Bukit Bahu, Padang Ilalang di Batas Negara

Aku bukan type orang yang punya cita-cita, ataupun resolusi setiap tahunnya. Karena berpikir, hidup itu mengalir gak perlu harus ngos-ngosan, misal; sampai hari ini aku harus selesai dengan kesibukanku yang ini, tahun ini aku harus ngeblonde rambutku, atau hari ini aku harus bikin body-ku kayak Kim Kardashian yang harus ngeluarin duit 6 Milyar, agar supaya kaum Adam melirikku, huhuhuu.

Yang ada bukan jadi body goals tapi tiba-tiba mati, karena jual ginjal demi bodygoals, LAH. Yang penting tanggung jawab dan tahu diri, itu sih pendapatku. Pasti setiap orang mempunyai hal berbeda denganku, wajar namanya juga manusia.

Dan kalian sadar gak, sekarang sudah di awal tahun 2018. Pastinya ngerasa tua dan ada beberapa keinginan yang belum terwujud, seperti menikah halnya aku. Karena background-ku sekarang lagi gila-gilanya dengan dunia traveling, jadi ada beberapa keinginan yang pengin ku wujudkan.

Liburan tahun baru ini gak tahu kenapa, hati terpanggil pengin ke Sanggau lagi, namun kali ini dibagian hulu. Destinasi yang jauh dari kota bahkan hampir menjejak ke negara tetangga. Kalau di Kota Pontianak biasanya yang kerap ku kunjungi hanya taman kota,  wisata kuliner, atau wisata heritage lainnya.

Namun, kalau udah keluar kota aku mencari suasana yang berbeda, ke bukit misalnya. Mungkin bukit adalah suatu yang anti mainstream. Konon di Sanggau juga mempunyai bukit yang elok dan eksotis, yaitu Bukit Bahu. Surga banget buat tim bukit kayak aku.

TRIP pun di-jadikan sama tim djelajah borneo, ke Bukit Bahu Kecamatan Bonti Sanggau Kapuas tanggal 6-7 Januari 2018 trip kali ini pun juga dibuka untuk umum. Jadi rame banget! beberapa teman baru dari Jember, Anjungan dan anak-anak SMA Santun dan SMA 8 Pontianak, totalnya ada 31 orang.

Perjalanan dimulai pukul 8 pagi di titik kumpul Tanjung Hulu, tepatnya di rumah Gerry. Saat semua berkumpul kami berdoa, pamitan dan memastikan kendaraan siap untuk digunakan selama perjalanan agar perjalanan kami lancar.

Alhamdulillah awal perjalanan lancar dan cuaca sangat mendukung, tidak panas tidak juga hujan. Begitu kami beristirahat sebentar di Simpang Ampar, satu lagi kebahagiaan  yang kami dapat. Seorang bapak yang datang dengan pick up yang berisikan banyak durian, durian tersebut dibagikan kepada kami secara gratis.

Sontak teman-teman bahagia dan langsung menyantap durian tersebut bersama sama di depan ruko.

Dapat Traktir Durian Se Pick Up
Durian Lovers

Perjalanan pun dilanjutkan kembali menuju simpang sosok, untuk istirahat solat dzuhur dan makan siang. Beberapa anggota sepertinya ada yang tertinggal cukup jauh, saat bertemu ternyata kendaraan salah satu teman kami mengalami kendala.

Tapi, sepertinya tidak jadi masalah, karena mereka mendapatkan tumpangan pick up untuk membawa kendaraan mereka ke bengkel, kelihatan seru sekali sayang aku tak ada disitu. *lahhkok

Kami tiba di desa pukul 17.00 sebelum masuk ke lokasi bukit bahu, kami mengisi dan menandatangani buku daftar kunjungan yang disediakan oleh ketua RT setempat, sekaligus membayar tarif masuk sebesar Rp.10.000/orang.

Tarif ini sekaligus tarif parkir kendaraan, karena lokasi bukit bahu ini belum dikelola pemerintah setempat.

Dan pedakian pun dimulai pukul 17.10.

Let’s Go Team!

Pendakian bukit bahu kami disambut oleh langit yang semakin gelap karena hampir malam untung nya headlamp dan sentar sudah siap, diperjalanan kami semua pendaki yang melewati jalur yang sama, rasa lelah yang sama, kerja keras yang sama, seperti sudah berkerabat.

Belum pernah kenal atau bertemu, kami akrab bersenda gurau di perjalanan, berbagi makanan dan minum, bercerita dan mengikat tali persaudaraan baru. Rasanya asik sekali, tanpa sadar kami telah di puncak bahu pukul 19.04.

Saat tiba di puncak bergegas teman-teman mendirikan tenda dome, membuat api unggun dan memasak makan malam. Suasana semakin riuh saat berada di puncak, dan tenda-tenda dum sudah didirikan dengan kokoh agar tidak goyah tertiup angin.

Semilir angin sadu dan dinginnya udara membuat tubuh segera memerintahkan untuk menikmati hidangan panas, ditemani secangkir kopi dan teh serta cemilan kecil yang telah disiapkan sejak dari awal sebelum berada disini.

Setelah makan bersama, kami berkumpul melingkari api unggun saling bertukar cerita tentang pengalaman pendakian, kesan pertama ketika ikut trip pertama kali dan banyak lagi bak malam keakraban, kami larut hingga pukul 12 malam.

Bukit Bahu, moment berharga dimana kita jauh dari keramaian, menikmati alam dengan teman-teman. Bersenda gurau melepas penat – Gerry Fernanda

Tenda

Kami rehat sejenak tidur ditenda kami masing-masing berharap bisa ngeliat sunrise besok pagi. Walaupun udara cukup dingin teman yang lain bisa ngelupain itu semua dan tetap aja tidur tenang kayak enggak ada apa-apa.

Aku sih tidur dan kebangun jam 3 pagi, dan gak bisa tidur lagi untungnya ada mayu dan imam yang bangun juga (atau mungkin mereka memang gak tidur dari tadi malam), sambil menunggu sang fajar kami ngobrol-ngobrol dan ngopi sambil membuat video timeslapse.

Begitu pagi, kerasa banget masih dingin nya dan benar saja ngeliat langsung embun pagi ngumpul udara sangat segar. Aku langsung ambil kamera dan siap-siap untuk memotret moment yang indah di depan mata.

Menunggu Pagi
Menunggu Matahari
Kabut Lembut

Semakin siang, sekitar jam 8 sampai jam 9 embun nya makin ngumpul dan bikin sedikit bertahan untuk enggak kemana-mana dulu, karena bukit disekitar tempat kami nge-camp mulai terlihat savana. Puas-puasin foto-foto, temen-temen juga ada yang bikin video, mulai dari video bener sampai video yang bikin ketawa sampai sakit perut. Intinya seketika kita ngelupain kalo abis ini harus turun.

Pagi! Tenda Sebelah
Selamat Pagi Kamu
Ilalang

Duduk santai atas jerami kering sembari bersenda gurau bareng teman dengan menatap jauh pemandangan alam di Puncak Bukit Bahu, benar-benar menyuguhkan sensasi yang luar biasa dan tak mudah dilupakan.

Let’s Go Home

Keindahan pemandangan yang di tawarkan dari pendakian pasti sudah banyak diketahui banyak orang. Tapi tetap, bukit bukanlah tempat yang bisa di pandang sebelah mata. Bukanlah sebuah tempat untuk mewadahi keriangan sementara tanpa pertanggung jawaban. Bawa turun kembali sampah kalian 🙂

Percaya bahwa traveling bukan hanya cara untuk bersenang-senang, mengumpulkan foto dan rekor. Namun untuk menemukan pengalaman dan inspirasi baru, merevitalisasikan kembali hidup yang kadang berisi kejenuhan dan kekosongan.

See you for the next ! Happy wonderful traveling!

More info:
Bukit Bahu, Dusun Bangau, Desa Bantai
Kec. Bonti Kabupaten Sanggau – Kalimantan Barat
Biaya Masuk Rp.10.000,-/orang (sudah termasuk biaya parkir)

Share this post:

11 thoughts on “Bukit Bahu, Padang Ilalang di Batas Negara

Leave a Reply to Siti Mustiani Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *