Bukit & Riam Talogah, Kembayan Kabupaten Sanggau

Bulan Mei 2025 tuh banyak banget long weekend-nya, sayang dong kalau tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ngerti kan maksudku? Yap! LIBURANLAHHH!!! Hehehe.

Sejak akhir April lalu ku sudah mendengar beberapa rencana teman-temanku untuk liburan, sedangkan aku masih memikirkan beberapa agenda sebagai wali kelas 12, kepikiran pengen liburan kemana benar-benar tak ada direncanakan.

Sampai akhirnya, beberapa pekerjaan dapat kuselesaikan dengan cepat, dan aku mulai iri dengan storian teman-temanku di sosial media, karena aku gak kemana-mana. Namun, seketika perasaan iri itu berubah karena H-3 perjalanan ku diajak sama Radit ke tempat yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya, yaitu Bukit Talogah. Yaudah GASSS 🔥

Bukit ini juga sebenarnya perjalanan yang seharusnya aku lakukan pada awal Desember 2024 lalu, namun rutenya berubah ke Bukit Bahu, jelasnya intip saja artikel Bukit Bahu, Tutup Selamanya (?) ya 😉

Long short story, perjalanan ini menurutku merupakan trip low budget, terus bukan cuma ke bukit tapi juga ke riam, karena masih di satu kawasan yang sama. Sebelum ku tulis cerita perjalanan selengkapnya, intip dulu video reels singkat yang baru ku upload di instagram ini!

Singkatnya lewat video tersebut aku spill beberapa pengeluaran selama perjalanan, dengan catatan untuk kondisi fisik, kendaraan, dan perlengkapan camping dalam keadaan baik ya. Sisanya sesuaikan dengan kebutuhan perjalanan masing-masing ☺️

Berbeda dengan rute perjalanan yang kusebut di video, lewat tulisan ini ku buat rutenya lebih detail. Dengan total tim kali ini adalah 15 peserta, dimana dalam kelompok ini ada 14 dari Pontianak, 1 dari sanggau, 11 perempuan, dan 4 laki-laki (bedeehhh, ngedatanya sudah seperti sensus penduduk).

Perjalananku mulai dari Pontianak, kali ini teman motoranku adalah Yudis, pukul 5 pagi kita kumpul dulu di meeting point Indomaret Tugu Alianyang (Ambawang), lalu lanjut jalan lagi ke rest area pertama di Indomaret Simpang Ampar (sarapan dulu), baru lanjut lagi rest area kedua di Indomaret Sosok (makan siang, dan belanja logistic kelompok).

Btwee, Indomaret kayaknya emang tempat favorit yaa, buat istirahat di perjalanan kali ini hahaha.

Foto dulu lah di Indomaret Sosok
Tiba di Kembayan Bersama Kresen

Sampai di Kembayan, kami istirahat cukup lama di sini sambil nunggu Nurul dari Sanggau menyusul untuk belanja logistik buat makan saat camping nanti. Oh iya, kebetulan di Kembayan ini teman kami Indri punya keluarga yang buka rumah makan, jadi sekalian deh makan siang dan prepare hal lainnya sebelum menuju lokasi basecamp atau kaki Bukit Talogah.

Sepengetahuanku, jalur ke Bukit Talogah ini hampir mirip dengan Bukit Bahu, hanya sebelum masuk Bonti ada belokan dikit. Temanku Yudis ini katanya sudah 6 kali ke Bukit Talogah sejak pertama tahun 2019 lalu, mengingat juga dulu saat Bukit Bahu tutup sehingga Bukit Talogah inilah yang menjadi alternatif para pendaki yang sudah jauh-jauh datang ke sini.

Obrolanku dengan Yudis selama di motor, sedikit banyak memberiku gambaran untuk jalurnya sendiri, bahkan menurutnya sekarang jalannya juga jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun terkahir dia ke sini, tak heran sampai kaki bukit pun sebenarnya sudah bisa diakses pakai mobil. Jadi ini kali ke-7 Yudis main ke Bukit Talogah, dimana semua perjalanan sebelumnya tidak satu pun dapat view bagus, hahahha.

Ibaratnyaa, Bukit Talogah ini bukan wisata perbukitan yang baru di Kabupaten Sanggau, selain ada juga beberapa bukit lainnya sekitar sini, Bukit Talogah juga termasuk bukit yang cukup mudah dijangkau, trekingnya tergolong middle-easy, bahkan di puncak juga ada sinyal.

Tepat pukul 3 sore, kami sudah sampai di basecamp sekaligus tempat parkir kendaraan kaki Bukit Talogah. Di sini terdapat pos yang dijaga oleh petugas warlok, parkirannya juga luas. Pikir kami karena kedatangan kami ini termasuk high season alias long weekend sudah kebayang duluan pasti ramai juga dikunjungi pendaki lain, ooooo ternyata tidak juga.

Terlihat jumlah motor hanya terparkit 4 unit sebelum kedatangan kami, mungkin satu rombongan yang sudah naik duluan, kemudian disusul satu rombongan keluarga yang menyusul naik ketika kami sudah di atas termasuk ada dua anak kecil di dalam kelompoknya.

Foto di Basecamp/Parkiran Kaki Bukit Talogah (Difotoin kang parkir)

Di pos basecamp ini kami registrasi dengan membayar tiket masuk Rp.20.000,-/orang ini sudah termasuk biaya parkir kendaraan dan merchandise dalam bentuk stiker. Kami memarkir kendaraan dengan rapi, menitip beberapa barang yang tidak kami bawa naik seperti helm dan lainnya di pos, lalu berfoto bersama yang dibantu oleh petugas atau kang parkir. Meskipun sejenak turun hujan singkat ‘selamat datang’ sekitar 10 menit, barulah kami memulai pendakian.

Oh iyaa, pendakian ini tidak perlu adanya guide karena jalur dan petunjuk jalan sangat jelas. Semakin dipermudah beberapa tanjakan dibuat anak tangga, plang peringatan, hingga pagar bambu agar tidak tersesat.

Direkomendasikan memang untuk memulai pendakian adalah sore, sebab sepanjang jalur hanya sedikit kawasan yang tertutup pepohonan, sedangkan sisanya adalah jalur terbuka dengan padang rumput. Jadi kalau naiknya siang hari bolong ya sudah dipastikan kepanasan. Mau mendaki malam hari juga boleh saja, yaa minusnya adalah pasti gelap, jadi semua sepakat naik sore dan harus sampai sebelum gelap.

Selfie di Jalur Bukit Talogah

Nah, sebelum sampai puncak utama di kawasan Bukit Talogah ini ada beberapa area landai yang sebenarnya bisa digunakan untuk camping seperti Tanjakan Kenangan, ini boleh digunakan bagi yang mungkin tidak mampu untuk naik sampai ketinggian 500mdpl, tapi sayang sekali karena sekitar 30-40 menit jalan naik lagi sudah sampai puncak tertingginya.

Tanjakan Kenangan Bukit Talogah
Plang Peringatan dan “Puncak” 500 mdpl

Satu persatu anggota kami sampai di puncak, aku pribadi bukan pendaki tercepat maupun terlambat, barang bawaanku pun bukan paling berat maupun paling ringan. Perjalananku di sini aku cukup menikmati jalur dengan santai memilih langkah kaki untuk pijakan yang tepat, karena sebenarnya tanjakan di sini tidak begitu bisa dikatakan cukup mudah. Beberapa kali aku juga harus berhenti sejenak untuk mengatur napas, istirahat, dan mengabadikan beberapa moment singkat di jalur untuk kebutuhan dokumentasi.

Benar, pukul 5 sore semua anggota lengkap sampai di puncak dengan keadaan yang aman, bergegas mendirikan tenda, bersih-bersih, dan masak untuk makan malam. Dalam pendakian kali ini pun kami usahakan untuk tidak makan makanan instan, jadi menu makan yang sebelumnya sudah direncanakan adalah Opor Ayam untuk makan malam, Nasi Goreng untuk sarapan pagi, dan Bakwan Tempura untuk makan di Riam Talogah nanti.

Masak Opor Ayam

Semua sesuai rencana, berkat Nurul, Indri, dan Nizar makan malam kami sungguh jadi nikmat sekali. Berhubung kenyang dan malam sempat gerimis, membuatku segera untuk tidur setelah makan malam, hehe (kakak-kakak 30+ ini sebenarnya sudah mulai jompo wkwk). Teman-temanku lainnya sepertinya masih ngobrol-ngobrol santai yang ku tak tahu sampai jam berapa ituuhh.

Morning!! I am a Lucky Girl!! Pagi-pagi Kresen teman setendaku ini mengajak ku ke sisi bagian belakang tenda, dan wholaaaaa bukan hanya sekedar gumpalan awan tapi perbukitan hijau dengan bias oranye matahari terbit sungguh indah sekali 😍

Sunrise dari Bukit Talogah

Di sisi lain teman-temanku sibuk berwafoto dengan tumpukan awan full yang menutupi dataran bawah bak lautan awan, berbeda dengan aku dan Kresen justru lebih senang yang nampak bukit sekitarnya seperti ini.

Kami berdua tak begitu banyak foto-foto, secukup 2-3 kali lalu kami duduk sambil menikmati kopi di sela-sela obrolan kami. Meskipun ada sinyal, sengaja kami mematikan perangkat data internet agar tidak ngecek sosial media plus hemat daya sih, hehe.

Pukul 7 pagi kami lanjut lagi untuk sarapan dan packing tenda, berswa-foto dan satu persatu mulai turun. Seperti biasa, sebelum meninggalkan tempat camping pastikan areanya juga sudah cukup bersih dari sampah, jika ada kami pungut untuk dibawa turun.

Atap Bukit Talogah, Kembayan Kabupaten Sanggau 500 mdpl
Merayakan Perjalanan ke-7 Yudis di Bukit Talogah yang sekarang dapat view hehe

Oh iyaaa fotoan dulu, dan ku ucapkan selamat Yudis perjalanan ke-7 akhirnya dapat cuaca cerah dengan view kan? Hehe, sebagai apresiasi ku upload foto kita di puncakdengan view terbaik ituh ya.

Okeee saatnya turun, dengan jalur yang sama saat naik. Karena masih pagi gumpalan awan masih mengepul tipis-tipis lalu menghilang, perjalanan turun tentu lebih cepat daripada naik, sehingga pukul 8 pagi kami semua sudah di basecamp lagi.

Tentu tidak langsung pulang, karena tujuan selanjutnya adalah Riam Talogah yang lokasinya tak jauh dari tempat parkir, jalan kaki sekitar 10 menit mengikuti arah plang petunjuk dan sampailah di Wisata Air Terjun tersebut. Btwe, kawasan ini juga ada Goa Maria tempat retret masyarakat Katolik yang untuk ibadah tapi sedikit beda jalurnya.

Wisata Air Terjun

Karena kita dari Bukit Talogah, masuk ke area wisata air terjun ini gratis karena sudah termasuk tiket masuk kawasan ini. Pengunjung lain boleh loh datang hanya ke riam saja tanpa ke bukit, tapi dengan harga tiket masuk yang berbeda.

Riam Talogah

Riam Talogah juga sedang bagus-bagusnya, airnya jernih sejuk dengan bias cahaya matahari masuk dari sela-sela pohon syahdu sekali. Debit arus yang tak begitu deras dan tak juga kecil membuat air di bawahnya penuh bak kolam, beberapa pengunjung termasuk teman-teman kami langsung mandi. Aku, Nurul, dan Kresen memilih untuk masak-masak saja bikin Bakwan Tempura.

Menurutku tempatnya bagus memang jadi tempat wisata, tempat sampah juga sudah disediakan yang kurang hanya belum tersedianya toilet atau ruang ganti, yah mungkin tempat ini memang masih benar-benar sangat asri yah, jadi belum sepenuhnya dibangun beberapa fasilitas selain jalan/tangga semen.

Wah kalau sudah menulis artikel perjalanan aku puas sekalii, termasuk menulis ini sampai tanpa terasa sudah lebih 1.500 kata. Baiklah, kita dipenghujung cerita, karena ini hanya perjalanan singkat jadi sampai di sini saja ceritaku.

Terima kasih Talogah, terima kasih untuk teman-teman lama maupun baru kutemui di sini, sampai jumpa di perjalanan lainnya jika kita bertemu lagi. Salam lestari 🍃

Share this post:

1 thought on “Bukit & Riam Talogah, Kembayan Kabupaten Sanggau

  1. kalau jalannya ramean begini, aku juga mau
    aku sendiri kalau naik bukit atau gunung, bukan tipe yang pengen cepet sampe juga mba
    aku sadar kemampuan diri, gapapa dateng terakhir yang penting buatku nyaman dan aman aja
    view kalau pagi bagus banget ya, enaknya bisa liat sunrise dari ketinggian seperti ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *