Main ke Hutan Gambut di Desa Sedahan Jaya (Bayas) TNGP Kayong Utara
Selamat datang kembali di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat!
Yess, ini kali kedua saya menginjakkan kaki di Kabupaten Kayong Utara (KKU), sebelumnya saya ke KKU via jalur air, dengan menyusuri sungai yang membutuhkan waktu sekitar 10 jam dari Pontianak ke Teluk Batang lalu lanjut dengan motor 2 jam untuk sampai ke Sukadana, KKU.
Nah, perjalanan kedua saya di Kayong Utara ini via udara pakai pesawat ATR dari Pontianak ke Ketapang cukup 35 menit, lalu dilanjutkan dengan mobil selama 2 jam untuk sampai ke Sukadana, Kabupaten Kayong Utara.
Ngapain sih ke Kabupaten Kayong Utara?
Ngapain yaa… hehe. Jadi, di kesempatan kali ini saya bersama Yayasan ASRI (Alam Sehat Lestari) dan Pantau Gambut diajak untuk Main ke Hutan Gambut di Desa Sedahan Jaya (Bayas) Kayong Utara π±
Btw, masih ingat gak dengan tulisan saya tentang Lahan Gambut dua tahun lalu?? Nah, kebetulan saya sudah pernah nulis tentang gambut saat virtual gathering @pantaugambut dengan @ecobloggersquad. Kalau belum pernah baca, boleh mampir dulu ya π
Biar gak sekedar teori doang, mending terjun langsung melihat hutan gambut itu seperti apa, ya gak?
Seperti yang kita tahu Indonesia adalah negara kedua yang punya lahan gambut terbesar di dunia, dan Kalimantan Barat sendiri berada di posisi keempat di Indonesia. Bangga dong pastinya jadi tuan rumah untuk gambut tropis terluas yang berisi cadangan karbon dalam jumlah besar.
Meskipun hutan gambut di Kalimantan Barat ada banyak, dipilihnya lokasi hutan gambut di Desa Sedahan Jaya (Bayas) di Kabupaten Kayong Utara bukan tanpa alasan. Salah satu alasannya adalah dekat dengan Klinik ASRI di Sukadana, heemmm apa hubungannya? Kalau kalian penasaran, baca artikel ini sampai habis ya!
Perjalanan ke Lokasi Reboisasi ASRI di Desa Sedahan Jaya (Bayas)
Perjalanan saya bersama Yayasan ASRI & Pantau Gambut dilakukan selama 3 hari 2 malam. Saya tidak sendirian tapi juga bersama teman baru saya yaitu Putra Akbar (@akbaaruds_), Nadine Alexandra (@nadinealexandradewi), dan Devina (@vinafleta). Perjalanan kami juga ditemani beberapa tim dari ASRI, petugas polisi hutan, dan kepala resort Sedahan dari BTNGP (Balai Taman Nasional Gunung Palung).
Sebelum kegiatan explore dimulai, seperti biasa kami briefing terlebih dahulu tadi malam saat kami tiba di Sukadana. Mulai dari persiapan perlengkapan yang harus dibawa, gambaran medan yang akan kami lewati, sampai kegiatan apa saja yang akan kami lakukan nanti.
Senin, 13 Maret 2023, tepat pukul 7 pagi kami sudah dijemput dari penginapan menuju sebuah pelabuhan kecil di Semanjak. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan sebuah sampan motor menyusuri anak Sungai Bayas di tengah hutan rawa menuju lokasi Reboisasi ASRI di Desa Sedayan Jaya (Bayas).
Perjalanan dengan sampan motor ini dilakukan sekitar 1 jam lebih. Menurut Bapak Hendriadi (Koordinator Reboisasi ASRI) yang berada satu sampan motor bersama kami, perjalanan pergi akan terasa lambat karena sampan motor melawan arus yang cukup kencang, mengingat tadi malam sempat turun hujan.
Meskipun tidak ada sinyal, kami sangat menikmati perjalanan, sambil melihat hutan yang masih asri, kami juga bertemu dengan beberapa masyarakat lokal yang sedang memancing ikan. Katanya ada banyak ikan toman dan udang galah di sini. Sesekali pak Hendriadi juga menunjukkan kami penampakan sarang orangutan (yang hidup liar) di beberapa pohon yang kami lewati.
Wah, baru sebentar saja di sungai ini saya sudah melihat keanekaragaman fauna di Hutan Gambut.
BTW, Air sungainya hitam ya?
Yup! Air yang berada di sekitar hutan gambut memang berwarna merah kecokelatan (nyaris hitam) bagian dasarnya gak keliatan apa-apa. Tapi warna hitam ini bukan berarti kotor. Air gambut ini bersih (tapi gak bisa untuk langsung diminum ya) warnanya gelap karena mengandung senyawa zat organik terlarut yang menyebabkan air menjadi warna coklat dan bersifat asam.
Basecamp Reboisasi Hutan Gambut
Tanpa terasa perjalanan selama satu jam menyusuri sungai akhirnya kami tiba di Basecamp Reboisasi Yayasan ASRI di Desa Sedahan Jaya (Bayas), lokasi ini juga masuk ke dalam kawasan TNGP (Taman Nasional Gunung Palung) Kabupaten Kayong Utara.
Karena tadi malam sempat turun hujan cukup deras ternyata sampai membuat basecamp jadi banjir, bahkan sampan motor kami bisa naik dan berlabuh sampai tepat di depan pintu masuk.
Ini baru sampai basecamp belum ke lokasi reboisasinya ya. Nah, di sini tuh ada tempat persemaian, penampungan bibit, penyimpanan alat kegiatan reboisasi, pemantauan, sekaligus tempat istirahatnya petugas konservasi.
Sambil istirahat di basecamp kami ngobrol-ngobrol santai bersama tim ASRI dan TNGP. Di sini kami mendengar banyak cerita tentang kondisi hutan gambut di Desa Sedahan Jaya dan bagaimana perjuangan mereka melakukan reboisasi di sini.
Hutan Gambut di Desa Sedahan Jaya (Bayas) Kayong Utara
Yayasan ASRI (Alam Sehat Lestari) bersama Balai Taman Nasional Gunung Palung, serta pemerintah daerah dan masyarakat di sekitar kawasan bekerjasama untuk melakukan program reboisasi di kawasan ini sejak tahun 2009 hingga saat ini.
Selama 13 tahun sudah ada 331,24 hektar hutan telah berhasil direboisasi. Khusus di Desa Sedahan Jaya sendiri, kawasan yang dilakukan reboisasi sudah mencapai 14 hektar dan akan terus diperluas.
Perjuangan untuk melakukan reboisasi juga gak main-main loh ternyata, ada begitu banyak tantangannya. Mulai dari proses membawa bibit ke lokasi penanaman (dibawa dengan keranjang dan harus jalan kaki), banjir juga menjadi salah satu tantangan karena bibit yang ditanam bisa saja tenggelam, belum lagi kegiatan monitoring yang harus dilakukan secara rutin agar bibit yang ditanam dapat tumbuh dengan baik.
Perjalanan bibit ini mulai dibawa sampai penanamannya, semua menggunakan produk yang ramah lingkungan loh, keranjangnya saja keranjang bambu buatan masyarakat lokal, dan media tanaman bibit juga menggunakan ecopolybag yang terbuat dari bambu bukan plastik. Keren kan?
Beberapa bibit juga ditunjukkan ke kami, yaitu Bibit Pohon Rambai dan Pohon Ubah, kedua pohon ini memang cocok tumbuh di hutan rawa gambut. Selain bibit pohon rambai dan ubah ada juga bibit pohon jungkang, pulai, bintangor dan lainnya. Bibitnya juga sengaja disiapkan dengan ukuran yang cukup tinggi sekitar 50-60 cm, untuk mengantisipasi bibit agar tidak terlalu terendam air jika banjir.
Karena lokasi penanaman sedang banjir cukup tinggi, jadi kami tidak bisa ikut melakukan penanaman. Tapi kami diajak untuk monitoring ke lokasi yang sudah ditanami bibit beberapa bulan yang lalu. Wah ini harusnya sih jalan kaki, tapi bajirnya dalam sekali jadi sampan kami dibawa melewati semak-semak ini.
Panas karena ini benar-benar di tengah siang hari, sekitar pukul 11 siang dan tidak ada pohon besar. Beberapa rumput/semak yang tajam sesekali menamparkan daunnya ke wajah kami. Perjuangan sekaliii! π±
Setelah menelusuri semak-semak tajam, akhirnya kami sampai di area reboisasi yang sudah ditanami bibit beberapa bulan lalu, dan yaaa banjiirrr. Padahal ini kami gak bawa bibit, sampai mikir gimana ya perjuangan petugas reboisasi yang harus bawa 30an bibit setiap harinya π€
FYI, kata Bapak Tarjudin dulunya kawasan ini adalah kawasan yang tertutup hutan yang sangat rimbun. Namun, karena sering terjadinya kebakaran berulang alhasil yah seperti kayak gini, lapang banget! Gimana ya nasip satwa yang dulunya tinggal di sini π’
Padahal hutan gambut dapat menyimpan cadangan karbon yang besar dan alami loh, bahkan mengandung dua kali lebih banyak karbon dari hutan yang ada di seluruh dunia. Belum lagi tanah gambut ini ibaratnya sponge yang bisa menyerap air untuk mencegah banjir saat musim hujan, dan penyedia air cadangan saat musim kemarau. Dan ingat hutan gambut adalah rumah bagi berbagai macam satwa endemik.
Itu sebabnya, program Yayasan ASRI seperti ini harus terus kita dukung sama-sama.
Memang ini baru sebagian kecil, tapi kalau ada banyak yang berkontribusi untuk melakukannya juga, saya yakin hutan gambut di sini akan kembali tertutup dan rimbun seperti dulu lagi.
Explore Hutan Gambut pun selesai kami kembali ke basecamp, pelabuhan semanjak, makan siang, dan ke penginapan masing-masing. Oh iya, sebelum trip ini selesai kami juga diajak mengunjungi Klinik ASRI di Sukadana. Ada apa ya di sana? Okeee, lanjut yaa baca artikelnya, hehe.
Klinik ASRI di Sukadana Kabupaten Kayong Utara
Buat yang belum tahu atau kenal sama Yayasan ASRI (Alam Sehat Lestari), sini kenalan dulu yaa…
Jadi, ASRI (Alam Sehat Lestari) adalah lembaga nirlaba yang bergerak dibidang kesehatan planetari di Kalimantan. ASRI mengintegrasikan pelayanan kesehatan dengan pelestarian hutan bernilai konservasi tinggi untuk mewujudkan masyarakat sehat, sejahtera, dan alam lestari. Melalui kegiatan program-program utama ASRI yaitu kesehatan, konservasi, dan pendidikan.
Yayasan ASRI punya kantor sekaligus klinik pelayanan kesehatan yang berada di Jalan Sungai Mengkuang, Pangkalan Buton, Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Ketika saya masuk ke Klinik ASRI saya pikir ini hanya klinik kecil bak puskesmas biasa, ternyata di dalamnya luas banget!
Fasilitas di Klinik ASRI juga lengkap, mulai dari ambulan, ruang rawat inap, poli, fasilitas olahraga, kebun, dan masih banyak lagi. Beberapa pasien juga katanya betah di sini (bukan karena gak sembuh-sembuh ya), tapi memang tempatnya tertata rapi, bersih, nyaman, sejuk, sudah kayak resort gitu. Untuk tenaga kesehatannya juga lengkap seperti dokter umum, dokter gigi, dokter bedah, bidan, apoteker, analis lab, dan perawat.
MENARIKNYA, masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan atau berobat di Klinik ARSI bisa bayar pakai bibit loh!
Hei, inilah yang berbeda Yayasan ASRI dengan NGO lainnya di Indonesia, mereka bisa membuat masyarakatnya sehat sekaligus alamnya juga. Nah, bibit pohon yang ditanam di Lokasi Reboisasi Desa Sedahan Jaya (Bayas) sebelumnya sebagian besar adalah bibit dari pasien yang berobat di Klinik ASRI Sukadana.
Selain bayar pakai bibit, pasien juga bisa membayar dengan cara tunai (cash), BPJS, dan non-tunai seperti kerajinan tangan, kulit telur, dedak/sekam, kotoran sapi, bahkan tenaga kerja.
Layanan kesehatan seperti ini sudah dilakukan ASRI sejak tahun 2007, dengan total bibit yang sudah terkumpul hingga Desember 2022 adalah 129,427 bibit dari Klinik ASRI Sukadana.
Masih banyak program yang dilakukan oleh Yayasan ASRI, seperti: Pertanian Organik, Chainsaw Buyback, Kambing untuk Janda, Pengobatan Keliling, ASRI Kids, Studi Banding, Planetary Health Talks, dan masih banyak lagi. Informasi lebih lengkap kamu bisa kunjungi website ASRI di alamsehatlestari.org π
Mereka sudah bergerak, bagaimana dengan kamu? Kamu tidak perlu jauh-jauh ke Sukadana kalau mau berpartisipasi untuk turut menjaga alam terutama Hutan Gambut. Kamu dapat memulainya dari hal-hal kecil dan sederhana, dari diri sendiri, terus belajar, dan membagikan yang baik untuk lingkungan sekitar.
Saya, kamu, kita semua dapat berkontribusi, dengan cara ikut melakukan donasi Hutan Gambut melalui link atau alamsehatlestari.org/donasi yuk berdonasi untuk hutan gambut kita!
Karena pada dasarnya, melindungi lahan gambut bukanlah upaya perlindungan tumbuhan dan hewan semata, namun juga upaya memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan, dan melindungi manusia dari bencana. Karena, Gambut Untuk Kita.
Be awesome and save nature! BERSAMA JADI GENERASI MUDA YANG CINTA DENGAN ALAM! Salam Lestari! π±
Perjalanan ini adalah undangan media trip dari Yayasan ASRI (Alam Sehat Lestari) dan Pantau Gambut dalam rangkaian program Gambut Untuk Kita. Saya dan teman-teman influencer mengeksplor hutan gambut di Desa Sedahan Jaya (Bayas) Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat. #AlamSehatLestari #PantauGambut #GambutUntukKita #KontribusiUntukGambut #PeatlandIsNotWasteland #GambutUntukKehidupan #MainKeHutanGambut
Wah seru y perjalanan kak Siti naik pesawat n berkendara kesana, tentunya ikut sedih denger cerita dulu hutannya rapat tapi habis karena sering kebakar. Untunglah ada masyarakat n yayasan ASRI yang peduli dengan hutan n mau bergerak melakukan reboisasi
Unik sekali kliniknya. dibayar tak hanya dengan uang tunai. Jadi semua orang bisa sehat ya. Keren nih Yayasan Alam Sehat Lestari. Semoga terus mengajak masyarakat berdaya merestorasi lahan gambut Kalimantan Barat
Hebat sekali dengan inovasi cara pembayaran di klinik Asri. Selain dengan uang, bisa membayar alternatif dengan bibit tanaman dan lainnya. Ini sih keren banget
Pas baca “bibit yang baru ditanam bisa aja terendam banjir”, aku jadi pengen nangis. Huhu…. Random banget nggak sih aku? Tapi asli sih, kebayang itu perjuangannya. Udah susah payah bawa bibit, nanem, eh kerendam banjir. Aku nanem cabe, baru numbuh trus diobrak-abrik kucing-kucingku aja rasanya udah kesel.
Panjang umur orang-orang baiiiik.
Keren nih mba, berasa jadi Ranger Hutan yak. MasyaAllah sekali ya kerja mereka dalam menjaga hutan. Semoga Tuhan selalu melimpahkan kesehatan bagi mereka.
Hutan gambut ini memang harus terus dijaga ya, Mbak. Karena Hutan gambut ini mampu menyerap air, menjadi cadangan air, termasuk tempat hidup aneka satwa, ya.
Makanya sedih juga kalau ada hutan gambut yang terbakar. Karena ini proses memadam apinya sangat lama.
Seru banget ngeliat perjalanannya. Ga kebayang 10 jam menyusuri sungai. Ini bukan naik perahu itu kan? Perahu yang besar mksdnya.
Seneng banget sih masih ada yayasan yg peduli thd kelestarian lingkungan di KKU ini. Apalagi lahan gambut jg perlu dilestarikan. Jangan dialihfungsikan menjadi lahan sawit smua ya. Penting banget buat konservasi dan mempertahankan Kalimantan sbg paru2 dunia.
Salut buat para anggota tim reboisasi. Tentu nggak mudah untuk melakukan tugasnya. Nggak kebayang udah capek2 nanem tapi terus kena banjir. Semoga reboisasi hutan gambutnya bisa sukses, supaya hutan gambut terselamatkan. Kasian satwa2 yang jadi penghuni hutan.
Seru banget kegiatan sosial di alam bebas kayak gini, Ngiri aku mbakkk.. Apalagi masuk ke berbagai pelosok dengan transportasi yg ga umum.. hiiii mauu bangettt.
Btw itu klinik asri bisa bayar pake barter ya
Akhirnya posting di blog nih.. dari kemarin aku ikutin cerita keseruannya dari IG storynya Mba Siti. Mereka benar-benar totalitas banget ya.. bahkan di Klinik ASRI, biaya berobatnya gratis, cukup pakai bibit aja. Mantaapp..
Wahhh ada Nadine Alexandra! Kereen ihh, ternyata dia suka adventure juga ya.
Ngebayangin naik perahu gitu lalu menyusuri sunga, seru, ehh gak takut kecemplung ya :p
Moga suatu saat aku juga bsia ngerasain menyusuri sungai dan lihat lahan gambut secara langsung.
seru banget kak keliling ke hutan gambut. mampir ke klinik asri juga yang mana ternyata masyarakat bisa bayar pakai bibit.. itu konsep yang menarik selain klinik yang bisa bayar pakai sampah yang dulu sempat populer juga ya
Menyenangkan bisa terjun langsung bareng rekanΒ². Swnoga bisa di tempat lain juga ya kak menjaga lingkungan dengan hutan gambut ini. Yuk dukung selalu. Lakukan penghijauan dan lestarikan bumi kita ini.
Kak Siti keren banget
Bisa jelajah hutan gambut seperti ini
Turun langsung melihat hutan pasti seru ya kak
Semakin membuat kita semangat untuk terus mencintai lingkungan
Keren bangett kak Sitii bisa ke lahan gambut dan lihat langsung penduduk di sekitarnya kayak gimnaa. impian banget sih ngetrip agak lama gitu terjun ke alam
Seru sekali perjalanannya dengan temen-temen dari Yayasan ASRI, Mbak. Banyak hal menarik yang ditemui di sepanjang jalan ya. Itu melewati rawa-rawa gak ketemu buayakah, hihi… nice trip, thanks for sharing.
Sungainya ada memang ada buaya loh, tapi alhamdulillah gak ketemu mungkin buayanya lagi tidur siang hehe π
wah kok seru banget sih π unforgettable banget sih moment begini, bisa main-main di alam bikin kita bisa lebih bersyukur lagi ya jaga lingkungan yang asri begini, cantikk
Wah seru banget sih mba, saya udah lama ga main-main ke hutan dan lihat ini bikin kangen banget asli, seru banget itu pasti apalagi sama teman-teman yang seru abis juga, makin happy doublenya
Perjalanan impian untuk melihat langsung Reboisasi Hutan Gambut.
Seru dan yang pasti jadi lebih paham pentingnya hutan gambut bagi keseimbangan lingkungan. Jadi semakin menghargai juga apa yang sudah disediakan oleh alam.
Wah menarik banget ya program yang dilakukan oleh Yayasan ASRI ini. Tentunya banyak memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Seru banget kak mengeksplor hutan gambut di Desa Sedahan Jaya ini. Jadi pengen juga kesana nih nanti suatu saat π
Masya allah keren ih…
Petualangan terlihat seru ya mbak menikmati sekali membaca tulisan ini.
Salut dah sama tim yang memiliki ide program menjaga alam gini. Jujur aku belum pernah ikut petualangan gini.
Hutan gambut tahunya dari pelajaran dan buku2 aja hehe