Jelajahi Wilayah Barat Pulau Nusa Penida, Bali
Nusa Penida – Sebelum 2021 ini berakhir, saya ingin menyelesaikan beberapa tulisan perjalanan Road Trip Jawa-Bali ini, yang artikelnya sempat tertunda karena terlalu fokus menulis lomba blog (dan gak ada yang menang satu pun, wkwk). Semoga PR ini dapat selesai sebelum melakukan Road Trip selanjutnya dengan bucket list yang baru. Amiin, Insya Allah.
Mengingat kala itu kami melakukan perjalanan menggunakan kendaraan motor pribadi dari Pontianak-Semarang-Wonosobo-Bandung-Yogyakarta-Batu-Malang-Banyuwangi-Bali-Nusa Penida (selama 40 hari) *backpacker gitu, jangan dibayangin capeknya gimana, tapi saya puas karena punya banyak bahan tulisan untuk blog ini.
Meskipun perjalanan ini dilakukan di tengah pandemi, tapi kami tetap menerapkan protokol kesehatan yaa, setiap melewati lintas kapal/provinsi wajib melakukan Swap PCR Antigen secara berkala.
Intip beberapa tulisan yang sudah terbit di Road Trip 2021 (meskipun ditulis secara random sih, hehe).
Kali ini masih tentang Bali, provinsi yang paling lama saya menetap di perjalanan kali ini yakni 12 hari. Seperti yang kita tahu Bali merupakan pulau cantik di Indonesia, yang berita tentang keindahannya pun telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Tidak peduli musim liburan atau tidak, tetap saja banyak wisatawan yang datang ke sini, namun sayangnya Bali banyak berubah semenjak Pandemi COVID-19 ini, saya rasa Bali lah yang paling merasakan dampaknya dibidang pariwisata.
Wisatawan SEPIIIII SEKALI, bahkan banyak hotel terpaksa tutup, tempat hiburan dan pusat belanja juga banyak yang tutup. Walau pun saya sebenarnya cukup kesulitan mendapatkan tempat menginap, tapi Alhamdulillah masih ada warga lokal yang masih bertahan untuk buka, dan spot yang saya jelajahi pun tidak ramai penunjung (berasa private place gitu, mau foto-foto gak pake rebutan dong).
Okee, lanjut ke tujuan utama tulisan ini dibuat, yakni tentang Pulau Nusa Penida sebenarnya saya sempat dilema untuk menuliskannya, apakah berdasarkan spot yang saya kunjungi dalam satu artikel masing-masing, atau banyak tempat tapi langsung dijadiin satu artikel saja.
Soalnya kalau ke Nusa Penida ini memang lokasi wisatanya berdekatan, jadi satu wilayah bisa ada banyak spot yang bisa diexplore dalam sehari. Ibarat membeli makanan sepat saji, Nusa Penida ini seperti sebuah Paket Spesial Combo, bisa dapat banyak!
Jadi, saya tulis secara khusus spot di bagian Wilayah Barat Pulau Nusa Penida saja ya. Tenang, disini kita dapat explore Nusa Penida gak sampai seharian pakai motor dengan harga yang terjangkau. Percaya deh! Karena saya tulis ini dengan jujur dan berdasarkan pengalaman pribadi.
Nah, biasanya untuk sampai di Pulau Nusa Penida ada beberapa opsi tempat menyebrang, bisa lewat Sanur, Tanjung Benoa, Padang Bai. Karena trip saya ini bawa kendaraan motor pribadi jadi kami melakukan penyebrangan ke Pulau Nusa Penida dari Pelabuhan Padang Bai (karena hanya dari Padang Bai saja kami dapat menyebrang dengan membawa kendaraan).
Oh iya dari Padang Bai kita juga bisa langsung ke Pulau Lombok (dengan Kapal Ferry yang lebih besar, bisa bawa kendaraan juga), Gili Trawangan, dan Gili Air (nah ini cukup pakai speed boat saja).
Untuk sekali jalan ke Nusa Penida dengan kendaraan motor plus 2 orang dewasa harganya Rp.119.600,- bayarnya pake kartu BRIZZI dari ASDP Indonesia Ferry (kalau belum punya, bisa buat langsung di lokasi, gratis kok).
Kapal mulai jalan dari Pelabuhan Padang Bai pukul 09.30 WITA pagi, kamu bisa bawa bekal atau sarapan dulu sebelum naik kapalnya. Kalau lupa, tenang di kapal ada yang jualan kok, tapi you know lah harganya pasti lebih mahal dua kali lipat. Di atas kapal selama kurang lebih 1 jam, kita dapat menikmati laut biru bali, jika beruntung ada sekawanan lumba-lumba atau pari manta (tergantung musim) juga muncul di permukaan.
Untuk fasilitas di kapal cukup lengkap, kita menyimpan motor di dek paling bawah, kita cukup menunggu di deretan kursi dek lantai dua (karena sepi, bisa lah sambil selonjoran meluruskan kaki), tersedia cafeterania, toilet, tempat cuci tangan, colokan kalau mau charge hp. Kapasitas kapal ini sebenarnya mampu menampung hingga 200 orang, tapi yang naik waktu itu hanya 30 orang.
Saat mendekati pelabuhan penyebrangan di Pulau Nusa Penida, saya sudah siap di atas motor untuk antri keluar beserta kendaraan lain yang juga menyebrang. Jumlah motor kala itu hanya 10 unit termasuk punya kami, sisanya mobil dan truk yang berisi bahan makanan seperti sayur dan buah.
Ketika keluar dari kapal, saya pun langsung set google maps, menuju ke destinasi pertama yaitu Kelingking Beach. Oh ya untuk sinyal disini sudah aman ya, jadi tenang saja selama explore Nusa Penida jangan khawatir kehilangan signal, kecuali habis kuota atau baterai, hehe.
1. Kelingking Beach
Setelah 20 menit dari pelabuhan sampailah saya di Kelingking Beach, untuk jalannya ternyata cukup mudah sodara-sodara jalur utama mengikuti garis pantai dan sudah beraspal mulus lengkap beberapa titik SPBU.
Hei, siapa yang tidak kenal dengan Kelingking Beach, keindahan pantai putih yang dipadukan dengan gradasi warna biru-putih-hijau antara laut-ombak-pantai hingga rerumputan, serta memiliki tebing khas seperti tubuh kepala t-rex/badan brontosaurus ini menjadi spot yang wajib banget untuk dikunjungi kalau ke Nusa Penida.
Beruntung, saat saya tiba cuaca cerah (oo jelas saat itu tepat pukul 12 siang), pengunjung sepi bebas lah berfoto dengan gaya apapun, eh maksudnya di spot mana pun. Kalau selama ini hanya lihat-lihat di instagram, heii I am here right now! Ekspetasi saya diluar dugaan, karena aslinya lebih cantik dibandingkan yang ada di foto, ditambah lebih rimbun semak-semaknya.
Jujur, sebenarnya melihat pantai di bawah benar-benar bikin jantung mau copot. Dalam hati pengen sih untuk turun sampai ke bawah, tapi tidak ada orang lain yang bersama kami waktu itu apalagi turunnya curam sekali. Jadi, saya mengurungkan niat untuk turun ke bawah sana. Lain waktu saja kalau datang ke pantai ini lagi, jadi saya putuskan untuk bersantai di view point atas saja.
2. Pasih Uug/Broken Beach
Lanjut ke spot yang kedua, Pasih Uug atau Broken Beach, lokasi ini juga jadi spot menarik untuk foto-foto. Memang lucu sih ada lubang besar menganga di tengah batu karang. Pantaslah namanya βpasih uugβ yang kalau diartikan menjadi pantai rusak, ya broken beach namanya.
Karena masih pukul 13 siang matahari masih terang menyinari, warna gradasi dari air laut biru hingga hijau toska benar-benar tampak. Sesekali kita juga melihat gelombang warna putih dengan suara deburan ombak yang menderu-deru cukup kuat.
3. Angels Billabong
Bersebelahan dengan spot sebelumnya yaitu Broken Beach, ada sebuah plang dengan penujuk anak panah bertuliskan Angels Billabong, cukup berjalan kaki 3 menit.
Saya tidak tahu siapa yang memberi nama Angels Billabong ini, kemungkinan besar sih orang asing (Australia mungkin?). Memang bentuknya seperti danau, laguna kecil berair asin.
Menurut anak lokal yang sedang berjualan minuman dingin di sekitar lokasi, jika mau berenang, perhatikan dulu apakah air laut sedang pasang dan apakah laut sedang berombak tinggi atau tidak. Karena kalau ombaknya tinggi, hempasannya bisa menyeret kita ke laut loh *ngeri bukan?
Yang tidak turun saja juga harus waspada dan extra hati-hati, karena batuan karangnya tajam dan bisa melukai jika kita terpeleset atau terjatuh. Kami menghabiskan cukup banyak waktu disini, sembari ngobrol santai sambil menikmati laut dan makan siang.
4. Crystal Bay Beach
Crystal Bay Beach ini juga tidak terlalu jauh dari Angel Billabong, sekitar 15 menit berkendara motor. Jika datang saat hari cerah, laut birunya berkilauan semacam kristal. Ya, mungkin itu kenapa namanya Crystal Bay. Oh ya, disini kita juga bisa snorkeling dan surfing. Sayangnya saat kami ke sana, lautnya sedang berombak tinggi dan sudah sore, jadi kalau mau snorkeling pasti zonk dan mabuk dikocok ombak.
Saya pun menghabiskan waktu hingga sore di pantai ini sambil menuggu sunset, benar saja matahari terbenam tepat di sebelah barat di dahapan kami. Saya rasa lokasi ini adalah tempat yang sempurna untuk melihat senja meskipun tidak lama.
Gimana, gak sampai 12 jam kan? Apalagi semua spot yang saya datangi ini GRATIS untuk dikunjungi, tapi tetap meskipun tidak bayar sebagai pengunjung sebaiknya kita bertanggung jawab, tidak merusak apalagi meninggalkan sampah, dan beli lah jualan dari warga lokal, setidaknya membantu mereka yang masih bertahan meskipun di masa pandemi seperti ini.
Oh iya, jika saya buat rute perjalanan semua tempat Nusa Penida bagian Barat di Google Maps seperti dibawah ini:
Sebenarnya masih banyak tempat-tempat lain di Pulau Nusa Penida yang menarik untuk dijelajahi, ini baru wilayah Barat loh belum wilayah Timur dan Selatan, jadi pasti saya akan ke sana lagi dan mungkin dengan waktu yang sedikit lebih lama.
Entah ada magnet macam apa di Bali ini. Karena berapa kali datang, saya gak pernah sedikit pun merasa bosan dengan atmosfirnya dan selalu saja excited. Jadi, sempat beranda-andai nih kalo punya kesempatan, pengen banget tinggal di Bali untuk beberapa bulan, doakan semoga bisa kesampaian yaaa.
Bali memang sesuatu banget ya. Terkhusus Nusa Penida, jadi rindu untuk kembali π
Aaakk, kalian anak muda yg sungguh luarr biasaaa!!
Keren banget ini mahh, aselik pengalaman backpacking yg luar biasa.
barokALLAH, aku tunggu cerita2 ciamik selanjutnya yaaaa
Mewek guling2, karena aku beloomm pernah menginjakkan kaki di Nusa Penida ππ Pemandangan yang teramat indah, luar biasa. Kepengen suatu hari nanti bisa berkunjung ke Christal Bay Beach juga, Ang3ls Billabong dll.
Saya baru tau kalau ke pantai-pantai yang di artikel ini gratis. Kirain berbayar, apalagi tempat-tempatnya kan terkenal juga. Asik juga keliling sehari ke beberapa pantai sekaligus, ya
Gila…40 hari roadtripnya, puas banget pasti! Kupikir awalnya sewa motor lho, Kak. Ternyata bawa motor pribadi dari Pontianak.
Keren sekali kalian!
Aku belum banyak eksplor Nusa Penida karena waktu tahun 90-an aku tinggal di Bali, masih susah akses ke sini.
Ya ampun mupeng banget aku baca ini. Ada rute lengkap pulak…aku maeti kepoin kalau satu waktu ke sana
Nah peer gue nih, ke Bali beberapa kali termasuk pas pandemi kemarin yang bener-bener sepi, lum sempat juga lompat ke Nusa Penida hiks hiks. Pastinya sih bali kan ngangenin jadi mau kesana lagi, pasca new normal kali yaaa..
Fokus pada lomba blog tapi nggak ada yang menang. Kok sama sih kita? π Udah, fokusin nulis cerita trip kemarin aja, San. Sangat memanjakan mata buibu kayak aku yang belum bisa ke mana-mana. Ya Allah itu pantainyaaaa …. cantik banget Indonesia. Cantik banget Nusa Penida.
Pengin banget bisa ke Angel Billabong… bakalan happy tuh berendam di situ, asalkan waspada ya dengan air pasangnya.
Dulu aku cuma sampai Nusa Lembongan dan Ceningan aja, enggak menjejak ke Nusa Penida. Semoga suatu saat bisa kembali ke sana dan bisa explore lebih banyak lagi.
Wahh keren bangettt memulai perjalanan jawa-bali, aku mau ke bali gak pernah jadi-jadii.. Dari dulu ngidam banget, karena pesona dan wisatanya yang indah banget, mulai dari pantai, budayanya dan masih banyak lagi.
Masuk wishlist banget ke Nusa Penida. Bali nya aja belum ke eksplore semua. Masih dikit banget. Kalo pandemi kelar banget, jalan jalan kesana wajib banget π
Sampe sekarang masih penasaran pengin nyobain nyeberang dari Ketapang (Banyuwangi) ke Bali. Bulan lalu udah sampe Ketapang tapi nggak berani nyeberang karena pandemi lagi parah2nya. Belum pernah ke Nusa Penida juga. Kapan2 nyoba aah
Ya ampun, jadi jalan-jalan segitu banyak tempat kemarin itu cuma 40 hari dan naik motor dari Pontianak. Saya kirain berbulan-bulan dan nyewa motor, lho. Keren… Aku suka ngikutin perjalanan Kakak di Ig π
Belum bisa ke Bali nih, mbak. Liat pemandangannya asyik bangetπ
Jadi ngebatin, kapan bisa ke sana. Wkekwk
Semoga tahun depan bersama pasangan halal. Ehπ
Mbak inspiring banget perjalanannya Aku setengah mati dibikin iri nih wkwkwk. Tapi membaca keseruan perjalanannya ke nusa penida ini saja sudah membuatku cukup bahagia …
Racun banget sumpahh postingan ini π
Saya orang Bali belum pernah kesini untuk liburan lho, Mba. Cuma waktu itu pernah perjalanan spiritual saja naik fast boat dari Kusamba.
Tahun ini maunya kesana tapi urung terus karena berbagai hal.
Saya izin share artikelnya ke doi yaa, siapa tau dia tertarik untuk ajakin saya liburan wkwkkw
Nusa penida mah emang selalu emejing mbak. Satu kali gak bakal puas selalu pingin lagi dan lagi. Semoga setelah pandemi berakhir bisa ke sini
Wow, 40 hari perjalanan naik motor, itu gimana rasanya. Saya aja naik motor 2 jam udah pegel banget, hehehe. Tapi kalo touring rame-rame bakalan seru ya. Rasa lelah bisa hilang perlahan. Apalagi setelah sampai di tujuan ngeliat pemandangan laut yang biru banget. Keren banget wisatanya Mba.
Duh Mbak kok senang banget ya bisa jalan-jalan sampe sini
Aku pernah ke Bali tapi enggak sampai di Nusa Penida
Cuma lihat arahnya aja di jalan, haha
Sehat-sehat ya Mbak
Kalau ke Surabaya berkabar…
MasyaAllah cantik banget pantai-pantai di Nusa Penida. Mengingatkan saya sama film lawasnya Leonardo Dicaprio The Beach yang settingnya di Thailand. Mirip pantainya dengan pasir putih, batu-batuan dan air laut yang jernih. Jadi pengen ke Nusa Penida nih suatu saat nanti.
Aku hanya bisa berkata, wow MasyaAllah woww amazingg. Keren bangett.
Mauu bangett lahh kesanaaaa
Kak siti keren ihh jangan2 udah keliling indo nihh?
wah salut banget sih kak 40 hari backpackeran pakai motor. pengin deh jalan-jalan keliling gitu juga pasti seru banget banyak cerita yang didapet :’)
Aku ngebayangi backpaker selama 40 hari itu naik motor duhhh pasti asiiiiiiiik banget, seru juga, dan jadinya aku bikin wishlist untuk ikutan juga kaa.
Nusa penida ini cakep bngt ka, apalagi dapat sunset tepat di ujung mata, pesona yang benar benar indah