Pelarian Tiga Hari di Pulau Lemukutan

Akhirnya, kesempatan kembali melakukan sebuah perjalanan untuk sejenak ‘melarikan diri’ dari rutinitas pekerjaan dan kegiatan sehari-hari terlaksana. Perjalanan ini sudah direncanakan sejak November lalu dan terlaksana dihari terakhir kegiatan sekolah yakni sore hari setelah pembagian rapot semester ganjil, 9 Desember 2016.

Sebelum saya tuliskan kisah perjalanan ini, perkenalkan dulu Team Lemukutan SQUAD yang terdiri dari Saya, Ong, Lim, Ben, Zul, Icha, Feb dan Eza (maaf tidak pakai nama panjang, capek nulisnya.. hehe)

Berikut adalah catatan perjalanan pelarian tiga hari kami di Pulau Lemukutan

Wisata pulau akhir-akhir menjadi salah satu primadona pilihan para wisatawan lokal atau ‘pelarian’ seperti kami. Paling tidak ada tiga pulau yang cukup populer untuk dikunjungi.

Pertama adalah Pulau Kabung, Pulau Lemukutan dan Pulau Randayan. Ketiga pulau ini terletak di kawasan yang berdekatan dan masih masuk ke dalam wilayah kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Pulau Randayan sendiri sebenarnya adalah pulau yang paling populer dan kerap dikunjungi wisatawan. Hanya saja, walau ketiga pulau memiliki wilayah yang berdekatan, masing-masing pulau memiliki ‘teknik’ tersendiri untuk dapat dikunjungi dan dinikmati.

Jiwa petualang dan pecinta alam bebas sangat diperlukan bila anda ingin mengunjungi pulau-pulau tersebut.

Kami pun memutuskan untuk memilih Pulau Lemukutan, dengan beragam alasan, salah satunya adalah karena kami memang belum pernah mengunjungi tempat tersebut. Kami berangkat dengan menggunakan mobil pribadi dari Pontianak.

Pada awalnya, keberangkatan kami dimulai dengan bertujuh, dan satu teman kami nunggu di Mempawah.

Penyebrangan ke Pulau Lemukutan
Pelabuhan Teluk Suak

Karena ini merupakan sebuah wisata pulau, tentu diperlukan jasa penyebrangan. Pada umumnya, ada dua dermaga yang digunakan untuk melakukan aktifitas penyebrangan. Pertama adalah Teluk Suak, yang kedua adalah dermaga penyebrangan Samudra Indah atau juga dikenal dengan sebutan SI.

Kedua dermaga memang digunakan untuk menyebrangkan orang dari beragam pulau di area wilayah Bengkayang dan sebaliknya.

Kami berangkat dari Pontianak pukul 8 malam kemudian nginap di Singkawang dan dilanjutkan pagi hari langsung ke dermaga teluk suak. Perkiraan perjalanan dari Pontianak ke Teluk Suak atau Pantai Samudra Indah adalah 3 jam.

Sebaiknya perjalanan memang awal di malam hari agar juga dapat sampai awal di dermaga, namun bukan berarti harus tergesa-gesa diperjalanan.

Kapal dari dermaga diperkirakan berangkat pada pukul 8 pagi, namun ini tidak selalu dapat dipastikan dengan melihat pada jumlah penumpang yang akan disebrangkan.

Dan berutungnya kami karena ada kapal yang merapat, karena kalau lagi air yang sedang surut, gelombang besar atau beragam alasan lain yang menjadi pertimbangan para awak kapal engggan untuk mampir ke dermaga ditambah lagi ini adalah bulan Desember.

Kapal Penyebrangan ke Pulau Lemukutan
Naik Kapal

Mobil pribadi yang kami gunakan untuk perjalanan dari Pontianak diparkirkan di lahan jasa parkir yang cukup banyak terletak di area Teluk Suak. Biaya untuk jasa penitipan kendaraan ini sebesar RP. 50.000,- (dihitung dua hari).

Waktu kami untuk menaiki kapal pun akhirnya tiba. Kapal yang kami gunakan (dan kapal-kapal lain yang menyewakan jasa penyebrangan) adalah sebuah kapal yang berukuran sedang. Menurut informasi yang kami dapatkan, kapal dapat memuat lebih dari 30 orang penumpang.

Ini tidak termasuk barang-barang yang dapat dinaikkan ke kapal. Terhitung sebuah kendaraan bermotor juga terlihat dinaikkan ke kapal.

Pada saat kami menyebrang, selain warga dari pulau, terlihat banyak sekelompok anak muda yang juga bertujuan untuk berwisata ke pulau serta sekelompok ibu-ibu yang nampaknya ingin berwisata ke pulau Randayan.

Saat perjalanan menuju Pulau Lemukutan pastikan jangan tidur atau mabuk laut, karena pemandangan pulau-pulau kecil di sini cantik-cantik ditambah lautnya yang hijau, rumah-rumah nelayan di tepi pulau dan jika beruntung kita bisa menemukan bagan yang mengapung tak jauh dari pulau.

Pulau Kecil di Sekitar Pulau Kabung
Pulau
Tambak Ikan di Pulau Singkawang
Bagan

Sebelum ke Lemukutan kapal yang kami tumpangi singgah dulu di Pulau Randayan untuk menurunkan penumpang lain sedangkan kapal masih akan melanjutkan perjalanan ke dermaga pulau lemukutan.

Dermaga di Pulau Lemukutan
Dermaga

Akhirnya kami sampai di Dermaga Pulau Lemukutan, dari dermaga ke pemukiman warga kami harus melewati jalan setapak panjang dari papan ini. Bila kamu seorang fotografer, saya rasa scene ini tidak akan lepas dari bidikan.

Di Pulau Lemukutan, ada seorang warga yang memiliki jasa penginapan di pulau tersebut, ia adalah pak Asmadi (sering dipanggil Pak Madi).

Ternyata tidak sulit untuk menemukan Pak Madi, selain karena pulau tidak begitu besar, warga juga sangat mengenal pak Madi. Ia adalah pemilik usaha jasa penginapan di pulau tersebut.

Pak Madi mempunyai sebuah penginapan di sebuah tanjung (daratan di tepian yang agak menjorok ke arah laut). Menurut cerita Pak Madi, usaha yang ia rintis ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bangunan penginapan yang semula hanya satu kamar bertambah menjadi delapan kamar.

Dari bentuk fisik dan fasilitas, sebenarnya penginapan Pak Madi memiliki kondisi cukup baik. Kamar mandi dan toilet yang memadai dengan air yang berlimpah, pelataran yang luas cukup untuk aktifitas kelompok seperti barberque, snorkeling atau kegiatan fisik lainnya.

Tempatnya juga strategis, tidak terlalu jauh dari pemukiman warga dan juga ada warung ketika kita perlu membeli barang-barang keperluan sehari-hari, namun juga tidak terlalu dekat sehingga para pengunjung tidak perlu merasa risau dan khawatir segala kegiatan akan dapat mengganggu warga.

Pak Madi pun memiliki dermaga di penginapan, sehingga bila kamu beruntung, kapal yang mengantar dan menjemput kamu tepat di depan penginapan.

Villa Herva Pulau Lemukutan
Villa Herva

Bangunan penginapan Pak Madi berupa sebuah pondok besar dengan delapan buah kamar dan sebuah pelataran memungkinkannya dapat dihuni sampai lebih dari 5 orang per kamarnya. Nama penginapan milik Pak Madi ini adalah Villa Herva. Untuk informasi biaya penginapan disini adalah Rp.250.000,-/malam.

Pada saat rombongan kami sampai di pulau, kami sudah tidak sabar menunggu sore tiba. Ketika sore menjelang kami diajak oleh para pegawai Pak Madi untuk dibawa ke laut dekat penginapan menikmati alam bawah laut, ya … Snorkeling!

Pak Madi memiliki beberapa buah peralatan snorkling, namun tidak semua dalam kondisi yang sempurna, meski cukup baik untuk digunakan. Saran saya akan lebih baik bila kita memiliki dan membawa peralatan sendiri, paling tidak bawalah goggle atau kacamata renang.

Mr Ben Siap Siap Snorkelling
Siap-siap snorkeling
Snorkelling di Bawah Villa Herva Lemukutan
Snorkeling

Tepat dibawah teras tempat penginapan kami sebuah karang yang sedikit mencuat dan terlihat membayang di permukaan, membuatnya menjadi semacam pijakan dangkal untuk para perenang. Dari situ kita dapat melakukan kegiatan diving, snorkling atau sekedar berenang menikmati alam.

Tepian yang dangkal dengan susunan terumbu karang yang rumit memungkinkan beragam jenis ikan dan satwa air hidup dengan baik. Bila kamu tidak dapat berenang, pastikan kamu menggunakan pelampung yang juga disediakan oleh Pak Madi.

Setelah puas ber-snorkeling dan ber-diving ria, jangan berhenti dahulu. Coba pinjam perahu milik pak Madi dan beranikan diri menggunakannya berkeliling bagan.

Setelah melakukan kegiatan di air, makanan yang ditunggu datang. Dalam keadaan basah dan lapar, sudah barang tentu ikan goreng, ikan bumbu asam pedas, sayur sup kentang dan sambal terasi menjadi pelengkap kesempurnaannya.

Bila berkesempatan makan di sana, jangan kelewatan mintalah dilengkapi sambal terasi buatan Istrinya Pak Madi, saya jamin rasanya extraordinary!

Makan di Penginapan Pulau Lemukutan
Makan Siang

Sebenarnya untuk perihal makan, penginapan memberikan pilihan lain. Pondok juga dilengkapi dengan sebuah dapur mini dimana disediakan kompor dan segala peralatan masak dan makan, termasuk kompor dan gasnya. Para pengunjung hanya perlu membawa bahan makanan.

Pada saat kami menginap di sana, kami sudah membawa dua kaleng susu, kopi, minyak, mie instan dan air mineral. Tentu saja bila kamu berniat untuk memasak makanan kamu sendiri, kamu harus sangat memperhitungkan bahan makanan yang perlu dibawa.

Setelah makan, mandi dan berganti baju, kami bersiap melakukan kegiatan lainnya misalnya menggunakan waktu untuk sedikit berkeliling pulau. Jalan setapak bersemen, walau kecil cukup untuk membantu kamu berkeliling.

Ada baiknya pula bila kamu mencoba berjalan kaki dan mengejar pemandangan ketika sunset (matahari terbenam) di sisi lain pulau.

Ketika malam menjelang, listrik mulai hidup. Ya, jangan khawatir, bila kamu tidak bisa lepas dari alat komunikasi dan sambungan internet dan tak sabar untuk segera menulis status di media sosial, kamu akan dapat melakukannya.

Listrik di pulau ini hanya mulai bisa digunakan pada pukul 18.00 sampai pukul 6 pagi keesokan harinya.

Sinyal telepon dan internet pun bisa didapatkan, walau kadang tidak stabil pada beberapa jenis layanan penyedia (provider).

Sembari menunggu saat kami akan diajak ke spot snorkeling lainnya, kami menyempatkan diri untuk menikmati malam dengan berkumpul, bermain kartu serta mempersiapkan HP dan kamera yang sedang di-charge sebagai amunisi merekam aktifitas di spot besok.

Hukuman Kalah Main Kartu
Main Kartu

Ketika kantuk telah mencapai mata dan lelah menyerang sel otak dan otot-otot, waktunya untuk beristirahat. Hampir semua anggota kelompok tidur. Angin ternyata tidak membekukan, jaket dan kain seperlunya ternyata mampu membendung udara malam.

Keesokan harinya, kami tidak akan mau melewatkan matahari terbit. Pada saat itu, matahari muncul tepat dibawah awan, seperti layaknya matahari muda yang bertopikan awan.

Sunrise
Sunrise Guide
Berburu sunrise
Menikmati Hangatnya Sunrise di Pulau Lemukutan
Diatas ombak

Belum puas untuk melakukan kegiatan snorkeling kemarin menurut Eza ada spot yang lebih menarik lagi di Pulau Lemukutan ini namun agak jauh dari penginapan. Katanya bisa membuat mata meleleh, oke kita buktikan!

Dan lagi Pak Madi sudah siap mengantarkan kita ke spot yang dimaksud. Pak Madi mengantarkan kami dan menjemput kembali ditempat yang sama. Terima kasih Pak Madi 😀

Eits kebiasaan kami belum hilang gais, seperti biasa sebelum melakukan aktivitas kami melakukan briefing morning  dan berdo’a sebelum melakukan kegiatan. *jadi ingat sekolah …

Pak Madi siap Mengantarkan Kami ke Spot Snorkeling
Cari spot snorkeling lagi
Di Atas Sampan Pak Madi
Dianter pakai sampan
Siap-Siap Snorkling di Pulau Lemukutan
Spot snorkeling
Siap Untuk Snorkeling
Short Trip Snorkelling di Pulau Lemukutan
Snorkeling Time!!
Di atas bagan

Ini nih spot snorkeling yang bisa bikin mata meleleh (kata eza), ya benar sekali disini terubu karang dan ikan-ikannya cantik-cantik, semua biota laut terlihat dengan jelas karena air yang cukup jernih.

Sudah capek snorkelingnya karena sudah sekitar tiga jam kami di laut ditambah lagi cuaca mulai mendung. Agak lama menunggu pak Madi tak kunjung menjemput kami di spot snorkeling ini (mungkin Pak Madi lagi nganterin tamu lainnya), kami memutuskan pulang ke penginapan lewat hutan yang sedikit semak.

Tak begitu jauh dari semak belukar hutan terdapat jalan kecil yang sepertinya sering dilalui penduduk pulau lemukutan, okey kami pun mengikuti jalan tersebut berdasarkan arah berlawanan kami pergi tadi.

Pegunungan di Pulau Kabung
Pulang
Jalan Kecil di Hutan Pulau Lemukutan
Lewat hutan

Melewati hutan ternyata ada untungnya juga, di perjalanan pulang kami banyak menemukan spot-spot bagus buat foto-foto seperti pegunungan, view laut  dengan pulau-pulau kecil di sekitar pulau lemukutan.

Serta tanaman hutan yang jarang kami jumpai, untungnya tidak ada hewan liar seperti anaconda, ular lidi, black mamba, king cobra misalnya.

Tips buat kamu yang juga Pengen Liburan di Pulau Lemukutan

  1. Karena tidak ada listrik disiang hari kamu wajib bawa kabel terminal dan power bank buat jaga kalau camera atau handphone kamu kehabisan baterai, karena dokumentasi itu penting (menurut saya sih, buat mengabadikan siapa tau kelak anak cucu kamu lihat trip kamu waktu masih muda)
  2. Gak perlu bawa air mineral sampai bergalon-galon, karena di pulau lemukutan air gunung nya melimpah bisa minum sepuasnya.
  3. Bawa kamera underwater dan alat snorkeling sendiri, karena kalau sewa cukup mahal.
  4. Jika kamu beli bahan makanan di sana, perhatikan label kadarluasa produk tersebut, maklum takutnya barang sudah lama yang dijual karena ini diluar pulau gais.
  5. Carilah penginapan yang dekat dengan surau atau masjid biar gak ketinggalan solat lima waktunya. Nah kalau disini ada nih masjid nya
Masjid Nurul Falah Pulau Lemukutan Dusun Karang Timur
Masjid Nurul Falah Pulau Lemukutan
Time to Go Home Sayonaraa Pulau Lemukutan
Mari pulang

Nah itulah catatan pelarian kami di Pulau Lemukutan Bengkayang dan beberapa tips buat yang ingin liburan di pulau ini. Semoga bermanfaat, sampai jumpa di perjalanan berikutnya ❤️.

Share this post:

13 thoughts on “Pelarian Tiga Hari di Pulau Lemukutan

  1. lain kali kalau mau pelarian lagi ajakin dong mbak, review keren banget bikin pengin mbak hhehe

Leave a Reply to Siti Mustiani Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *