Bersama Jaga Hutan, Cegah Perubahan Iklim

Menyambut Hari Bumi tahun ini saya sangat exited sekali karena lagi-lagi saya berkesempatan untuk belajar banyak tentang betapa pentingnya kita untuk terus dan semakin peka terhadap pelestarian hutan untuk menjaga kehidupan bumi agar tetap stabil. Terlebih beberapa pekan lalu kita sering mendengar kabar bencana alam, saya yakin itu semua ada kaitannya dengan kebiasaan manusia, keberadaan hutan hingga merasakan perubahan iklim.

Sejak bulan April 2021 ini saya dan beberapa teman blogger terpilih dari seluruh Indonesia yang peduli terhadap lingkungan tergabung dalam sebuah komunitas “Eco Blogger Squad” dan hadir dalam gathering online perdana di Eco Blogger Squad Earth Day Gathering pada 14 April 2021 kemarin dengan tema “Hutan Indonesia sebagai salah satu solusi dalam mitigasi perubahan iklim”.

Pertemuan virtual ini merupakan kolaborasi antara WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), LTKL (Lingkar Temu Kabupaten Lestari), HII (Hutan Itu Indonesia), BPN (Blogger Perempuan Network). Siapakah mereka ini, sebelum lebih jauh kita kenalan dulu yuk!

WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)

Walhi merupakan organisasi lingkungan hidup independen non-profit terbesar di Indonesia, sejak tahun 1980 hingga sekarang Walhi secara aktif mendorong upaya-upaya penyelamatan dan pemulihan lingkungan hidup di Indonesia.

LTKL (Lingkar Temu Kabupaten Lestari)

LTKL atau Lingkar Temu Kabupaten Lestari adalah forum gotong royong yang diinisiasi oleh pemerintah kabupaten anggota demi mewujudkan target pembangunan lestari yang sesuai dengan agenda pembangunan nasional Indonesia. Sebagai bagian dari fokus pembangunan LTKL bekerja berdampingan dengan kepentingan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia atau APKASI dan didukung oleh mitra gotong royong lainnya.

LTKL bergerak dalam tiga kelompok program utama, yaitu:

  1. Mengembangkan kerangka daya saing daerah (KDSD)
  2. Mendorong peningkatan kapasitas daerah untuk pengembangan bisnis investasi lestari
  3. Membangun inovasi lestari berbasis masyarakat.

HII (Hutan Itu Indonesia)

Hutan Itu Indonesia adalah organisasi nirlaba berbadan hukum yang memiliki gerakan terbuka yang percaya akan kekuatan pesan-pesan positif untuk menumbuhkan rasa cinta kepada hutan Indonesia yang sangat berpengaruh pada kehidupan. HII didirikan 22 April 2016 saat ini dikelola oleh 20 orang pengurus dan dibantu oleh lebih dari 350 sukarelawan dan lebih dari 400 mitra sebagai bidang kegiatan dalam berbagai program pendekatan kreatif.

BPN (Blogger Perempuan Network)

BPN atau Blogger Perempuan Network adalah sebuah platform digital dimana seluruh blogger perempuan Indonesia bisa saling belajar, menceritakan dan menginspirasi satu sama lain melalui konten. Komunitas ini sudah berkembang dengan sangat pesat sejak 2015 dan menjadi komunitas blogger terbesar di Indonesia.

Beberapa hari sebelum kagiatan dimulai semua peserta dikirim sebuah hampers marcendise spesial berupa Sago Pancake Mix berbahan dasar sagu dari Papua dan kopi spesial dari Nusa Tenggara Timur. Marcedise dikemas dengan kemasan ramah lingkungan berupa tas purun.

Sago Pancake Mix

Blogger Perperan Aktif dalam Kelestarian Hutan

Pertama kita haruslah sadar, lestarinya hutan bukan hanya masalah dari orang-orang yang berkecimpung dalam bidang kehutannan saja tapi kita semua. Blogger disini berperan aktif dengan cara menyampaikan ide-ide mereka melalui konten tulisan kemudian dibagian ke sosial media serta tidak lupa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta Eco Blogger Squad Earth Day Gathering

Ini adalah kegiatan Virtual Gathering yang kesekian kalinya, walaupun dilakukan secara online tapi itu tidak menyurutkan semangat kami untuk mengikuti kegiatan sampai selesai *sekalian ngabuburit. Acara ini tentu saja bermanfaat bagi kami sebagai peserta karena dapat menambah pengetahuan kami tentang pentingnya keberadaan hutan di Indonesia.

Virtual Gathering kali ini dibawakan oleh pembawa acara kece Kak Fransiska Soraya (dipanggil Oca). Eitss gak ketingagalan dong acara ini diisi dengan games menarik saat sebelum dan setelah acara, serta kegiatan utama diisi oleh pembicara dalam pemaparan materi Eco Blogger Squad Earth Day Gathering tentang perlindungan lingkungan untuk bumi yang lebih baik dalam menyambut Hari Bumi yang disampaikan oleh:

  • Mas Yuyun Harmono, Manager Kampanye Keadilan Iklim Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)
  • Kak Gita Syahrani, Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL)
  • Mas Christian Natali, Manager Program Hutan Itu Indonesia (HII)

Eco Blogger Squad Earth Day Gathering

Sebelum pemaparan materi bersama pembicara dimulai kami diajak oleh kak Oca untuk mengikuti mengikuti kuis online seru seputar menjaga lingkungan, tentunya dengan hadiah berupa marcendise menarik dari panitia. Dimana pemenangnya diumumkan diakhir acara.

Pemateri Eco Blogger Squad Earth Day Gathering

Daaann, acara Eco Blogger Squad Earth Day Gathering bertajuk “Hutan Indonesia sebagai salah satu solusi dalam mitigasi perubahan iklim” yang ditunggu-tunggu adalah Talk Show bersama para pembicara handal.

Krisis Iklim dan Transisi Keadilan

Pemateri pertama disampaikan oleh Mas Yuyun Harmono sekaligus Manager Kampanye Keadilan Iklim Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). Beliau berbagi tentang kondisi krisis iklim dan apa yang bisa kita lakukan terutama peran komunitas yang menjaga hutan agar supaya tetap lestari menjadi bagian solusi penting dalam upaya untuk mengatasi krisis iklim.

Perubahan Temberatur Bumi

Menurut Mas Yuyun Haryono saat ini sudah banyak dibahas sebenarnya soal krisis iklim ini, bagaimana iklim ini memperngaruhi temperatur bumi kita rasanya sangat penting untuk diketahui kondisi bumi kita saat ini. Banyak ilmuan sudah menyebutkan bahwa yang terjadi hingga saat ini adalah kondisi yang memasuki krisis iklim dan kondisi bumi ini dipengaruhi oleh prilaku manusia, baik prilaku individu maupun perilaku ekonomi, sosial dan juga untuk produksi dan konsumsi. Sehingga apa yang kita lakukan itu sangat berpengaruh tidak hanya pada diri kita atau sekitar kita tapi juga berpengaruh pada bumi kita.

Perubahan Suhu Indonesia (sumber: showyourstripes.info)

Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai menelitian, diatas merupakan kondisi perubahan iklim yang ada di Indonesia, jika kita perhatikan gradasi warnanya sudah mengarah ke warna merah bahkan sudah mendekati satu derajat bahkan pernah melewati satu derajat celcius rata-rata perubahan suhu di Indonesia.

Kabarnya jika pemanasan suhu ini terus meningkat akan berakibat musnahnya ekosistem penting yang ada di Bumi. So, kita semua tidak ingin itu terjadi bukan? Bukan hanya ekosistemnya yang akan hilang bahkan keberadaan manusia pun mungkin saja akan terpengaruh.

Apa Dampak Pemanasan Global sekarang ini dan jika mencapai 1.5°C menurut IPCC?

Pemanasan global akibat ulah manusia mencapai 1°C pada tahun 2017 dibandingkan masa pra industri dan terus meningkat sekitar 0.2°C setiap sepuluh tahun. Jika emisi global terus meningkat dengan kecepatan seperti sekarang, pemanasan global akibat ulah manusia mungkin akan melewati batas 1.5°C pada tahun 2040.

Naiknya suhu hingga 1.5°C akan mengakibatkan pemusnahan yang tidak dapat dihindari terutama bagi pulau-pulau kecil sehingga akan memperkecil kesempatan untuk melakukan adaptasi. Dampaknya akan semakin buruk pada negara tropis dan subtropis di belahan bumi selatan.

Pada kenaikan suhu 1.5°C, ekosistem laut akan mencapai titik trutisnya dan tidak dapat lagi dipulihkan termasuk hilangnya 70-90 persen terumbu karang dan berakibat naiknya suhu laut dan keasaman laut yang berdampak langsung pada keselamatan, perkembangan dan pertumbuhan berbagai macam kehidupan di laut.

Climate Change (Sumber: Canadian Geographic)

Biodiversitas/ekosistem: Membatasi pemanasan hingga 1.5°C akan secara siknifikan mengurangi resiko dampak yang ditimbulkan oleh iklim terhadap keanekaragaman hayati dan oksigen, termasuk hilangnya spesies dan kepunahan. Pada suhu 1.5°C prediksi pengurangan 50% untuk tanaman dan vertebrata dan 66% untuk serangga dapat dicegah.

Suhu lebih tinggi dari 1.5°C bisa memiliki dampak yang tidak dapat diubah pada beberapa spesies, ekosistem dan fungsi ekologi kepada manusia, bahkan jika pemanasan global akhirnya stabil pada 1.5°C di tahun 2100. Bisa saja terjadi kelangkaan air, kegagalan panen/kekurangan pangan, menurunnya tingkat kesehatan, lebih buruknya terjadi bencana alam.

Tren Bencana Alam di Indonesia Sepanjang 2009-2019

Tren Bencana di Indonesia 2009-2019

6 dari 10 bencana yang terjadi di Indonesia adalah bencana hidrometereologi yang terkait langsung dengan perubahan iklim. Bencana hidrometereologi selama 10 tahun terakhir mengalami trend yang terus meningkat.

Contoh dekatnya saja kita beberapa waktu lalu mendengar kabar banjir bandang di Kalimantan Selatan, bahkan siklon angin yang terjadi di NTT & NTB.

Meski posisi geografis Indonesia memang sangat rentan terhadap perubahan iklim karena negara kepulauan dimana ada lebih dari 17ribu lebih pulau Indonesia sehingga banyak kemungkinan terjadinya bencana. Disisi lain Indonesia juga berkontribusi dalam semakin meningkatnya krisis iklim terutama dari sektor yang berbasis lahan seperti tambang minyak, kebakaran lahan gambut karena semua aktivitas ini mengeluarkan gas rumah kaca.

Prinsip Energi Berkeadilan

  1. Menyediakan akses energi untuk semua berbagai hal dasar manusia
  2. Aman terhadap iklim dan berdasarkan pada teknologi yang tersedia di lokal dan berdampak rendah
  3. Dibawah kontrol langsung oleh publik dan diatur untuk kepentingan publik
  4. Memastikan hak0hak pekerja sektor energi
  5. Memastikan hak free, prior and informed consent bagi masyarakat yang terkena dampak
  6. Berskala kecil dan terdesentralisasi
  7. Memastikan penggunaan energi yang adil dan seimbang serta meminimalkan limbah energi

Transisi Berkeadilan Berarti Kedaulatan Pangan dan Melindungi Hutan dan Keanekaragaman Hayati

Untuk menghentikan perubahan iklim membutuhkan transformasi sistem pangan artgo-industri (produksi, distribusi dan konsumsi). Produsen dan konsumen pangan skala kecil, termasuk petani, masyarakat adat, petani kelaurga, pekerja pedesaan, nelayan dan masyarakat perkotaan semakin dihadapkan oleh perebutan sumber daya alam dan pelanggaran sistematis hak asasi manusia. Masyarakat juga menghadapi bencana alam yang semakin serting terjadi dan dampak dari perusakan iklim yang disebabkan oleh perubahan iklim dan ketidakmampuan pemerintah untuk penyetujui solusi nyata.

Transisi yang adil menuju kedaulatan pangan tidak dapat dilakukan dengan argibisnis perusak keanekaragaman hayati, tetapi bergantung pada peran nyata produsen pangan skala kecil dan bentuk distribusi dan konsumsi ekonomi berdasarkan solidaritas serta peran dan kontrol masyarakat terhadap hutan.

Mas Yuyun juga mengajak kita untuk melihat daerah Dusun Silit Desa Nanga Pari, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat mereka sudah mendeklarasikan sebagai kampung mandiri energi. Di Dusun Silit masyarakatnya sedang dalam proses pengajuan pengakuan hutan adat bernama “Siberuang” ke pemerintah pusat, sedangkan di pemerintah daerah mereka sudah diakui sebagai kampung mandiri engeri dengan hutan adatnya.

Gerbang Dusun Silit Mandiri Energi (Dok. WALHI)
Dusun Silit (Kabupaten Sintang) Berdaulat atas Ruang Hidup dan Energi (Dok. WALHI)

Wilayah adat yang dimiliki Dusun Silit kurang lebih 5200 ha dan memiliki80 kepala keluarga ini mereka semangat dalam mempraktikkan untuk menjaga hutan agar tetap lestari sudah termanifestasi dengan baik, mulai dari memanfaat hasil hutan non kayu hingga menjamin ketersediaan sumber air. Sumber airnya pun ada yang dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik untuk menerangi kampung mereka sendiri.

Tentunya semua itu dilakukan dengan gotong royong, sumbangan dari masyarakat, kemudian ada juga disupport oleh CU (Credit Union) sebagai modal awal untuk membangun mikrohidro skala kecil. Selanjutnya dijalankan untuk keperluan anggotanya sendiri.

Apa yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Silit ini menjawab pendekatan yang integratif bahwa menjaga hutan agar tetap lestari memang menimbulkan benefit yang lain yaitu menjamin ketersediaan akan energi terutama listrik dengan skala kecil dan teknologi yang tersedia serta mudah dipahami sehingga masyarakat tidak bergantung kepada teknisi-teknisi yang berasal dari luar karena bisa diolah sendiri secara mandiri sekaligus mewujudkan cita-cita bersama agar listrik juga menjadi bagian dari hak asasi, semua dapat menikmati dan seterusnya.

Apa yang dilakukan masyakarat Dusun Silit ini menjadi pendekatan yang komperensif dan baik, bahwa menjaga hutan juga akan berimbas pada didapatnya keuntungan dari yang dirawat juga.

Menyelamatkan Bumi = Menyelamatkan Manusia

Selanjutnya pemateri kedua disampaikan oleh Kak Gita Syahrani selaku Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). Penjelasannya ini diawali dengan memperlihatkan sebuah gambar akar pohon yang merambat pada sebuah bangunan.

Tree and Roots Reclaim the Ta Prohm Temple in Cambodia (sumber: insightguides.com)

Foto diatas menggambarkan ketika tidak ada manusia lagi alam dapat melakukan reclaim, pohon mengambil kembali teritorinya karena tidak ada lagi manusianya. Beberapa study juga menyatakan secara future scientific studies tentang ramalam masa depan kalau tidak ada manusia sebenarnya bumi akan baik-baik saja.

Contoh kecilnya, saat pandemi covid-19 saja dimana manusia mengurangi beberapa aktivitas pohon-pohon dapat tumbuh lagi, spesies hewan yang dulunya pada ngumpet kemudian muncul lagi. Jadi ini bisa menjadi paradigma untuk kita semua agar berpikir ulang bahwa ini bukan tentang kita sayang-sayangnya. Terkadang kita selalu merasa ini gak ada hubungannya sama kita, menganggap ini bukan urusan kita, padahal sebenarnya bahkan manusianya yang bisa ditendang.

Sebetulnya merayakan hari bumi bukan tentang menyelamatkan bumi, tapi tentang menyelamatkan manusia. Nah, jika kita masih peduli satu sama lain ini adalah misi untuk menyelamatkan semuanya.

Nyatanya adanya pandemi saja manusia sudah klabakan menghadapinya, apalagi menghadapi perubahan iklim yang memungkinkan timbulnya berbagai virus-virus baru. Nah dari sini, jika kita merasa bahwa kita dihadapi pandemi covid-19 saja sudah merasa paling buruk, bagaimana kita siap untuk menghadapi perubahan iklim?

Gelombang Dibalik Covid-19

Nah, dari skema diatas kembali lagi kita harus memikirkan fungsi hutan dan fungsi ekologi bahwa mereka inilah yang sebenarnya bisa menyelamatkan manusia. Kabar baiknya pemerintah Indonesia saat ini mempunyai rencana pembangunan nasional yang menerapkan pendekatan ekonomi yang harus menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat dan perlindungan lingkungan yang harus seimbang. Tentunya program ini juga berhubungan dengan penggunaan energi, memperlakukan hutan, meperlakukan air, agri culture, perkebunan hingga apa yang kita konsumsi dan lain-lain.

Low Carbon Development dan Teori Ekonomi Lestari Kate Raworth

Terdapat satu teori ekonom dari Kate Raworth bernama teori donat, dimana batas yang paling luar itu adalah batas kemampuan lingkungan toleransi kita yang harus dijaga apapun pola ekonomi yang kita putuskan untuk menjaga lingkungan. Kemudian di layer paling dalam pada diagram, kita sebaiknya tidak mengganggu batas-batas fungsi ekologis itu sendiri seperti air, makanan, energi dan lain-lain.

Fakta Naiknya Ekonomi E-Commerce

Bicara soal ekonomi, jika diperhatikan data perkembangan dari Bank Indonesia bahwa transaksi e-commerce itu terus naik. Artinya pola ekonomi Indonesia saat ini cukup dikuasai dengan berbagai transaksi yang sifatnya elektronik umumnya di e-commerce. Sebenarnya jika dilihat dari neraca perdagangan kita salah satu yang positif adalah perdagangan dalam negeri, tapi sayangnya barang yang dibeli dengan uang sebanyak itu sebagian besar bukan produk Indonesia seperti alat rumah tangga, elektronik, fashion hingga mainan anak. Produk Indonesia yang dibeli saat ini masih dibawah 20% di semua platform e-commerce. Padahal nyatanya di Indonesia punya banyak potensi herbal yang bisa diolah menjadi berbagai produk misalnya kecantikan, pola makanan yang baru, alat pewangi untuk pakaian bahkan yang lebih ramah lingkungan dan ramah sosial.

Disini Kak Gita juga menyampaikan bahwa kita punya satu misi yang bisa dilakukan dan didorong bareng-bareng terkait visi ekonomi. Dimana kita sebagai kaum urban bisa berkolaborasi untuk memastikan semua kabupaten terdapat industri pengolahan manengah yang berbasis masyarakat, melihat konservasi juga bagian dari sumber ekonomi agar semuanya semangat mengolah sumber ekosistem nilai konservasi tinggi dengan bijak dan tidak menganggu fungsi lingkungan serta mempunyai value adat yang tinggi, maka orang-orang tidak perlu disuruh pun akan menjaga.

Visi Ekosistem Lestari 2045

Tapi, semua itu harus diarahkan kepada bagaimana kita membantu teman-teman agridasi usahanya seperti misalnya berbasis koperasi, agar dapat menaikan daya saing. Selain itu juga membantu pertumbuhan lapangan pekerjaan di daerahnya masing-masing.

Kak Gita juga menyampaikan saat ini ada 4 sektor secara valuasi untuk produk berbasis alam seperti kesehatan, food and beverage, kecantikan dan industri teknogi. Tentunya semua ini jika dimaksimalkan akan mengingkatkan kesejahteraannya daerah tersebut dan menurunkan tingkat kemiskinan.

Sebagai konsumen kita juga dapat turut berkontribusi loh dalam melindungi hutan Indonesia itu sendiri dengan membeli produk-produk lokal. Karena sebenarnya ada banyak sekali potensi hutan terutama di Indonesia yang justru dilirik oleh luar negeri.

Peluang Industri Alam di Pasar Global
Flora di Penjuru Nusantara

Daripada diekspor bahan mentahnya lebih baik diolah sendiri dan sumbernya dari hutan kita sendiri sehingga menghasilkan valuenya lebih tinggi. Sehingga kita bisa menjadi pribadi yang tidak hanya bangga dengan produk Indonesia tapi juga bangga dengan produk yang ramah lingkungan.

Seperti Apa Produk Ramah Lingkungan & Ramah Sosial?

  1. Menjaga fungsi alam tanpa bencana
  2. Petani/pekebun sejahtera serta bertanggung jawab
  3. Energi & Limbah terjaga

Peran kita: Profesi Kita, Konsumsi Kita, Investasi Kita, Ingatkan & Bantu Negara.

Oh ia, LKTL saat ini juga membuat satu gerakan bernama “Generasi Lestari” program ini dijalankan bersama kabupaten/provinsi anggota LKTL, yaitu:

  1. Memetakan daerah agar semua dapat mengambil bagian skenario visi ekonomi lestari dari berbagai pilihan profesi dan skill yang dikembangkan dan tetap menjaga hutan.
  2. Kedua, mengatur pola konsumsi dengan mengajak lebih banyak lagi mengembangkan produk lokalnya Indonesia yang ramah lingkungan & ramah sosial dengan cara mengapresiasi yang sudah ada dengan pilihan yang lebih banyak lagi.
  3. Menggunakan uang pribadi untuk menjadi investor, support project, pemegang saham dan lain sebagainya.

Tiga point di atas sebenarnya juga bisa dilakukan kita masing-masing, dengan catatan jika sedah melakukan ketiga di atas agar tetap terus diingatkan dan terus bantu Indonesia untuk sadar bahwa ini tanggung jawab Indonesia untuk kita sebagai warga negara. Kita dapat share apa yang kita lakukan, harapkan dari Indonesia sendiri, agar semuanya jadi lebih kompak menyelamatkan manusia.

Jadi dapat disimpulkan, apa yang kita konsumsi atau produk yang kita gunakan itu sangat berperan penting untuk kelestarian hutan kita sendiri. Apapun profesi kita juga bisa berperan serta untuk ikut melestarikan hutan.

Hutan Adalah Jawaban Untuk Menghentikan Krisis Iklim

Pemaparan materi terakhir oleh Mas Tian selaku Manager Program Hutan Itu Indonesia (HII). Beliau menyebutkan, komitmen kepada dunia internasional melalui Paris Agreement 2015 untuk menurunkan emisi GRK sebesar 29% pada tahun 2030 atau 41% dengan dukungan internasional (Nationally Determined Contribution/NDC). Dari 29% itu, sektor yang paling besar kontribusinya dari kehutanan adalah 17,2%.

Berikut program-programmnya di sektor kehutanan:

  1. Penurunan laju deforestasi (di seluruh fungsi hutan, termasuk konservasi).
  2. Penurunan laju degradasi hutan (di seluruh fungsi hutan termasuk konservasi).
  3. Peningkatan hutan tanaman pada areal bukan kawasan hutan.
  4. Penurunan laju kebakaran hutan dan lahan.
  5. Pengelolaan hutan alam lestari, termasuk restorasi ekosistem.
  6. Peningkatan produktivitas hutan tanaman industri.
  7. Retorasi gambut dan pengelolaan ekosistem gambut.
  8. Rehabilitasi lahan terdegradasi.
  9. Reklamasi lahan bekas tambang.

Sebagai blogger tentunya kita bisa mengkampanyekan melalui narasi, kampanye, awareness yang dibutuhkan untuk melindungi hutan yang menjadi aset penting di Indonesia.

Diagram mereferensi teori perubahan dari organisasi RARE (https://rare.org)

Terdapat beberapa sektor menarik untuk dibahas dari Mas Tian, yaitu Kampanye yang bisa diikuti dari berbagai macam latarbelakang, karena saat ini masih banyak orang-orang yang belum tau. Berikut sektor-sektor yang dimaksud oleh Mas Tian:

  • Knowledge: Mencari atau mendapatkan informasi yang bertujuan meningkatkan kesadaran
  • Attitude: Mencari irisan kepentingan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya budaya hingga ekonomi
  • Interpersonal Communication: Berinteraksi lebih aktif untuk koneksikan dengan isu personal supaya minat terbangun
  • Barrier Removal: Identifikasi tantangan, hambatan di isu atau bidang apun kemudian menyediakan alternatif/solusi.
  • Behavior Change: Perilaku yang berkelanjutan lewat aksi personal hingga kampanye ke sasaran terkait
  • Threat Reduction: Pengukuran reduksi tantangan, ancaman dan hambatan dari sasaran terkait
  • Conservation Result: Pengukuran dampak dari perubahan perilaku terhadap lingkungan tersebut, hingga terpainya tujuan

Ada beberapa hal yang membuat HII (Hutan Itu Indonesia) ini hadir dari berbagai penelitian dan survei, karena kaum muda khususnya masyarakat urban mempunyai tiga hal hambatan yaitu pertama out of sigh, out of mind maksudnya bahwasannya hutan itu jauh dan jarang sekali dilihat apalagi ngobrolin soal hutan, kedua disconnects karena jauh hal-hal yang biasa didengar adalah bencana seperti kebakaran, longsor, dan sebagainya, ketiga filtered information dimana pembahasan tentang hutan jarang dibahas di media sosial, TV, apalagi obrolan tongkrongan.

Oleh karena itu HII (Hutan Itu Indonesia) melakukan segala hal berbagai kampanye dalam hal mendekatkan hutan menumbuhkan cinta yang lebih berkelanjutan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan kaum urban ini melalui berbagai program HII mulai dari melakukan kampanye, cerita dari hutan, adopsi pohon, produk hutan non-kayu hingga jalan-jalan ke hutan. Tak hanya itu, ada juga mengadakan event seperti: ku lari ke hutan 2019, musika foresta, hutanku napasku dan lain-lain. Kegiatan tersebut juga diimbangi dengan kerjasama berbagai sektor atau komunitas seperti komoditas pangan, komoditas kerajinan dan pengelola jasa lingkungan.

Perlu teman-teman ketahui ada beberapa produk yang juga hasil hutan kayu yang tentunya sudah dioleh dengan bijak, dimana produk-produk ini punya bebebrapa eco labeling seperti dibawah ini.

Eco Labeling

FYI, hutan tidak hanya menghasilkan produk yang dibutuhkan untuk sumber kehidupan manusia saja tapi ada banyak manfaat lainnya selain menghasilkan oksigen. Yap, inspirasi! ada banyak inspirasi dari alam yang diterapkan dalam kehidupan kita misalnya fashion, teknologi, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.

Terinspirasi dari alam

Btwe, terkadang untuk mengubah pandangan memang butuh yang namanya event program yang dilakukan secara gotong royong, misalnya memperingati hari-hari tertentu untuk mengkampanyekannya, seperti:

  • Hari Hutan Internasional, 21 Maret
  • Hari Bumi, 22 April
  • Hari Pohon Internasional, 21 November
  • Hari Menanam Pohon Indonesia, 28 November
  • Hari Cinta Puspa & Satwa Nasional, 5 November
  • Hari Rimbawan Nasional, 18 Maret
  • Hari Hutan Indonesia, 7 Agustus

Hutan itu lebih dari sekedar pohon, karena di hutan juga terdapat hal penting lainnya seperti flora, fauna, wisata, pangan, budaya, sumber air, udara bersih dan sebagainya. Sehingga kalau hilang, sulit tergantikan, makanya perlu kita jaga dari sekarang!

Salam lestari! #EcoBloggerSquad 🌺

Share this post:

17 thoughts on “Bersama Jaga Hutan, Cegah Perubahan Iklim

  1. Mungkin blogger bisa diberikan pengertian tentang betapa pentingnya hutan dalam arti kecil. Misalnya menanam tanaman di lingkup rumah. Selain jejak karbon bisa ditekan, tanamannya bisa digunakan utk kehidupan sehari-hari. Walhi jg hrs edukasi dan mendampingi warganet dlm pelestarian hutan ini. Tdk hanya melindungi komunitas/korporasi tertentu.

  2. Kegiatan Eco Blogger Squad Earth Day Gathering ini tentunya sangat penting dilakukan. Salah satunya mengajak blogger untuk Cinta terhadap alam dan hutan. Semoga makin banyak gerakan-gerakan kecil untuk menyayangi Bumi dan Hutan. Aamiin

    1. Saya selalu kagum dengan orang-orang yang konsern n benar-benar peduli terhadap lingkungan. Seperti WALHI n kegiatan bersama blogger ini, semoga makin banyak yang peduli dengan hutan n lingkungan.

      Ada loh orang yang mampu beli mobil 2 atau 3 tapi nggak dia lakukan, cukup 1 mobil. Ternyata alasannya karena tidak ingin jadi penyumbang polusi udara. Jarang banget orang seperti ini.

  3. Kita semua memiliki peran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan ini. Ikut sertanya tentu sesuai dengan bidang yang digeluti, kalau blogger dengan mensosialisasikan ini sehingga banyak menarik yang lainnya juga untuk berpartisipasi.

  4. Barusan tadi pagi lihat TV yang membahas siklon Seroja yang merupakan pengaruh dari pemanasan global. Katanya, siklon itu harusnya ada di laut, tapi semakin lama bergeser hingga ke darat karena laut menjadi lebih panas. Wah gak kebayang kalau kejadian itu berulang terus.
    Kalau dari program yang disampaikan berbagai lembaga ini, rasanya harus didukung secara total. Tidak perlu menunggu orang lain, mungkin harus dimulai dari kesadaran kita, dan dari lingkungan terdekat kita tentang merawat bumi yang kita tinggali ini.

  5. Aku merinding liat data perubahan suhu Indonesia, tapi emang berasa si kaya makin tahun tuh suhu nya makin panas 🥲, memang sudah saat nya kita menjaga dan melestarikan lingkungan biar ga makin rusak.

  6. Sebenarnya masa pandemi ini berdampak sangat baik ya untuk lingkungan karena polusi banyak berkurang, masyarakat jadi makin sadar arti kebersihan diri dan lingkungan, hobi bertanam di halaman sendiri juga semakin berkembang. Artinya, manusia tidak lagi hanya sekadar memikirkan diri sendiri. Kerja-pulang-makan-tidur-traveling.
    Justru pandemi bikin manusia sadar bahwa hidup itu selalu terhubung dengan lingkungan dan alam sekitar.

  7. Sayang sekali kesadaran akan pentingnya kelestarian hutan kadang tergerus oleh kepentingaan ekonomi ya Kak. Padahal kelestarian hutan menentukan keselamatan manusia. Makanya bagus banget ini kegiatan online gathering bersama blogger squad, kita diajak menyelami krisis iklim dan kerusakan lingkungan yang makin mengkhawatirkan. Dengan membeli produk yang eco-friendly, kita turut menawart lingkungan dan hidup kita sendiri. Mupeng sama kopinya, Kak 🙂

  8. Semoga program HII bisa terwujud. Kita semua sadar akan pentingnya melestarikan hutan. Dan jangan ada tumpang tindih peraturan yang ujung-ujungnya membuat kerusakan hutan.

  9. Miris ya kalau alam ternyata lebih baik jika tidak ada manusia, sebagai warning kalau manusia seharusnya lebih peduli pada alam jika ingin bertahan hidup di bumi

  10. Oleh karena itu HII (Hutan Itu Indonesia) melakukan segala hal berbagai kampanye dalam hal mendekatkan hutan menumbuhkan cinta yang lebih berkelanjutan.

    keren banget visinya……good job

  11. Program kampanye HII emang harus didukung penuh ya kak, semoga semua kalangan bisa saling sadar pentingnya pelestarian lingkungan

  12. Menarik pas liat pohon besar di Ta Prohm, engga ada manusia malah baik² saja.
    Ngeri juga ya liat infografik perubahan iklim tersebut.
    Semua pihak hrs saling mendukung ya, supaya bumi lestari

  13. Keren nih Eco Blogger Squad. Abis ikut virtual gathering langsung kasih awareness ke pembaca blognya tentang dampak perubahan iklim. Semoga bisa membuka wawasan lebih banyak lagi masyarakat tuntuk ikut menjaga alam.

  14. hidup itu kudu berkesinambungan dengan alam supaya bisa hidup berdampingan dengan alam. Ini supaya kehidupan kita bisa berkelanjutan dan semuanya bisa saling menjaga, terutama alam dan makhluk hidup lainnya

  15. Setuju banget dengan kalimat bahwa menyelamatkan bumi sama dengan menyelamatkan manusia terutama generasi mendatang. Karena jangan lupa, bukan hanya kita saja yang akan menempati bumi ini tapi juga anak cucu kita kelak ^^

Leave a Reply to Alfa Kurnia Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *