Riam Merasap Kabupaten Bengkayang
Sebelum hari H tiba, pastinya saya check dahulu itinerary perjalanan untuk minggu ini ke mana saja. Ya, mata pun melihat ke kalimat “Riam Berawant” saat teman-teman nge-rekrut saya menjadi anggota resmi Djelajah Borneo (8/9) ditambah lagi udah lama banget gak liat air terjun terakhir kali aku ke riam jugan dan merasap tahun 2014 lalu.
Langsung dengan sigap saya search di internet, bagaimana trekking-nya. Ternyata, bersyukur sepertinya akses menuju ke riam berawat’n tidak seperti yang saya bayangkan.
Saat prepare selama kurang dari dua minggu, itinerary ternyata ditambah oleh teman-teman yaitu mengungunjungi Riam Merasap dan jika masih ada waktu juga menggunjungi riam yang lainnya, karena di Bengkayang ini terdapat cukup banyak riam yang jaraknya tidak begitu jauh.
Bukan tempat pamer, melainkan tempat merenung. Bukan agar merasa sombong, melainkan agar merasa kecil. Bukan untuk dikuasai, melainkan untuk dijadikan guru,” Fiersabesari
Pada akhirnya, hari yang saya nantikan pun tiba (22/9), trip bersama kawan-kawan Djelajah Borneo kali ini hanya berjumlah 13 orang, 10 orang dari Pontianak yaitu Imam, Mayu, Taufik, Nova, Nanda, Ibed, Erwin, Yuni, Babel dan aku kemudian bertemu bang Beny dan dua temannya di Sanggau Ledo jadi ada 13 orang.
Perjalanan dimulai pukul delapan malam di titik kumpul Alfamart perempatan Siantan. Banyak sekali drama saat keberangkatan hari pertama, sampai pulang pun tetap drama. Tidak masalah, yang penting kita masih bersama. Ahsekk.
Oya, menuju ke Bengkayang kami menggunakan motor, untuk akses jalan menuju Kabupaten Bengkayang tidak begitu sulit, dan cukup mudah apalagi menggunakan google maps dengan jarak tempuh 238km dengan waktu sekitar 6 jam.
Ketika pukul 9.40 kami sudah tiba di Sungai Pinyuh singgah dulu di Indomaret Sungai Pinyuh, mereka menyebutnya ini adalah POS 1, mengapa? setelah saya telusuri di Indomaret ini merupakan check point yang buka 24 jam.
Jadi setiap kali melakukan perjalanan kemana pun (jika lewat sini) yang dapat dilakukan disini adalah membeli perlengkapan logistic atau keperluan lainnya, nge-cas handphone, numpang toilet,& isi bensin di SPBU depan Indomaret, numpang tidur bentar.
Perjalanan dilajutkan kembali pukul 10 malam, sedikit ngantuk saat perjalanan karena gak sempat istirahat setelah pulang sekolah. Perjalanan selanjutnya ini ditempuh selama tiga jam hingga sampai di Jln. Simpang Tiga Bengkayang, selama perjalanan beberapa kali imam menyuruhku untuk memantau teman-teman yang ada dibelakang dan kadang juga nanya apakah sudah mulai lelah?
Mau berhenti dulu, untuk istirahat? dan akhirnya kami istirahat sebentar untuk meregangkan otot-otot yang sedikit pegal karena kebanyakan duduk, ini penting karena untuk keselamatan agar semua anggota kelompok aman selama perjalanan.
Pukul 02 pagi, kami sampai di tengah Pasar Bengkayang, keadaan pasar saat itu masih sangat sepi karena sudah tengah malam, kami singgah di salah satu rumah makan padang Purti Bungsu di Komplek ex Terminal Bengkayang yang bukanya 24 jam untuk sarapan. Makanan disini murah banget, masakannya yah juga lumayan enak lah.
Setelah cukup mengisi tenaga, tak jauh dari rumah makan padang tersebut kami singgah di Masjid Agung Suhada Bengkayang untuk istirahat, karena keadaan kami sudah benar-benar sangat ngantuk kami putuskan untuk tidur sebentar di teras masjid sekalian solat subuh di masjid tersebut. Setelah tidur sebentar, tak terasa azan subuh sudah berkumandang, kami pun segera melaksanakan solat subuh.
Saat hari hampir pagi beberapa pemandangan bukit di daerah Bengkayang mulai kelihatan walaupun agak samar-samar karena kabut pagi. Karena sekarang sudah berada di pusat kota tujuan selajutnya adalah perjalanan menuju Sanggau Ledo, dengan jarak tempuh sekitar dua jam, aku dan imam berada di posisi paling depan.
Awalnya sempat heran karena dua teman yang lain kok masih kayaknya jauh dan belum keliatan padahal motor yang kami kendarai tak begitu laju, mungkin ada apa-apa, kami singgah di pinggir jalan dan ternyata motor yang dikendarai ibed dan yuni mengalami kendala yaitu ban bocor, pas dihubungi mereka sudah di bengkel, dan kami pun sepakat menuggu mereka di Pasar Sanggau Ledo.
Tiba akhirnya di Pasar Sanggau Ledo, saat anggota tim sudah lengkap sekitar jam delapan pagi, kita seharunya menunggu bang Beny disini, namun setelah dihubungi ternyata bang Beny diperkirakan sampai di Pasar Sanggau Led ini siang sekitar jam 12, yaudah kita ke Riam Merasap dulu, karena riam nya dekat sini juga. Siangnya kita kembali lagi ke Pasar Sanggau Ledo.
Riam Merasap (Air Terjun Merasap)
Menuju lokasi Riam Merasap tidak sulit, sudah banyak petunjuk bahkan sudah banyak warga yang tinggal di dekat sini, tapi tetap saja kami sempat kelewatan dan harus mutar balik lagi, untungnya gak begitu jauh. Riam Merasap ini merupakan air terjun yang juga digunakan sebagai pembangkit listrik PLTA di Bengkayang.
Tinggi riam ini sekitar 20 meter dan lebar sekitar 8 meter, banyak orang-orang yang menganggap air terjun Riam Merasap ini merupakan miniatur dari air terjun Niagara yang ada di Amerika Serikat. Hal itu karena kebanyakan air terjun di Indonesia memiliki lebar tidak lebih dari 3 meter.
Sempat kepikiran kenapa riam ini dinamakan Riam Merasap, pas saya search di google jadi menurut wikipedia air terjun ini mempunyai aliran air yang deras dan dari aliran air tersebut menimbulkan kabut dingin dari percikan air yang jatuh sehingga masyarakat sekitar menamainya air terjun Riam Merasap. Emang benar sih…
Di riam merasap ini kami tidak lupa mengabadikan moment dan juga makan siang, setelah makan siang sekitar pukul 12 siang, kami langsung kembali ke Pasar Sanggau Ledo untuk bertemu dengan Bang Beny. Bang Beny dan teman-temannya ternyata datang pakai mobil, mereka menawarkan tumpangan untuk barang-barang kami.
Langsung dengan sigap kami mengemas barang bawaan masuk ke dalam mobil. Alhamdulillah perjalanan sedikit lebih ringan tanpa beban. *Makasiiihh Bang Beny
Dari tadi nyebutin nama Bang Beny, sebenarnya siapa sih Bang Beny… oke untuk sekedar informasi, jadi bang Beny ini adalah temannya Bang Mayu dulu waktu kuliah, Bang Beny dan dua temannya yaitu Eko dan Uji, mereka memang suka travelling kayak gini, kebetulan juga mereka bertiga sebelumnya sudah pernah ke Riam Berawan, jadi kali ini merekalah yang menjadi guide kita untuk menuju lokasi.
Cerita selanjutnya di Riam Berawat’n (Air Terjun Berawan).
Wow keren air terjun di Kalimantan Barat ini…
Jaraknya jauh juga ya kalo dari Kota Pontianak, sampai lebih dari 200 kilometer..
Keren dong, masih banyak loh air terjun di Kalimantan Barat yang lebih keren lagi namun belum sempat saya explore…
Pasti keren-keren ya..
Ditambah pesona alamnya yang masih alami semakin membuat keren Kalimantan..
Semoga tetap asri lestari sampai selamanya.. Aamiin
Kerennn
Yap, thank you rangga
mantap sekali reviewnya dek siti mustiani.com …….berap jauh lagi dari riam merasap jaraknya?
thank you Mr. Feby, nggak jauh kok pak sekitar satu jam lah
Boro-boro mao ke riam, ke bukit jamur yang duluan ngehitz jak belum pernah -____-
Mantap air terjunnye, Wadaw…
aku juga belum pernah ke bukit jamur sih sebenarnya… hahahaha
thank you bro