Makan Sambil Nostalgia di Bakso Cahaya Abadi
Sebagai penggemar makanan Bakso, di Pontianak saya punya beberapa tempat favorit, tapi tak semua saya tuliskan di blog ini. Biasanya kalau sudah saya ulas di blog ini itu artinya, bakso ini spesial bahkan lebih dari sekadar bakso biasa, termasuk Bakso Cahaya Abadi yang makan di sini bisa sambil nostalgia masa-masa waktu kecil.
Bakso Cahaya Abadi memang masih baru, bahkan sampai hari saya menulis artikel ini saja statusnya mereka masih soft opening jadi wajar saja masih banyak yang belum tahu tentang tempat ini.
Kedatangan saya ini juga memang sudah diniatkan beberapa hari sebelumnya, diawali dengan sekedar lewat terus penasaran (tapi gak mampir karena masih kenyang), kemudian kedatangan pertama melihat tulisan “sedang rehat sejenak” (mungkin sudah habis juga sih) akhirnya pulang, baru deh besoknya baru kesampaian untuk mampir dan mencoba beberapa kudapan kuliner yang ada di sini.
Dari luar nuansa hijau dengan beberapa ornamen lampu antik membuat kesan jadul, terlihat beberapa kalangan mulai dari anak muda, hingga datang sekeluarga makan di sini.
Nah, pas lihat dari depan kok ramai antrian panjang sampe terasnya. Ternyata untuk makan bakso di sini cukup unik, karena kondimen bakso bisa kita ambil sendiri (self service) sesuka hati, bayarnya nanti sesuai banyaknya ya 😁
Pengunjung akan dikasi nampan, nomor meja, dan mangkok (btwe, di sini mangkoknya cukup besar ya, tak seperti mangkok bakso pada umumnya), lalu tersedia capitan tinggal ambil lagi deh jenis pentolan bakso yang diinginkan di sebuah meja kompor prasmanan.
Beberapa pentolan bakso yang dapat dipilih diantaranya: bakso kriwil, bakso urat, bakso keju, bakso jamur, bakso abadi (ini pas saya datang sudah habis, harganya paling mahal sepertinya ini ukurannya cukup besar ya), ada bakso lava, bakso halus, bakso kasar, dan tahu bakso. Pentolan bakso ini harganya mulai dari 3ribuan ya.
Setelah milih-milih pentolan bakso beserta tahu, lanjut kita akan memilih mie yang terdiri dari tiga jenis, yaitu mihun, mitiaw, dan mi kuning. Btwe, di sini kita bebas memilih mie sebanyak apapun, boleh juga dicampur, harganya sama yaitu 5ribu.
Jadi ambil banyak atau sedikit harganya sama ya, yang penting dihabisin, hehe. Btwe, selama antri pilih-pilih kondimen di sini suhu-nya cukup panas, soalnya cukup dekat dengan kompor.
Kalau sudah memilih mi dengan porsi yang diinginkan, kita akan ditanya untuk pilihan pakai sayur atau tidak, dan kuah szechuan mala (pedas) atau kaldu (tidak pedas), lengkap dengan bawang goreng dan daun sop. Untuk tambahan lainnya ada pangsit goreng dengan harga 2ribu. Oh iyaa untuk kuah dan sayurnya gratis ya, yang penting habis dimakan.
Apa yang sudah diambil tadi nanti akan dicatat oleh petugasnya sesuai dengan nomor mejanya, kalau sudah set tinggal bawa deh ke meja tempat duduk yang diinginkan. Selain bakso kali ini saya juga memesan satu minuman teh es dengan ukuran jumbo, dan empat pcs bakwan ebi.
Sebelum makan, saya cukup salfok sama beberapa pelayan yang mengantarkan makanan/minuman di sini, sepertinya beberapa pekerja di sini adalah mereka penyandang disabilitas loh. Mereka mengantarkan makanan bahkan membersihkan meja dengan semangat sekali 😍
Baiklah ini dia menu bakso yang saya pilih, tiga jenis mie yang dicapur dengan pentolan bakso urat dan bakso halus, pake kuah kaldu. Untuk kuahnya sendiri menurut saya sudah cukup pas, tapi bagi kamu yang ingin menambah citarasa sesuai selera bisa tambahkan jeruk, sambal, maupun kecap yang sudah disediakan di masing-masing meja.
Meskipun ini baru pertama kalinya saya makan di sini, tapi menurut saya sudah cocok dengan lidah saya pribadi. Tapi kembali dengan selera masing-masing ya. Hemmm… apakah bakalan seperti tagline Bakso Cahaya Abadi ini, yaitu “Rasanya Abadi, Selalu di Hati” 😊
Setelah makan bakso, selanjutnya saya menikmati kudapan kuliner gorengan bakwan ebi, ini sudah dapat sambal khusus bakwan yaa, soalnya sambalnya beda bukan sambal untuk bakso.
Bakwan ini benar-benar baru digoreng, jadi masih hangat, garing, ukurannya cukup besar dengan harga 3ribu per pcsnya. Aromanya wangi, apalagi kalau dinikmati dengan cocolan sambal bakwan. Atau kalau mau coba dicampurkan dengan kuah bakso juga enak loh ternyata.
Oh iya, selain bakwan di sini juga ada gorengan lainnya seperti pisang goreng, dan risol. Hanya saja pas saya datang yang tersisa cuma bakwan doang. Sepertinya kedatangan saya ini kemalaman deh ya.
Sambil makan sambil nostalgia, berhubung pas makan bakwan tiba-tiba turun hujan (kok bisa pas gitu ya, kan makin nikmat), seketika lihat-lihat ornamen sekitar ruangan dengan barang-barang antik dan jadul, seperti kaset, mesin tik, telpon koin, poster-poster iklan jaman dulu, lampu lentera anti badai, eh malah berujung cerita tentang masa kecil 😚 (keknya bakal ketahuan yaa umur kita kalau ada yang pernah pake beberapa produk yang dipajang ini).
Overall, menyenangkan sekali makan bakso dan bakwan di sini, semuanya habis tak tersisa selain memang lapar, hujan, jadi enak pula ya kan. Untuk biaya yang saya habiskan makan berdua di sini adalah Rp.78.000,- berikut saya spill bill ya sebagai bukti kalau kali ini adalah review jujur dan saya gak lagi diendorse 😊
Next, kalau datang ke sini lagi pengen cobain nasi goreng, kopi, air tebu deh hehehe. Ada yang mau nemenin?
Bakso Cahaya Abadi
Instagram: @baksocahayaabadi
Buka Setiap Hari: 07.00 Pagi – 22.00 Malam
Alamat: Jl. Adi Perdana No.A17, Parit Tokaya, Kec. Pontianak Sel., Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78115
Terimakasih sudah mampir dan membuat review untuk kami. Kami sangat senang dan terbantu membaca review dari kakak. 🥺