Menikmati Manual Brew di Segitiga Coffee & Roastery
Akhir-akhir ini aku sering terjebak di circle yang dikit-dikit ngajakin ngopi, dan tanpa disadari beberapa konten yang aku buat di sosial media pun cukup banyak ngebahas tentang kopi, entah itu kopi tradisional, kopi kekinian, bahkan kopi sachet.
Seakan aku terbawa arus mengikuti perkembangan kopi khususnya di daerahku sendiri Kota Pontianak yang dikenal dengan surganya warung kopi. Tentunya kamu juga sadar kan, bahwa popularitas kopi belakangan ini tuh benar-benar tumbuh sangat pesat.
Tapi, dari sekian banyak kedai kopi yang menjamur, ada satu tempat yang rasanya cukup rutin aku datangi berkali-kali dalam beberapa pekan ini, bukan karena FOMO atau ikut-ikutan teman, tapi sepertinya aku baru sadar sekarang ada tempat yang kalau ngopi gak sekadar ngopi, ciaelaahhh gimana sih?
Padahal kedai kopi ini tidak menyediakan WiFi, bukanya tidak 24 jam, bahkan tidak jual makanan berat. Lantas apa spesialnya? Hemm, intinya baca saja terus artikel ini sampai habis ya!
Jadi, nama tempatnya adalah Segitiga Coffee & Roastery, berlokasi di Jalan Karya Baru (Tembusan Purnama-Perdana), Kota Pontianak, tepat di sebuah ruko samping Indomaret. Dari depan coffee shop ini tampak sederhana dengan konsep industrial yang kuat dengan nuansa interior berwarna hitam yang dominan.
Di area dinding sebelum masuk ada tulisan cukup besar dengan kalimat “Kopi Kamek, Kopi Indonesia”. Bagi yang belum tahu, Kamek sendiri adalah bahasa Melayu yang memiliki arti saya/kami/kita dan slogan yang tertera mencoba mengajak kita semua bercerita tentang potensi, kekayaan, dan keberagaman kopi Indonesia, termasuk di Kalimantan Barat.
Mesin espresso pun duduk cantik di meja bar beserta alat-alat tempur barista untuk menyeduh kopi specialty-nya. Selain outdoor pada bagian depan coffee shopnya, Segitiga Coffe juga punya lantai dua yang dibagi menjadi area indoor dan outdoor.
Didirikan oleh tiga orang penikmat kopi, salah satunya adalah Dimas Juliannur Fajar, siapa sangka dibalik image “kopi lokal”, Segitiga Coffee menyimpan cerita unik diawal karirnya.
Ya, coffee shop yang sudah berdiri sejak tahun 2016 ini pada awalnya hanya sebuah penjual kopi sederhana di depan ruko. Seiring berjalannya waktu dan minat terhadap dunia kopi, akhirnya mengantarkan Segitiga Coffee bertransformasi menjadi coffee shop. Mempunyai prinsip: tumbuh bersama pelanggan, Segitiga Coffee tak hanya ingin menyediakan kopi yang berkualitas, tapi juga mengedepankan interaksi dengan pelanggan.
Pada dasarnya menu kopi itu kalau bukan espresso base ya manual brew. Dari espresso bisa berkembang menjadi cafe latte dan cappucino dengan latte art cantik atau menjadi es kopi susu kekinian yang seger diseruput kapan saja.
Manual brew pun menjadi tempat barista mengasah ideologi dan ketajaman indranya untuk menyediakan kopi yang bukan hanya tentang hitam dan pahit kaya orang habis putus. Jadi, pada dasarnya setiap coffee shop punya tuntutan untuk menciptakan signature menu-nya sendiri.
Seperti Segitiga Coffee yang punya standar, saat aku datang mereka menyediakan tiga jenis beans yang berbeda untuk manual brew di meja bar, baik dari jenis beansnya ataupun karakter rasanya. Yaitu MBOHANG, KERINCI LACTIC, dan KERINCI CARAMELLA.
Nah, untuk pertama kalinya aku juga nyobain Manual Brew Japanese Coffee Ice Drip, pakai beans MBOHANG dari East Nusa Tenggara. Bicara soal rasa, kopi ini benar-benar kopi banget rasanya. Rasa pahit dan asamnya pas. Recommended banget buat para pecinta kopi Indonesia!
Satu drip bag ini bisa disajikan untuk satu gelas kopi. Sebenarnya bisa saja dua atau tiga gelas, namun di gelas selanjutnya, rasa kopi tidak menonjol seperti pada gelas pertama.
Sebagai konsistensi dan wujud dari pembentukan identitas yang Segitiga Coffee ingin wujudkan, Segitiga Coffee tak hanya menyeduhkan kopi, tapi juga punya mesin roastery sendiri. Bahkan mereka menjual biji kopi (roasted) kemasan 1-10 kiloan, hingga berbagai alat kopi dan merchandisenya juga ada.
Untuk menu yang ada di Segitiga Coffee ini cukup beragam mulai dari kopi panas maupun dinggin, hingga kopi signature yang bisa dibeli kopi tuang/botolan 350 ml hingga 1 liter. Selain kopi ada juga minuman non coffee seperti teh, green tea, cokelat, susu dan masih banyak lagi. Kalian bisa lihat lewat daftar menu yang aku foto, untuk harga ini update 29 September 2024 *mungkin akan berubah sewaktu-waktu.
Industri kopi lokal di Segitiga Coffee sangatlah berbeda. Dari mata seorang awam seperti aku ya. Mungkin karena Kota Pontianak merupakan kota pelajar, dimana banyak anak-anak muda yang perlu tempat fresh untuk nongkrong dan mencipta ide-ide kreatif. Segitiga Coffee merupakan salah satu coffee shop yang sangat-sangat aku rekomendasiin untuk kalian.
Oh iya, kabarnya Segitiga Coffe sekarang juga sudah buka cabang keduanya pada 16 September 2024 di Jalan Putri Daranante, semoga next jika ada waktu aku akan sempatkan untuk mampir hehe.
Segitiga Coffee & Roastery bukan hanya sekadar coffee shop, bukan hanya ngopi, bukan hanya tempat kerja freelance. Tapi Segitiga Coffee & Roastery benar-benar tumbuh bersama pelanggannya, mengedukasi, dan berbagi cerita tentang kopi.