Gunung Rinjani Part 1: Menyapa Dewi Anjani

Rinjani 3726 mdpl. Finally, gunung tertinggi ke-3 di Indonesia dan gunung tercantik di Indonesia tergapai. Naik sembalun, melewati tujuh bukit penyesalan sampai pelawangan summit attack tengah malam tiga hari dua malam yang penuh drama dan cerita. But they are worth the effort dan lagi lagi gak nyangka, my limit beyond expectation.

Cerita perjalanan kali ini dimulai dari Mataram. Mataram merupakan kota yang sangat welcome bagi kami karena sebagian besar yang tinggal disini adalah umat muslim sehingga sangat mudah mencari makanan halal tidak seperti di Bali. Di Mataram kami menginap disalah satu rumah teman pramuka nya Yandy yaitu Olga, tante dan mamanya Olga sangat baik kepada kami. Sedikit cerita, mamanya Olga ini adalah seorang dokter dan di rumah Olga ini ada usaha laundry yang dikelola sendiri oleh tantenya Olga. Saat ini Olga berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Mataram fakultas kedokteran.

Kami cukup terpuaskan berkeliling di Kota Mataram, mulai mencoba beberapa kuliner seperti Soto Banjar, Sate Ayam, Nasi Goreng ada juga sempat nonton film di Lombok Epicentrum Mall hingga mengunjungi Masjid Islamic Center. Ketika sore, kami mulai prepare perlengkapan kami untuk menuju Sembalun, seperti belanja logistik, btwe semua pengeluaran kami ini dicatat dengan rapi, ini ide nya Yandy mungkin untuk keperluan perjalanan selanjutnya hehe.

PS : *Tulisan ini dibuat pada tanggal 8 Agustus 2018, saat ini Lombok sedang mengalami duka yaitu terjadinya Gempa dengan kekuatan 7.0 SR yang mengguncang hampir seluruh pulau Lombok hingga ke Bali tanggal 5 Agustus 2018. Kita doakan saudara-saudara kita disana diberikan kesabaran dan lindungan semoga segera berlalu hingga Lombok kembali pulih.

Perjalanan dari Mataram menuju Sembalun kami tempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam (plus singgah makan dan solat magrib) perjalanan dimulai pukul 5 sore. Saat memasuki kawasan sembalun cuaca tiba-tiba mulai dingin, kami segera menuju Homestay dekat dengan kawasan regristrasi pendakian Gunung Rinjani.

View Gunung Rinjani

Saat pagi halaman depan di homestay kami sudah terlihat Gunung Rinjani, sedikit tertutup awan di puncaknya membuat kami semakin semangat dan siap untuk naik. Pukul 08.12 setelah sarapan kami bergegas menuju lokasi regristrasi pendakian gunung rinjani.

Tempat Registrasi Peserta Pendaki

Berbeda seperti di Semeru mengurus simaksi di Rinjani lebih mudah, dapat dilakuakn di lokasi alias tidak secara online (kabarnya untuk pendakian berikutnya akan menggunakan sistem online gais). Pendaki Gunung Rinjani lebih kebanyakaan turis atau pendaki luar negeri daripada pendaki lokal Indonesia sendiri.

Setelah mendapatkan tiket masuk pendakian kami menuju gerbang masuk Gunung Rinjani, kami diberi dua kantong sampah cukup besar yang pasti digunakan untuk menyimpan sampah, ingat selalu bawa turun kembali.

Trash Bag
Rinjani I’m Coming!

Menuju pos 1, track pendakian serasa pemanasan, beberapa kali perjalanan ditutupi awan nyukurlah jadi gak panas banget, langkah yang tetap konstan menapaki jalanan setapak menuju pos 1. Track yang menuju pos 1 tidaklah sulit, namun track yang menanjak (dengan sudut yang rendah) namun panjang sedikit menguras tenaga.

POS 1 Jaluar Sembalun

Tiba di pos 1, terlihat beberapa group pendaki dan porter beristirahat, ada yang selfie, ada yang berjualan, ada yang tidur, ada yang ketawa-ketawa, lengkap suasana di pos 1 ini. Kami beristirahat sebentar di Pos 1 sambil ngobrol-ngobrol pendaki lain.

Lembah

Jarak antara Pos 1 dan Pos 2 merupakan jarak yang paling dekat yakni hanya 1,4 km, sebenarnya dari Pos 1 sudah terlihat Shelter Pos 2 tapi tetap saja jalannya bikin ngos-ngosan. Btwe jangan heran juga jika kalian ke Gunung Rinjani sering menemukan beberapa ojek yang menawarkan tumpangan, tapi para ojekers ini hanya bisa mengantarkan sampai di Pos 2 saja, jumlah mereka tidak banyak biasanya mereka ini adalah penduduk lokal.

POS 2 Sore Hari

Kami tiba di POS 2 pukul 15.00 WITA dan memutuskan untuk bermalam di Pos 2 dan besok pagi dijanjutkan perjalanan menuju pos 3, pelawangan hingga puncak.

Menjelang Pagi
Melihat Puncak

Selamat pagi! Ini pagi pertama kami menyapa sang dewi Anjani, cuaca sangat cerah, bahkan waktu keluar tenda pun Rinjani seakan menyambut kami untuk datang. Kondisi pos 2 sangat terbuka, jadi kalau cuaca panas ya panas banget, kalo dingin ya lumayan, tapi gak begitu dingin kok soalnya masih di bawah 2000 mdpl.

Setelah mengambil beberapa foto dan sedikit video kami packing tenda dan perlengkapan, sekitar jam 9 pagi kami melanjutkan perjalanan menuju Pelawangan Sembalun. Perjalanan hari ini merupakan perjalanan terberat sepanjang Gunung Rinjani karena kita akan melewati bukit yang katanya bikin nyesel pas kita daki, ehmmm.

Perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 sudah mulai cukup berat, tanjakan terus dan sedikit bonus. Sebetulnya yang bikin berat karena kita sudah bisa melihat jalur dari pos 2 menuju pos 3, rasanya dekat di mata tapi jauh di dengkul, ditambah cuaca saat itu terik banget, makin menjadi deh lelahnya. Sebelum sampai di pos 3, nanti kita bertemu dulu sama yang namanya pos 3 extra, jadi jangan seneng dulu soalnya masih sekitar 10 menit dari pos 3 extra dengan jalur yang sudah menanjak.

Masih Jauh

Tepat jam 11 pagi atau 2 jam perjalanan dari pos 2, kami tiba di pos 3. Lahan camp di pos 3 cukup luas, tapi memang gak seluas pos 2, dan di pos 3 tidak ada sumber air. Dari pos 3, kita sudah bisa melihat bukit yang konon katanya bikin dengkul sama hati terkadang gak sejalan, yang katanya siapa pun pendaki yang mendaki Rinjani via bukit ini bakal nyesel, hmmm yap namanya 7 bukit penyesalan.

Pos 4 Bukit Penyesalan

Kenapa namanya 7 bukit penyesalan? Karena kita bakal mendaki bukit hingga 7 biji! Iya, gak boong, terus pas kita melongo keatas, kesannya udah kayak puncak Pelawangan Sembalun, padahal itu baru puncak bukit aja, makanya jalur ini juga disebut jalur PHP, mungkin yang biasa di PHPin, bakal terbiasa melewati jalur ini haha *KokMalahNgaco.

Lembah

Cerita selanjutnya lanjut ke Gunung Rinjani 3726 mdpl Part 2

Share this post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *