Wisata Sejarah di Keraton Amantubillah

Setiap melakukan perjalanan lintas daerah pasti kalian punya tempat singgah untuk sekedar makan, istirahat atau meeting point. Biasanya tempat tersebut memiliki lokasi yang strategis dan mudah untuk dijangkau, seperti Kabupaten Mempawah ini, kota transit ini menjadi andalan untuk singgah jika melintas beberapa Kota atau Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat.

Tapi siapa sangka Kabupaten ini memiliki sebuah sejarah dari Kerajaan Mempawah, dimana terdapat sebuah Istana Amantubillah sebagai keraton kejaraannya.

Menurut sejarahnya, Istana Amantubillah telah berdiri kokoh di Desa Pulau Pedalaman, Kecamatan Mempawah Timur, Kalimantan Barat. Bagunan ini dibangun pada masa Pemerintahan Gusti Jamiril yang memiliki gelar Panembahan Adi Wijaya Kesuma pada tahun 1761 – 1787 yang merupakan sultan ke-3 Kesultanan Mempawah kala itu.

Teras Keraton Amantubillah Mempawah

Bagunan Istana Amantubillah Mempawah memiliki warna sebagian besar hijau muda atau tosca. Begitu menginjakan kaki di area istana ini, para pengunjung akan disambut pintu gerbang istana yang bertuliskan “Mempawah Harus Maju, Malu Dengan Adat”. Begitu melewati gerbang, kita akan melihat halaman dengan rerumputan hijau dengan beberapa meriam yang diletakan diatas rumput.

Good Mood

Kompleks Istana Amantubillah Mempawah ini dibagi menjadi tiga bagian utama yakni bangunan utama, sayap kanan dan sayap kiri. Dahulu, bangunan utama di istana ini merupakan singgasana raja beserta permaisuri hingga para keluarga raja. Sementara itu, bangunan bagian kanan dijadikan tempat untuk mempersiapkan jamuan makan bagi kalangan keluarga istana. Segala keperluan jamuan makan bagi para tamu istana dipersiapkan di bangunan ini.

Sementara, pada bagian gedung sebelah kiri dijadikan ruangan pusat untuk mengurus administrasi pemerintahan kerajaan. Selain itu, bangunan di bagian kiri ini juga sering digunakan sebagai aula tempat pertemuan raja dengan para abdi dalem, seperti rumah kerajaan pada umumnya.

FYI: Amantubillah sendiri memiliki arti “Aku Beriman Kepada Allah”. Dalam perjalanannya, istana ini pernah mengalami kebakaran di tahun 1880 tepatnya saat tampuk kekuasaan dipegang oleh Gusti Ibrahim yang memiliki gelar Panembahan Ibrahim Mohamad Syafiuddin dan berkuasa di tahun 1864 hingga 1892.

Saat ini ketiga bangunan sudah berubah fungsi seperti bangunan utama saat ini sudah dirubah menjadi museum Kerajaan Mempawah yang menyimpan berbagai peninggalan kerajaan seperti singgasana raja, busana kebesaran, payung kerajaan dan lain sebagainya. Bangunan ini juga menyimpan foto-foto raja yang pernah berkuasa di istana ini beserta para keluarganya.

Sementara itu, bangunan kanan bangunan ini memiliki fungsi sebagai pendopo istana dan bangunan bagian kiri saat ini dijadikan tempat tinggal para kerabat Kerajaan Mempawah. Di kompleks istana ini pengunjung juga dapat melihat kolam bekas pemandian sultan beserta keluarganya namun saat ini kondisinya sudah tidak berfungsi lagi karena terjadi pendangkalan dan tertutupnya saluran air yang menghubungkan kolam dengan anak Sungai Mempawah.

Tidak jauh dari lokasi Istana Amantubillah Mempawah, terdapat sebuah jembatan gantung penghubung antara anak sungai mempawah. Jembatan ini masih difungsikan oleh masyarakat Mempawah untuk menyebrang baik menggunakan sepeda, motor atau jalan kaki dari pasar mempawah ke kawasan keraton atau sebaliknya.

Jembatan Gantung

Jembatan ini tidak dapat dilalui oleh mobil, ada jembatan yang lebih besar khusus untuk mobil dan kendaraan lainnya di Kelurahan Terusan Kecamatan MempAah Hilir dan Kelurahan Pulau Pedalaman Kecamatan Mempawah Timur.

Jika tidak ada orang yang sedang lalu lalang, kamu dapat memanfaatkannya untuk hunting foto di Jembatan Gantung berwana kuning dan hijau ini. Dari jembatan yang di hubungkan dengan tali baja yang kuat serta ditopang dengan pondasi besi ini, kamu dapat menyaksikan banyak keramba apung yang dibuat oleh masyarakat sekitar sebagai mata pencaharian utamanya.

Satu lagi, ada sebuah sensasi saat ada kita berada di atas jembatan yang menggunakan kayu belian atau kayu hitam (kayu besi) sebagai jalan setapaknya.

Nah, jika ada dua buah kendaraan atau lebih yang melintas dan kamu saat itu berada di atasnya, maka kamu akan merasa kan ayunan dari Jembatan ini. Tenang, kamu tidak perlu takut, jembatan ini sudah didesain sedemikian rupa dalam keamanannya kok.

Gimana, liburan nanti yuk mampir ke Kabupaten Mempawah ^^

Share this post:

1 thought on “Wisata Sejarah di Keraton Amantubillah

  1. mauu ahh mampir kesini.
    sungainya terliat bersih ya, jembatannya juga, apalagi di cat dengan warna colourfull, cocok buat poto poto
    sekilas mengingatkanku akan jembatan lok baintan pasar terapung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *