Cagar Budaya Rumah Keluarga Marga Tjhia

Satu lagi destinasi wisata budaya sekaligus kuliner yang tak boleh dilewatkan jika mampir dan berkunjung ke Kota Singkawang, destinasi tersebut bernama Kawasan Tradisional Rumah Keluarga Marga Tjhia, salah satu cagar budaya, berada di pusat Kota Singkawang yang sudah berdiri lebih dari 120 tahun.

Cagar Budaya Rumah Keluarga Tjhia dibangun Tahun 1902

Rumah Marga Tjhia merupakan rumah yang didiami oleh keluarga Tionghoa keturunan langsung marga Xie Shou Shi (Tjhia Siu Si).

Kawasan ini awalnya dibangun pada tahun 1901-1902 silam, bentuk bagunan yang memiliki arsitektur etnik Tiongkok Siheyuan (salah satu jenis bangunan khas Tiongkok Utara) berbentuk U, dengan pondasi sebagian besar terbuat dari kayu besi (belian) menghadap sungai.

Kawasan Tradisional

Gerbang megah berwarna merah bertuliskan “Kawasan Tradisional” ini seolah menyambut dengan kedatangan para pengunjung, sebuah komplek yang terdiri dari beberapa rumah bertingkat menandakan bahwa tidak hanya satu keluarga yang tinggal disini melainkan ada banyak kepala keluarga. 

Di bagian tengah komplek rumah ini terdapat sebuah ruangan khusus untuk berdoa, seperti altar lengkap dengan meja, patung, beberapa lilin besar, dupa, serta pernak pernik keagamaan lainnya.

Berada di lokasi ini seolah mengingatkan pada rumah tetangga saya saat masih kecil yang sering saya kunjungi, lantai berpapan kayu licin dan bersih, serta wewangian kertas uang arwah yang dibakar menjadi abu.

Dupa

Sekilas sejarah tentang tokoh bernama Chia Siu Xi, beliau adalah seorang perantau pada masa koloni Belanda yang beasal dari pesisir Fujian Tiongkok sekaligus perintis berdirinya Rumah Marga Tjhia.

Dulunya, Xi dan beberapa temannya berlayar menggunakan perahu lebih dari 120 tahun lalu dari Desa Jian Mei, Hai Cang Fujian Tiongkok, menuju Asia Tenggara, karena ada wabah akibat bencana alam dan ulah manusia di daerah asalnya.

Perjalanan yang sungguh beresiko mengarungi lautan, hingga akhirnya terdampar di Semenanjung Malaya (sekarang Malaysia).

Tapi sayangnya disana mereka tidak tinggal cukup lama karena terjadi peristiwa kerusuhan, sehingga Xi memutuskan untuk melarikan diri bersama beberapa kuli hingga tiba di Singkawang, dulu masih sebuah dusun kecil yang dikelilingi hutan belantara. 

Selama menetap di Kota Singkawang, Xi bekerja keras untuk menggarap lahan agar dapat bernilai ekonomis. Xi akhirnya menjadi orang sukses dari hasil pertanian dan perkebunan yang digarapnya menjadi kebun karet, kebun kelapa, dan buah-buahan.

Hingga akhirnya, daerah perkampungan kala itu menjadi lokasi dagang yang cukup ramai dan tersohor di mata masyarakat maupun penjabat pemerintah koloni Belanda.

Foto Chia Siu Xi
Rumah Jaman Dulu

Kawasan rumah yang memiliki luas 5000 m2 ini pertama kali didirikan pada 4 Februari 1901, dibangun tepat di atas tanah hibah pemerintah Belanda dengan memiliki dua ruangan besar yang penuh dengan ornamen, ukiran, dan juga kaligrafi berwana emas di setiap atas pintu.

Awalnya bangunan ini berfungsi sebagai rumah dan kantor dagang bernama Chia Hiap Seng, dulunya tepat di depan bangunan ini ada sebuah pelabuhan kapal dagang yang lewat Sungai Kuala tembus langsung ke lautan sebagai jalur perdangangan ke Malaysia dan Singapura.

Sekarang kawasan ini dipakai untuk tempat tinggal keturunan Chia Siu Xi generasi ke-empat sampai ke-tujuh. Bangunan tradisional ini oleh masyarakat Tionghoa Singkawang lebih dikenal dengan sebutan “Thai Buk” yang artinya rumah besar.

Infografis Rumah Keluarga Marga Tjhia
Foto sejarah pembangunan rumah dan keluarga
Bagian Tengah

Perlu kamu ketahui, meskipun kawasan tradisional ini sangat luas, hanya saja tidak semua lokasi dapat diakses secara umum, karena ada bagian rumah yang masih mereka tinggali layaknya rumah pribadi.

Jadi, lokasi bagian yang saya foto ini boleh dikunjungi, biasanya di bagian aula juga mengadakan acara-acara tertentu loh.

Oh iya ada satu restoran kuliner khas Singkawang yaitu Choi Pan atau Chai Kue. Namun, saat saya datang tempat kulinernya sedang tutup karena masih hari raya imlek.

Restoran Choi Pan

Sungguh lokasi ini menyimpan banyak sekali cerita dari masa kedatangan orang Tiongkok ke negeri ini, mereka berkembang dan terus mempertahan budaya dan tradisi. Semoga tempat-tempat seperti ini tetap lestari dan terjaga kebudayaannya.

Penasaran dengan tempat ini? Silahkan kunjungi Jalan Budi Utomo, Gang Tradisional Nomor 45, Condong, Singkawang Tengah, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Share this post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *