Transisi Energi dan Selimut Polusi
Secara sadar atau tidak kehidupan sehari-hari kita ini tidak lepas dengan yang namanya penggunaan energi, ibarat sebuah tubuh bakan bakar ini sebagai makanan yang merupakan sumber energi untuk tetap bisa bergerak. Bergerak untuk tetap hidup melalui berbagai aktivitas seperti rumah tangga, usaha mikro, industri, komersial, transportasi, pelayanan umum, bahkan pembangkit listrik.
Bahan bakar dapat diperoleh dari beragai sumber, dan yang terbesar saat ini adalah minyak bumi, dimana untuk memperolehnya melalui proses penggalian sisa-sisa fosil yang tertimbun selama ratusan tahun. Kemudian dibagi lagi menjadi berbagai jenis bahan bakar seperti avtur, bensin, solar, gas, minyak tanah, dll.
Memang ketersediaan bahan bakar tersebut masih dapat dikatakan aman untuk saat ini, tapi kita juga tidak bisa pungkiri bahan bakar yang digunakan terus menerus ini bakalan habis. Secara selama ini kita hanya menggali, menyedot, dan mengambil kemudian dipakai sebanyak-banyaknya tanpa didaur ulang.
Belum lagi dampak lain seperti emisi yang dihasilkan dari bahan bakar tersebut, penebangan hutan untuk pembukaan lahan tambang/perkebunan kelapa sawit, pencemaran udara hingga laut. Pernahkah berpikir yang sama, apa jadinya ya hal tersebut terus dilakukan? Bencana Alam, Krisis Bahan Bakar, Perubahan Iklim. Lalu bagaimana kebijakan pemerintah Indonesia saat ini?
Banyak pertanyaan memang, sekarang ini PR penting kita adalah bagaimana mengatasi permasalahan lingkungan seperti selimut polusi dan apa cara kita untuk ambil bagian untuk bumi agar tetap menjadi tempat yang layak huni.
#EcoBloggerSquad