Pasar Terapung Lok Baintan, Kalimantan Selatan

Bisa dibilang, Pasar Terapung Lok Baintan ini adalah destinasi utamaku ke Kalimantan Selatan, diluar pekerjaan utamaku sebagai vlogger untuk liputan acara Honda Bikers Day 2024. Bersyukur banget kesempatan ini aku ambil tanpa berpikir panjang, dan minta extend tiga hari untuk bisa explore beberapa destinasi di Banjarbaru dan Banjarmasin. Lumayan kan bisa ngembalikan niece blogku sebagai travel blogger, ehhe.

Maklum meskipun tempat ini masih satu daratan dengan tempat tinggalku, tapi tetap saja letaknya sangat jauh, terhitung butuh waktu tempuh empat hari via darat untuk sampai di sini. Untungnya transportasiku via udara ditanggung oleh Honda Kalbar ya kan, hehe. Jadi, waktu tiga hariku di sini, akan ku maksimalkan sebaik mungkin.

Pasar Terapung Lok Baintan, jadi bucket list-ku paling atas. Wisata pasar terapung terbesar di Indonesia yang sudah populer dari dulu, bahkan jika kalian masih ingat, tempat ini pernah jadi ikonnya iklan RCTI tahun 1994-2000an.

FYI, ibu yang ada di video tersebut sudah meninggal diumur 66 tahun pada 2020 lalu, namanya acil IDA atau H. Noor Farida. Sekarang pasar terapung semakin terkenal, tentu generasi penerusnya lah yang melanjutkan tradisi pasar terapung hingga hari ini.

Baiklah, melanjutkan cerita perjalananku untuk sampai di pasar terapung yang awalnya aku pikir ini berada tak jauh dari Kota Banjarmasin atau Kota Banjarbaru, ternyata pasar ini berada di Kabupaten Banjar (bukan Banjarbaru maupun Banjarmasin). Namun, masih satu aliran sungai yang melintasi ketiga kabupaten/kota ini yaitu Sungai Martapura.

Agar pengalamanku ini tak hanya terdokumentasi dalam bentuk tulisan/foto, ku buat versi video juga berikut ini:

Setelah cukup banyak cari tahu dari online hingga offline, didapatlah satu jalur dari kenalan yang ku sebut teman baru tapi dari asal yang sama, hehe. Namanya Kak Lhia, beliau asli orang Pontianak tapi menetap di Banjarbaru. Dengan senang hati membawaku ke Pasar Terapung ini, dia juga menawarkan untuk stay di rumahnya, tapi berhubung aku sudah booking hotel duluan, jadi aku putuskan hari terakhir saja baru nginap di rumahnya. Huhu terharu dimana pun aku bertemu dengan orang baik.

Kami buat janji pukul 4 pagi, Kak Lhia menjemputku di hotel bersama suaminyaaa. Yap, aku boncengan dengan Kak Lhia pakai Vespa Kuning yang cantik unik sekaliii. Karena malam sebelumnya kita sudah bertemu, dan janjian ini sebenarnya membuatku sulit untuk tidur, akhirnya aku tidur hanya 3 jam sajaa, tapi aku sudah infokan kalau aku cukup ngantukan di jalan.

Sunrise di Sungai Martapura

Perjalanan pun dilanjutkan, dari Banjarbaru ke Kabupaten Banjar selama kurang lebih satu jam untuk naik kapal klotok kapal motor sampan yang cukup besar, sewa satu kapal ini harganya Rp.200.000,-, sebenarnya kapal ini cukup muat banyak orang misalnya 20 orang, jadi bisa sharing gitu.

Saat sampai di dermaga masih gelap tepat pukul 5 pagi, tapi saat perjalanan menuju titik utama pasar terapung sedikit demi sedikit matahari muncul cantiiikk sekali. Beruntung lagi aku melakukannya di waktu-waktu yang tepat. Kata Kak Lhia kemarin dia kesini tidak sebagus ini lagitnya, ooohhh i’m so lucky.

Pasar Terapung Lok Baintan yang selama ini aku lihat di TV atau konten-konten travel blogger favoritku sekarang ada di depan mataku, dan aku tuliskan di artikel blog ini 🤩

Terdengar suara acil-acil bersautan menjajakan dagangannya yang tersusun rapi di atas sampan (jukung), kebanyakan mereka adalah perempuan. Hampir semua jualan ini juga merupakan hasil dari kebun keluarga, seperti buah, sayur, kue-kue tradisional, bahkan aku menemukan buah lokal yang belum aku jumpai sebelumnya, seperti buah mentega ini.

Jualan di Pasar Terapung

Beberapa acil (FYI, acil ini sebutan untuk perempuan yang berjualan di sini), menawarkan untuk naik ke atas jukung mereka, ini gratis tapi setidaknya kita (pengunjung) membeli beberapa dagangannya yaaa. Satu hal yang bikin aku salut, selain ramah mereka menawarkan untuk fotoin loh, sepertinya mereka sudah tahu beberapa wisatawan pasti menginginkan untuk mengabadikan momen di sini, termasuk aku.

Oh iyaa kegiatan pasar terapung lok baintan ini hanya sampai pukul 9 pagi yaaa, kalau datangnya telat kemungkinan penjual di pasar ini tidak begitu banyak, memang disarankan untuk datang di saat golden hour matahari terbit, terutama cuaca cerah, niscaya vibes-nya sungguh lebih mempesona. Aku di pasar ini tidak begitu lama, sekitar jam 7 aku dan Kak Lhia sudah kembali lagi ke dermaga kemudian mencari sarapan legendaris itu Soto Banjar Bang Amat.

Wanita Hebat di Pasar Terapung Lok Baintan
Semakin siang di Pasar Terapung Lok Baintan

Kabarnya pasar terapung ini cenderung lebih ramai saat weekend sabtu-minggu gitu, hari lain sebenarnya juga ada tapi tidak begitu ramai, karena para acil-acil ini biasanya berkebun. Oh iyaa karena kepopuleran pasar terapung ini cukup menjadi ikonnya Kalimantan Selatan, kalian juga bisa menemuinya di beberapa titik satu diantaranya di tengah kota Banjarmasin.

Sekian dulu, ceritaku main ke Pasar Terapung Lok Baintan, sebuah experience yang tak terlupakan kalian harus coba mampir ke sini kalau ke Kalimantan Selatan, semoga informasiku ini juga bisa jadi gambaran yaa kalau kamu ke sini juga. Semoga bermanfaat ♥

Share this post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *