Swastamita Pantai Kura-Kura, Tanjung Gundul
Ada dua type manusia di dunia ini; si pemburu fajar, atau si penunggu senja. Ada yang rela bangun pagi dan melihat matahari terbit, pun ada yang menunggu sunset cukup lama, namun terlihat cuma sebentar. Tak jadi masalah untuk keduanya—karena yang menciptakan bahagia tidaknya adalah kita sendiri.
Sore itu kami sudah ada di Pantai Kura Kura, berlokasi di Tanjung Gundul, Kabupaten Bengkayang. Konon, sering dibanggakan sebagai lokasi diksar. Ya, hal tersebut dapat membuatku menganggukkan kepala. Karena memang benar-benar disana banyak yang mengadakan kegiatan diksar selain camping.
Seketika kami sampai di Pantai Kura-Kura tadi malam sekitar pukul 02.00 pagi, mata ini tidak berhenti kagum dengan cerahnya langit dimalam hari di atas pantai yang menampakkan sangat banyak bintang, ini pertama kalinya saya melihat bintang sebanyak itu.
Sayang sekali, aku gagal mengabadikan kemolekan jutaan bintang ketika langit malam itu. Tak apa, mungkin hal tersebut suatu alasan untuk kembali lagi. Aku baru tahu, Pantai Kura-Kura terhubung dengan beberapa pantai yang selalu menjadi sorotan wisatawan; Pantai Samudra Indah, Pantai Pasir Panjang, dan Pantai Batu Payung.
Ketiganya terletak berjejer di tepi pantai, dan yang menjadi juara adalah Pantai Kura-Kura, karena memiliki bukit temenung (tanjung gundul) yang tak begitu jauh dari lokasi pantai. Aku pun bergegas melipat sedikit ujung dari celanaku, dan berjalan di bibir pantai yang airnya semakin naik.
Beruntung, ombak sangat bersahabat. Untuk menikmati senja yang sempurna menurut salah satu temanku kita harus menaiki bukit tanjung gundul view dari atas sana senja akan terlihat lebih luas, dengan cepat aku menjawab “ayok naik!”.
Tanjakan yang kami lalui tenyata cukup terjal, walaupun tidak begitu lama perjalanannya yah sekitar 30 menit lah dari pantai, tapi tetap saja naik ke puncak bukit tanjung gundul ini cukup bikin nafas ngos-ngosan.
Langkah kaki ini semakin cepat, menuju atas bukit bahkan sambil lari-larian, entahlah mungkin aku terlalu bahagia dan bersemangat. Aku benar-benar harus naik ke puncak untuk mengabadikan foto dan menikmati, karena aku sadar, kamera yang ku pakai belum mumpuni untuk mengambil foto jarak yang lebih jauh. Tak apa, alat bukan suatu alasan untuk berekspresi, melainkan skill.
Kawan-kawan sontak berteriak ke teman yang lainya karena aku sampai duluan, “buruan mendekat, lihat ia semakin kelihatan”. Dalam hati, senja tersebut benar-benar seksi, apalagi dilengkapi dengan siluet si pohon kelapa sebagai pemanis. Soreku cukup sempurna.
Swastamita mulai memperlihatkan keindahannya, dimana matahari menghilang di bawah garis cakrawala di sebelah barat. Saat itu, semesta menunjukkan kesempurnaannya, langit kelabu yang perlahan menjadi jingga dengan perpaduan oranye. Hati siapa yang tidak bahagia?
Untuk mengabadikan, sesekali ku minta untuk Imam membidikku menggunakan kamera yang ia pegang, memang hasilnya bagus, sayang muka sudah sangat kusam penuh keringat, jadi tidak terlihat good looking. Dan akupun percaya, memang sejatinya kesempurnaan hanya milik Tuhan. Tidak masalah, setidaknya hasil foto si pria petualang tersebut bisa memenuhi gallery foto di leptopku.
Swastamita atau lebih akrab disebut senja pun datang perlahan, singgah sebentar, kemudian pergi sesuka hati, itu yang dilakukan setiap hari. Pantai yang patut kalian singgahi ketika ke Bengkayang, tepatnya berlokasi di Tanjung Gundul, Bengkayang. Silakan singgah sebentar, temukan kebahagiaan kalian.
SHORTIPS
Tiket loket 10 ribu/ orang. Jangan datang ketika mendung tiba, apalagi hujan, niscaya kamu sulit menemukan keindahan, apalagi senja.
LOKASI
Terdapat di Tanjung Gundul, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Akses dari Pontianak bisa ke arah Singkawang. Lebih baik menggunakan kendaraan pribadi, karena angkutan umum sedikit sulit dan lumayan rumit.
Semoga bermanfaat ^^