Gerbang Tama Ka’ Lawakng Lintas Bengkayang-Singkawang Bagian Timur
Adil ka’ Talino, Bacuramin ka’ Saruga, Basengat ka’ Jubata. Sebuah salam pembuka khas masyarakat Dayak Kalimantan tertulis di prasasti gerbang perbatasan antara Kabupaten Bengkayang dengan Kota Singkawang (Bagian Timur). Namanya, Gerbang Tama Ka’ Lawakng inilah satu diantara tiga gerbang ikonik yang menggabarkan ceriminan budaya dari etnis besar di sini.
Bagi yang belum tahu, di penghujung tahun 2022 Kota Singkawang punya tiga gerbang unik yang dibagun di tiga perbatasan antar kota/kabupaten, semua desainnya berbeda-beda tapi masing-masing mencerminkan tiga suku/estis yang ada di Singkawang. Beberapa gerbang tersebut diantaranya adalah: Gerbang Cap Go Meh, Gerbang Tama Ka’ Lawankng, dan Gerbang Mahligai Pesisir.
Berlokasi di Jalan Raya Singkawang-Bengkayang tepatnya di Kecamatan Monterado, gerbang dengan aksen khas Suku Dayak ini berdiri kokoh, dengan warna dominan merah, kuning, biru (mirip warna Alfamart). Dinamai Tama Ka’ Lawakng bukan tanpa alasan, melainkan ada istilahnya sendiri.
Jadi istilah Tama dan Lawakng ini adalah bahasa yang sudah familiar sering digunakan oleh sebagian besar sub-Suku Dayak di Kalimantan Barat. Tama Ka’ Lawakng diartikan secarah harfiah “Silahkan masuk ke gerbang/pintu besar”.
TAMA /ta.ma’/ silahkan; mari masuk. Penggunaannya pada pergaulan sosial sehari-hari yakni ketika tuan rumah mempersilahkan masuk kepada tamu yang datang. Kata/istilah tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada tamu.
KA’ /ka’/ ke/menuju/pada. Menandakan atau mengarah pada suatu tempat.
LAWAKNG /la wa’ng/ pintu (gerbang). Gerbang Suku Dayak terdiri dari banyak tiang yang melambangkan adanya ratusan sub suku dengan bahasa yang berbeda namun penggunaan sejumlah istilah atau kata memiliki kesamaan pengertian. Hal yang seringkali membedakannya adalah intonasi, logat atau cara pengucapannya saja.
Gerbang Tama Ka’ Lawakng
Alamat: Lintas Bengkayang-Singkawang Bagian Timur
📍 V473+273, Rantau, Monterado, Bengkayang Regency, West Kalimantan 79181