Menjaga Keaslian Budaya Toraja

Toraja, mendengar kata Toraja, ingatan saya langsung tertuju pada uniknya upacara adat, kuburan batu, kopi toraja, dan pesona alam yang sangat menawan. Toraja memang menyimpan sejuta keindahan yang begitu mengagumkan, mulai dari keunikan budayanya, kuliner yang khas, hingga destinasi wisata yang menarik.

Sehingga tidak heran, hal tersebut membuat salah satu Pemukiman Tradisional Toraja masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO World Heritage Site. Banyak yang ingin datang ke Toraja (termasuk saya pribadi), karena mau melihat langsung keaslian adat budaya Suku Toraja, menikmati makanan dan minuman, hingga membuktikan keindahan alamnya.

Suku Toraja merupakan suku asli yang menetap di daerah pegunungan bagian utara Provinsi Sulawesi Selatan, sebagian besar berada di dua kabupaten yaitu Toraja Utara dan Tana Toraja, sebagian kecil ada di Mamasa, Sulawesi Barat.

Kabupaten Toraja Utara sendiri sebuah kabupaten daerah otonomi baru di Provinsi Sulawesi Selatan yang beribu kota di Rantepao (Rantepao dikenal sebagai pusat budaya Suku Toraja). Kabupaten Toraja Utara dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tana Toraja.

Suku Toraja

Sebagian besar suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.

Toraja atau bagi masyarakat lokal menyebutnya Toraya. Kata Toraja sendiri berasal dari bahasa Bugis, To Riaja, yang berarti “orang yang berdiam di negeri atas”. Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909.

Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Suku Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.

Bukan rahasia lagi jika banyak orang yang ingin datang ke Toraja yang kental akan budaya ini. Ada begitu banyak alasan, terutama menjawab rasa penasaran tentang budaya yang terus ada meskipun ditengah modernisasi.

Nah, di artikel saya kali ini saya ingin mengajak untuk mengenal secara singkat tentang Toraja khususnya pada keaslian budaya seperti acara adat, kuliner, tempat wisata, situs sejarah, dan beberapa hal yang ingin saya lakukan jika punya kesempatan mengunjungi Toraja.

Toraja, Discover The Sacred Highlands

Toraja besar kawasan Toraja berada di ketinggian dengan kontur alam pegunungan dan berbukit. Semua orang pasti setuju jika Toraja menjadi destinasi wisata budaya adat dengan julukan Bumi Pongtiku, Negeri di Atas Awan dan juga sebagai The Sacred Highlands, karena pesona budaya yang ditawarkan mampu membuat kita tak henti-hentinya berdetak kagum.

Masyarakat Toraja percaya bahwa kehidupan fana tidak akan terlepas dengan keberadaan leluhur, oleh karena cara pandang dan aktivitas religius yang dilakukan. Toraja saat ini dikenal dengan peninggalan budaya baik identitas adat, ritual, rumah, situs purbakala, dan kehidupan sosial yang telah diwarisi secara turun temurun hingga saat ini.

Ada banyak hal menarik di Toraja, tentunya yang mendukung pengembangan wisata budaya adat. So, ini bukan hanya bicara soal pagelaran seni biasa, tapi terdapat makna dan filosofi tersendiri yang ada didalamnya. Ketika berwisata ke Toraja tentunya kita akan disambut dengan ramah, jadi siapa pun boleh datang dan menikmati berbagai budaya yang ada di Toraja.

Pengunjung akan selalu merasa nyaman berada di Toraja, hal ini secara tidak langsung berdampak positif terhadap peningkatan perekonomian warga sekitar dan turut menyumbang untuk devisa negara.

Upaya peningkatan kualitas tentunya didukung oleh berbagai pihak, baik itu pemerintah maupun komunitas peduli wisata dan tentunya peran generasi muda yang ada di Toraja untuk meningkatkan kualitas pariwisata, tata kelola destinasi pariwisata, dan kapasitas masyarakat pelaku usaha pariwisata khususnya di Kabupaten Toraja Utara.

Destinasi Toraja (Sumber foto dari kiri ke kanan: 1. id.pinterest.com, 2. freepik.com, 3. bataritours.com, 4. mapio.net, 5. kumparan.com, 6. goodnewsfromindonesia.id, 7. torajautara.kab.id, 8. masata.torut)

Kepariwisataan seperti ini juga harus melibatkan masyarakat adat di daerah setempat agar dapat menjalin komunikasi yang baik dan membangun komitmen bersama dalam mengelola destinasi wisata di Toraja, sebab masyarakat adat ini lah yang sebenarnya mengerti potensi alam yang ada, termasuk budaya, kuliner dan juga kerajinan tangannya.

Kuliner Toraja (sumber foto: visittorajautara, abun_pasanggang, dan food.detik.com)
Oleh Oleh Toraja (Sumber foto dari kiri ke kanan: visittorajautara, solopos.com, bukalapak.com, beautifulindonesia.umm.ac.id, dan kumparan.com)

Tidak hanya wisata budaya dan kuliner, wisata alam yang ada di Toraja juga tidak kalah menariknya. Toraja juga menawarkan aktivitas olah raga alam seperti arum jeram, karena kontur alam yang kasar menawarkan petualangan yang bisa memacu adrenalin. Terdapat dua sungai paling terkenal untuk arung jeram yaitu Sa’dan dan Mai’ting.

Di Toraja juga memiliki lanskap yang berbukit-bukit yang menarik perhatian para pendaki. Cukup 10 menit dari pusat kota Rantepao kita bisa mengikuti jalur trekking mendaki ke sawah-sawah terasiring dan masuk ke dalam hutan dan perbukitan Toraja. Menarik bukan?

Hampir semua potensi wisata di Toraja bergantung dengan alam, uniknya budaya adat lokal, serta keanekaragaman hayati yang ada didalamnya. Itu sebabnya Toraja merupakan potensi wisata The Sacred Highlands yang patut kita banggakan dan terus dilestarikan agar tetap ada. Karena budaya adat seperti ini tersimpan nilai-nilai kearifan, kebaikan, dan juga keindahan.

Masih banyak lagi pesona dan daya tarik Toraja yang belum dapat saya sebutkan satu per satu, misalnya ritual adat yang biasanya dibuat pada jadwal-jadwal tertentu, seperti Rambu Solo’, Rambu Tuka, Ma’nene dan ritual lainnya. Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kegiatan penting dan menarik di Toraja silahkan kunjungi website halotorajautara.com atau infotoraja.com.

Kekayaan budaya adat yang ada di Toraja ini pun kelak akan diteruskan kepada generasi muda yang ada di Indonesia terutama Toraja. Jangan sampai hanya generasi tua (lanjut usia) saja yang mendominasi kegiatan adat ini.

Sehingga menyebabkan ancaman kepunahan dan akhirnya ditinggalkan. Bicara soal budaya dan adat memang menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi generasi muda, kita memang secara tidak langsung mau tidak mau perlu mengikuti perkembangan zaman, budaya mungkin akan ada yang sedikit berubah tapi tidak untuk adat istiadatnya.

Menjaga keaslian Budaya Toraja di tengah modernisasi bukan hanya tugas orang-orang yang pekecimpung dibidang pariwisata saja, kita pun tentunya dapat turut serta dalam mendukung keaslian budaya, tidak hanya di Toraja tapi juga di berbagai daerah di Indonesia.

Misalnya dengan memanfaatkan teknologi sebagai media edukasi untuk memperkenalkan adat, budaya dan seni, membeli dan menggunakan produk lokal, update dan berbagi informasi baik terkait kegiatan dan budaya yang ada Indonesia, tidak malu untuk mempejari budaya seperti bahasa daerah, tari tradisional, kuliner khas, tenun asli, alat musik dan lain sebagainya agar semua ini tidak hilang oleh perkembangan zaman.

Kita dapat melakukannya dari rumah atau langsung datang mengunjungi destinasi budaya tersebut.

Mengenalkan dan mempertahankan budaya itu penting, agar manusia bisa mengenal dirinya sendiri dan saling menghargai, serta hidup berdampingan dengan harmonis. Saling mengenal perbedaan dan keunikan yang dimiliki setiap daerah adalah kunci pemersatu bangsa.

Sebuah kebanggaan bagi saya pribadi jika mendapat kesempatan untuk hadir dan menyaksikan secara langsung berbagai kegiatan wisata budaya adat yang ada di Toraja Utara.

Tentunya, pengalaman berharga tersebut akan saya ceritakan kembali dengan bangga melalui konten foto, video, tulisan yang akan saya tuliskan di blog ini, tidak ketinggalan saya akan bagikan semua pengalaman perjalanan tersebut di sosial media pribadi saya. Agar banyak orang yang tahu bahwa dengan perke

mbangan zaman dan modernisasi pun kita tetap menjunjung tinggi adat dan budaya asli Indonesia seperti di Toraja tanpa peduli siapa kita dan dari mana asalnya.

What I Want To Do in Toraja

Kalau ditanya, apa yang ingin dilakukan dan rencana liburan seperti apa jika ke Toraja. Sebelum mengunjungi sebuah tempat/destinasi saya biasa membuat daftar perjalanan atau bucket list terlebih dahulu.

Dengan melakukan riset dari berbagai sumber, mulai dari transportasi, akomodasi, kuliner, destinasi (harga tiket, jam buka, jadwal event, aturan yang berlaku, dan aktivitas lainnya), terkadang saya juga memperlajari beberapa bahasa daerah yang sering digunakan di daerah tersebut.

Tabe’ indo’ tabe’ ambe’, tentunya hal ini dilakukan agar persiapan perjalanan matang dan sesuai rencana. Begitupun yang akan saya lakukan jika berkunjung ke Toraja. Berikut what I want to do in Toraja, anggaplah ini sebagai bagian dari itinerary dalam bucket list saya saat membuat rencana liburan di Toraja:

1. Menikmati Hidangan Kopi Toraja di Toraja

Hal pertama yang akan saya lakukan di Toraja adalah menikmati segelas Kopi Toraja yang terkenal di dunia langsung di Toraja. Kopi Toraja sendiri telah mendapat predikat Indonesian Specialty Coffee (Kopi Khas Indonesia) bercita rasa terbaik melalui uji kaping atau observasi kualitas kopi. Salah satu jenis kopi Indonesia yang terkenal berasal dari dataran tinggi Toraja ini, ditanam di ketinggian 1.500 mdpl.

Toraja memang tempat yang paling ideal untuk membudidayakan biji kopi ini. Tanah dan vegetasi di Toraja memberikan kopi bercitarasa arabika yang memiliki aroma khas dan difavoritkan oleh para pecinta kopi di beberapa negara di dunia.

Kopi Toraja (sumber foto: visittoraja.com)

Kopi Toraja memang mudah ditemukan dan sudah ada dimana-mana, tapi memanjakan diri dengan esensi utama dari kopi toraja sembari menikmati pemandangan yang mempesona di Toraja secara langsung akan menjadi komposisi yang sempurna.

2. Menjelajahi Kawasan Rumah Adat Tongkonan di Desa Ke’te Ke’su

Selanjutnya adalah mengunjungi rumah adat Tongkonan di Desa Ke’te’ Ke’su Kabupaten Toraja Utara. Katanya belum ke Toraja kalau belum sampai dan berfoto di tempat ini. 

Ke’te Ke’su merupakan salah satu komplek rumah adat Tongkonan tradisional yang dinominasikan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Desa ini merupakan pemukiman tradisional Toraja yang letaknya berada di dataran tinggi.

FYI, objek Wisata Ke’te’ Ke’su Toraja Utara ini juga pernah meraih penghargaan spesial sebagai “Most Popular Traditional Village” dari API (Anugerah Pesona Indonesia) tahun 2017 loh, bangga banget kan? Wajar saja objek wisata yang terdiri dari 6 rumah Tongkonan, 12 alang (lumbung padi), sebuah lahan untuk upacara yang terbuka dan situs pemakaman ini sudah berusia lebih dari 300 tahun dan masih terjaga keasliannya hingga saat ini.

Rumah Tongkonan Ke’te Ke’su (sumber foto: id.pinterest.com)

Ciri khas Rumah Tongkonan yaitu beratap melengkung seperti perahu, dibagian depan biasanya terdapat susunan tanduk kerbau dan ukiran dinding yang unik, dinding Rumah Tongkonan ini menjadi kanvas besar bagi para pengrajin ukir di Toraja.

Terdapat empat warna dasar dominan dalam ukiran Toraja, yaitu hitam, kuning, merah, dan putih. Setiap bentuk ukiran memiliki warna dan nilai kehidupan yang berbeda-beda.

Walaupun usianya sudah sangat tua namun kawasan ini masih terpelihara dengan baik. Saya yakin Desa Ke’te Ke’su bukan sekedar tempat wisata biasa, Ke’te Ke’su pasti memiliki banyak nilai sejarah panjang yang berkaitan dengan awal mula peradaban masyarakat Toraja, dan tentunya banyak yang dapat dipelajari dari itu.

3. Melihat Pemandangan Alam dari To’ Tombi Lolai, Negeri di Atas Awan

Toraja sering disebut-sebut sebagai Negeri di Atas Awan yang akan saya buktikan saat berada di To’ Tombi Lolai, Toraja Utara. To’ Tombi Lolai berada di ketinggian sekitar 1300 mdpl, tentunya dari sini kita dapat melihat indahnya alam daratan Toraja dengan sempurna, apalagi saat pagi hari akan melihat sekumpulan awan putih tepat di depan mata dibarengi dengan hijaunya pepohonan.

Lolai (sumber foto: aresjonekson, dviparentm, zulfiandi_beddu, hipwee.com dan torayaa.com)

Di sini cuacanya pasti dingin, kita harus mempersiapkan pakaian hangat seperti jaket, kupluk, kain atau sarung. Saya rasa To’ Tombi Lolai ini merupakan lokasi yang tepat untuk mencari ketenangan dan jauh dari kebisingan kota.

Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di To’Tombi Lolai ini, seperti camping, paralayang, dengan dilengkapi berbagai fasilitas pendukung yang memadai seperti homestayspot selfie, toilet, warung makan dan lain-lain. Pada hari-hari tertentu lokasi ini juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan event atau festival.

Alam memang selalu punya cara sendiri agar kita terus bersyukur, dengan energi positif yang diberikan alam mampu merubah kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. To’Tombi Lolai, Toraja Utara menjadi tempat yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Toraja.

4. Hunting Kuliner dan Kerajinan Tangan Khas Toraja

Setiap daerah pasti punya sesuatu yang khas dan unik yang bisa dibeli atau dicicipi, misalnya seperti kerajinan tangan atau kulier tradisional. Sebagai pecinta pernak-pernik unik dan kuliner Indonesia, ketika ke Toraja nanti saya juga ingin melakukan hunting buah tangan sambil jajan dengan berbelanja.

Nah, di Toraja terdapat sebuah pasar bambu bernama Pasar Hutan Bambu To’Kumila, uniknya pasar disini berada pada ketinggian 1200 mdpl di tengah hutan bambu seluas 20 hektar, belanjanya pun menggunakan koin bambu (disebut Seng), tenang saja disana ada bank bambu yang menyediakan penukaran uang rupiah.

Hunting Kuliner dan Craft Khas Toraja (sumber foto: merdeka.com, makasar.tribunnews.com, masata.torut)

Saya cukup penasaran kegiatan apa saja selain jual beli yang ada di pasar ini, mungkinkah saya akan menemukan hal baru lainnya yang tidak saya temukan di pasar lain selain Pasar Hutan Bambu To’Kumila. Siapa tahu disini saya juga bisa mencicipi kuliner khas Toraja seperti Pa’ Piong (Ayam/Sapi), Kue Tori, Jus Buah Tamarillo, Pantollo, Pamarrasan dan masih banyak lagi.

Akan saya coba beberapa diantaranya, karena biasanya makanan lokal seperti ini harganya lebih terjangkau, sehat dan tentunya mendukung perekonomian penduduk sekitarnya.

Dilanjutkan melihat proses dan hasil karya tenun asli Toraja di Kampung Tenun Sa’dan Andulan. Kain tenun tersebut dapat berupa kain asli yang masih utuh atau yang sudah dijadikan berbagai produk berupa sarung, tas, sepatu, pakaian dan lain-lain.

Seperti yang kita ketahui, Tenun Toraja sudah cukup terkenal baik skala nasional maupun internasional bahkan kain ini juga mulai dipadupadankan ke dalam berbagai desain tekstil/fashion.

5. Menyaksikan Pertunjukan Seni Musik dan Tari di Toraja

Sebagai penikmat pertunjukan, saya sungguh tertarik dengan berbagai pagelaran seni terutama dibidang tari dan musik. Toraja sering kali menjadi pusatnya berbagai event yang digelar berskala nasional maupun internasional yang menarik perhatian karena kesenian musik daerah serta atraksi budayanya.

Mengenali Toraja lewat wisata adat dan berkesenian adalah salah satu cara mengakrabkan diri dengan budaya lokal.

Musik dan Tari Toraja (sumber foto: kompasiana.com, detikTravel, infotoraja.com)

Kesenian seperti ini tidak hanya ada pada pertunjukan seni umum saja, tapi juga dipentaskan pada berbagai upacara adat di Toraja yang bersifat sakral, seperti Rambu Tuka’ (upacara suka cita) dan Rambu Solo’ (upacara duka cita) dengan melibatkan semua aspek kesenian seperti: gerak, rupa, musik, sastra, hiasan pada lokasi upacara, dan lain-lain.

Menyaksikan pertunjukan seni musik dan tari Toraja yang sangat variatif ini merupakan salah satu tujuan saya berkunjung ke Toraja.

Dengan harapan saya memiliki kesempatan untuk mengetahui sedikit banyak atau memotret dalam bentuk dokumentasi berharga bagi kelangsungan pengetahuan dan keberadaan seni budaya Toraja, agar keberadaan seni ini mampu memberi inspirasi bagi kehidupan masa depan yang lebih baik dan humanis berlandaskan kearifan lokal.

Kehidupan musik dan budaya Toraja ada di tangan orang Toraja, bukan orang luar. Yang bisa dilakukan orang luar hanya mengingatkan pada masyarakat Toraja betapa kaya, kuat, indah, dan bermakna musik (serta budaya) mereka. – Philip Yampolsky

6. Mengunjungi Situs Budaya Pemakaman Batu Londa

Karena Toraja terkenal dengan budaya ritual pemakaman yang katanya termahal di dunia, saya cukup penasaran seperti apa dan bagaimana prosesi masyarakat Toraja melakukannya. Londa menjadi salah satu tempat yang mungkin akan saya kunjungi.

Londa merupakan objek wisata tempat makam goa yang berada di sebuah bukit, di dalamnya juga berisi peti mati, tulang dan tengkorak jenazah yang sudah berumur ratusan tahun.

Londa (sumber foto: freepik.com, goodnewsfromindonesia.id)

Menurut beberapa informasi yang saya dapatkan, ketika sampai dilokasi objek wisata ini, kita akan diperhadapkan dengan barisan patung kayu yang dikenal dengan nama Tau-Tau. Tau-tau merupakan patung arwah dari jenazah yang dimakamkan di lokasi objek wisata Londa tersebut.

Kemudian kita dapat menelusuri goa dengan ditemani pemandu lokal sambil membawa lampu minyak (sebagai penerang) untuk melihat isi didalamnya, seperti apa ya? Penasaran bukan? Tentunya ini akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan dan jarang ditemui di daerah lain selain Toraja.

Oh iya, setiap mengunjungi situs budaya seperti ini dimana pun, pastikan memperhatikan kode etik yang berlaku ya, biasanya setiap tempat punya aturan/tata tertib yang berbeda, misalnya menggunakan pakaian yang sopan, menjaga sikap dan tutur kata, menjaga kebersihan, lebih baik kenakan baju hitam jika ingin ikut ritual pemakaman.

Tidak sembarang merusak, menyentuh, memindahkan atau menggunakan sisa-sisa peninggalan leluhur untuk apapun itu, serta patuhi aturan yang berlaku lainnya di tempat yang kita kunjungi. Dan jangan lupa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan 3M dan 3T dengan baik!

Bentang alam, kearifan lokal, dan hasil bumi Toraja adalah warisan untuk Indonesia. Kelestariannya kini berada di tangan para pemuda sebagai generasi penerus sekaligus generasi yang menguasai teknologi informasi dan berbudaya luhur.

Referensi:

  • Suku Toraja: https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Toraja
  • Kabupaten Toraja Utara: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Toraja_Utara
  • Infografis: Siti Mustiani, Video: Youtube Channel Visit Toraja Utara
  • Cover Foto: Toraja http://id.pinterest.com
  • Kopi Toraja: https://www.visittoraja.com/id/kopi-toraja/
  • Londa: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/01/30/mengenal-lebih-dekat-objek-wisata-londa-toraja-utara
  • Toraja Highland Festival 2021: https://infotoraja.com/thf2021/
Share this post:

37 thoughts on “Menjaga Keaslian Budaya Toraja

  1. Toraja ini emag cakep mbak
    nggak hanya punya banyak wisata alam yg memukau, wisata budayanya juga sangat menarik untuk dinikmati

    1. Asli kangen banget ke Toraja, saudara-saudaraku banyak yang tinggal di sana, jadi dulu sering main jadi sudah jatuh cinta sama budaya dan alamnya…semoga festival berlangsung meriah dan situasi sudah aman ya

  2. Aku pernah ke Toraja, lihat prosesi pemakamannya dan lihat sapi seharga 1M nya, Tedong Saleko. Memang budaya seperti ini yang harus terus dilestarikan. Jadi pengen traveling lagi…

  3. Selain kuburan batu, pernah juga denger soal ganti bayu mayat di Toraja

    Emang suku ini unik ya. Dan budaya asli nya patut dilestarikan sebagai bukti peradaban

  4. pegen deh suatu hari berkunjung ke Toraja menikmati keindahan alam juga budayanya yang khas banget dan gak ada di tempat lain.

  5. Nggak heran deh banyak yang ingin ke Toraja, karena masih kental sekali adat di sana, udah gitu budaya lokalnya juga banyak. Makanya bisa terpilih menjadi warisan dunia yang diakui oleh UNESCO World Heritage Site.

    1. Eh mampir lagi ke postingan keren ini Mba. Gimana rasanya ya bisa berkunjung ke Toraja, pasti excited banget deh. Bisa dapat banyak bahan untuk jadi artikel dan vlog. Hmmmm, dasar otak konten kreator, maunya ngonten mulu.

  6. wahhh kalo ngobrolin wisata, budaya, kuliner toraja emang ga ada abisnya ya mba, aku juga penasaran sama pemakaman yang toraja, klo jalan-jalan kesana pengen liat juga. Ah festivalnya bulan depan nihhh yaaa, pasti bakal seru banget nih dan beragam pertunjukan budaya bisa diliat

  7. Yeay, semangat untuk Nusantara kita yang terus berkembang, salah satunya Toraja. Tentunya ini penyemangat buat kita juga ya untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal

  8. Event nasional nya offline kah kak? Duh pingin euy andai ga pandemi. Adikku dan ortuku udah ke Toraja dulu banget wisata dari kantor bapakku. Aku ga ikut karena sudah berkeluarga, hehe nasib ya Allah. Penasaran banget sama budaya Toraja

  9. Lengkap banget tentang Toraja kak.. dan Toraja Highland Festival 2021 ini semoga semakin membuka informasi ke banyak pihak bahwa Toraja adalah destinasi wisata yang harus masuk bucket list teratas..

  10. yang unik dr toraja ini tuh memang, tak bs terlepaskan dr alam makanya semuanya serba keterkaitan dan tentu saja menjadi ciri khas tersendiri. senang sekali ada festivalnya, nanti cakupannya jd bisa lebih luas namun juga dalam dan mendetail dr kebudayaan Tanah Toraja ini ya 😀

    1. anyway aku sempet salah baca tanggal pelaksanaanya juni, ternyata juli. asyik banget, aku pengin ikut acaranya kaya seminar sama pekan raya, eh ada diadakan online juga kan ya? Hihi.

  11. Dari dulu, sejak aku masih SD sudah kagum banget sama rumah khas suku Toraja. Kemudian saat SMP pun mulai mengetahui budayanya, dsb. Makin kagum deh. Ditambah lagi memang lingkungannya yang indah dan yaaa, kentalnya adat istiadat disana memiliki daya tarik tersendiri yaaa

  12. Setujuuu banget dgn poin ini: Mengenalkan dan mempertahankan budaya itu penting, agar manusia bisa mengenal dirinya sendiri dan saling menghargai, serta hidup berdampingan dengan harmonis. Saling mengenal perbedaan dan keunikan yang dimiliki setiap daerah adalah kunci pemersatu bangsa.

    Aaakk, aku juga mupeng ke Torajaaa
    cakep dan eksotis banget yhaa
    mau lihat proses tenun jugaaa

  13. Tertarik sama cerita pasar hutan bambu dan penggunaan koin bambu untuk transaksi. Kira-kira, kita bisa nggak ya menukar beberapa uang biasa dengan uang bambu, lalu saat uang bambunya sisa, kita bawa pulang?

  14. Klo ngeliat tongkonan rasanya selalu pengen ambil foto sebanyak2nya, bentuk bangunannya unik banget, tp klo berwisata ke lokasi pemakaman ak gak yakin berani engga hihihi

    Tapi mbak Siti bahas kopi toraja ak jadi inget kopi torajaku dah abis, huff

  15. Saat kuliah dulu aku pernah satu kos sama teman asli Toraja. Jadi beberapa kali sudah coba makanan khasnya, juga punya kain khas sana. Sampai kini sesekali beli Kopi Toraja. Yang belum mengunjungi langsung tempatnya…duh, baca ini makin pengin ke sana. Begitu budaya asli masih dijaga di Toraja

  16. Tentu kita bangga sekali dong Toraja dinobatkan menjadi warisan dunia yang diakui oleh UNESCO World Heritage Site. Menjaga kelestarian budaya Toraja ya harus masyarakat Indonesai sendiri 🙂 Festivalnya, kopinya, produk tradisionalnya, duuuh aku kepengen banget bisa ngerasain. Keren mbak, ceritanya 🙂

  17. Kalau mba ke Toraja berarti mbak sudah melewati kampung halaman saya
    Ah andai saya ada di sana pasti tak suruh mampir sejenak buat eksplor juga kampungku

  18. Yang paling lekat dalam ingatan soal Toraja ya kopi dan rumah adat Tongkonan, Kak. Apalagi ada tuh salah satu mars lagu partai di tipi yang terus menyajikan video rumah adat Toraja. Kalau ke pemakaman batu Londa rasanya belum berani hehe. Tapi pengin banget sih bisa ke Tanah Toraja, mencicipi kuliner dan tradisi mereka yang kaya. Yuk kita jaga!

  19. Dari SMA pengen banget main ke Tana Toraja, tapi belum rezeki aja buat ke sana.
    Jadi dulu tuh di kelas ada temen deket yang orang Makassar. Dia sering cerita tentang daerahnya, termasuk Toraja. Jadi muncullah keinginan buat ke sana, suatu hari nanti. Tapi ternyata “suatu hari nanti”nya belum juga tiba. Uh, sabaaar…sabaaaar…..

  20. Dari dulu, Toraja jadi salah satu wish list destinasi traveling aku, Mbak. Kebudayaan, wisata, dan kulinernya menarik untuk dieksplorasi. Apalagi benar-benar khas semuanya. Pasti menarik deh buat dijelajahi.
    Semoga ada rezekinya supaya nanti bisa ke sana.

  21. Selalu penasaran dengan hasil karya tenun asli Toraja di Kampung Tenun Sa’dan Andulan. Karena udah kebayang kalau di tangan desainer Indonesia, hasil tenun Toraja ini akan sangat mahal harganya. Hehe

Leave a Reply to Icha Marina Elliza Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *