasanya mendengar ibu berkata demikian. Andaikan aku mampu ingin rasanya mendaftarkan ibu bapak ikut haji, tapi biayanya besar sekali, kisaran 300 juta per orang. Rasanya belum terbayang uang sebesar itu ada di rekeningku.
Aku agak bingung karena tahun-tahun lalu aku dengar kuota haji dikurangi karena Masjidil haram sedang melakukan pemekaran area. Aku pikir setelah itu, justru kuota haji akan diperbanyak karena nanti areanya makin luas, bukan? Tapi ternyata tidak, kebijakan baru justru membuat antrian haji dari Indonesia makin sedikit.
Rasanya seperti haji hanya milik mereka yang berduit banyak. Tapi, aku langsung beristighfar, meminta ampun kepada Allah atas pemikiran jelekku. Allah jelas-jelas mendengar setiap doa para pendaftar haji, Allah tau bahwa kita sudah berazzam kuat untuk berangkat. Maka insyaallah semua akan berangkat dengan ijin Allah yang masih belum tau itu kapan.
Allah memerintahkan haji bagi yang mampu. Mampu dalam artian banyak hal, tidak disebutkan haji bagi yang banyak uang. Karena uang saja belum cukup, tapi juga harus sehat dan mampu menunaikan rukun haji dan tentu saja hal itu terjadi ketika sudah sampai panggilan Allah kesana. Bagi yang belum mampu berhaji, Allah beri pilihan ibadah berupa umroh. Lagi-lagi bukan hanya tentang uang, tapi juga kesiapan dan kemampuam beribadah dan sampai panggilan Allah kesana.
Labbaik Allahumma Labbaik.
Labaika Laa Syarika Laka Labbaik.
Innal Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulk.
Laa Syarika Lak.
“Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu.”
“Tidak ada sekutu bagi-Mu.”
“Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu, begitu juga kerajaan adalah Milik-Mu.”
“Tiada sekutu bagi-Mu.”
Kalimat talbiyah inilah yang diucapkan semua jamaah haji ataupun umroh, jelas sekali terucap bagi mereka yang melaksanakan ibadah tersebut datang untuk memenuhi panggilan Allah. Artinya yang datang kesana, adalah mereka yang memang sudah mendapat panggilan Allah. Bukan perkara uang saja, sehat saja, mampu atau sekedar ingin, tapi ada perpaduan ikhtiar dan tawakal disana, memadukan doa dan usaha kita dengan panggilan Allah Azza Wajalla.
Sudah tak terhitung banyaknya, saya membaca kisah-kisah heroik, orang-orang yang dengan ijin Allah bisa umroh dengan ijin Allah. Umroh memang kerap menjadi hadiah istimewa untuk orang-orang yang diistimewakan. Haji juga kadang menjadi hadiah, cuma durasi antrian yang cukup lama membuat umroh menjadi lebih sering ditunaikan.