Travel Guide Itinerary: Pontianak-Singkawang-Kuching
Artikel ini merupakan panduan perjalanan berdasarkan pengalaman pribadi saat aku menemani tamu dari Kuala Lumpur dan Johor Malaysia yang sedang berlibur di Pontianak-Singkawang (Kalimantan Barat, Indonesia) hingga Kuching (Sarawak, Malaysia) selama lima hari empat malam.
Trip ini merupakan kolaborasi antara travel agen JTT (Jawahir Travel & Tours), Al Fateh World Travel & Tour, dan Singka Tour Travel, dengan peserta trip usia lansia di atas 60 tahun sebanyak 40 orang. Kami membagi peserta dalam dua bis, yang masing-masing bis diisi dengan 20 peserta, 1 tour guide, 1 tour leader, 1 driver, dan 1 pendamping driver (jadi dalam satu bis ada 24 penumpang termasuk driver).
Aku berada di bis nomor dua, selama di Kalimantan Barat Indonesia aku ditugaskan sebagai pemandu (tour guide), Hisyam (tour leader), Pak Iskandar (driver), dan Baim (pendamping driver). Sedangkan di bis nomor satu ada Pak Yudhi, Farhan, dan Bang Ade.

Berhubung di luar sebagai pemandu aku adalah seorang blogger sekaligus content creator, perjalanan ini pun jadi trip yang terdokumentasi dengan baik, tak hanya foto-foto yang apik, dokumentasi dalam bentuk konten video pun juga menjadi kenang-kenangan yang tak terlupakan di perjalanan ini.
Buktinya, ketika perjalanan ini selesai aku mampu melahirkan lebih dari 20 konten yang sudah diolah sampai jadi termasuk foto, video, hingga tulisan yang tayang di berbagai platform termasuk blog ini. Bahkan beberapa konten-ku diposting ulang di sosial media pesertaku.
Background-ku yang sebagai guru SMA ditambah sejak lahir dan sudah tinggal cukup lama di Kota Pontianak, membuatku mampu berkomunikasi dengan lancar, tak hanya menjelaskan tentang tempat-tempat yang dikunjungi, merawat serta menjaga kenyamanan mereka, tapi juga mengarahkan peserta untuk membuat konten jadi lebih menyenangkan.
Perjalanan bersama peserta lansia yang awalnya membuatku gugup (karena ini pertamakalinya), membuatku berpikir pasti sulit untuk diajak berjalan jauh apalagi bikin konten, tapi ternyataaa dugaanku salah. Justru, mereka sangat antusias, ditambah bisa jadi karena mereka lansia perjalanan seperti ini mungkin tidak terulang kembali, maka dari itu aku pun berusaha semaksimal mungkin nge-treath mereka selayaknya membawa jalan-jalan orangtua-ku sendiri.
Rasanya opening artikel travel guide itinerary ini terlalu panjang ya, hehe. Maafkan aku. Baiklah kita mulai saja, harapannya semoga catatan ini bisa jadi referensi ya, jika kamu berencana melakukan perjalanan yang sama 😊
1. PLBN Entikong
Perjalanan diawali dari penjemputan peserta di PLBN Entikong, dimana peserta sudah tiba terlebih dahulu di KIA (Kuching International Airport) lalu melakukan perjalanan menggunakan bis Kuching ke border Tebedu (Sarawak) atau Entikong (Kalimantan Barat), dengan durasi perjalanan sekitar 2 jam.

Setelah melewati proses imigrasi dua negara, semua peserta berswa foto di Monument Garuda PLBN Entikong, pukul 2 siang baru lanjut perjalanan ke arah Kota Pontianak. Perjalanan Entikong-Pontianak itu sekitar 6 jam, tapi sepanjang jalan kita ada berhenti beberapa kali untuk makan siang, solat di masjid, dan rest area.
Semua tiba di Kota Pontianak sekitar pukul 7 malam, sebelum sampai ke hotel kita dinner dulu.
2. Warung Mak Kundil
Untuk makan malam pilihan kami adalah Warung Mak Kundil, salah satu restaurant di Pontianak dengan konsep spesial masakan khas melayu yang autentik. Beberapa menu yang kami pesankan adalah: botok, sayur keladi, samal ati, sop, ayam goreng, ikan asin, lupis, dan masih banyak lagi. Selesai dinner kami semua menuju hotel untuk istirahat.
3. Warung Kopi Asiang
Pagi-pagi, setelah sarapan di hotel, untuk memulai trip Pontianak kali ini kita awali dengan ngopi dulu di Warung Kopi Asiang, warung kopi legendaris di Kota Pontianak sejak tahun 1958. Ini tempat ngopi tradisional dan autentik paling populer di sini, wajar jadi destinasi wajib jika bertandang ke kota dengan julukan seribu warung kopi.

Warung Kopi Asiang sebenarnya buka sampai sore, tapi kita sengaja datang pagi-pagi karena Pak Asiang sang legenda itu peracik kopi hanya meracik kopinya sampai jam 9 saja, sisanya dilanjutkan oleh karyawannya. Pada kesempatan itu pula selain menikmati kopi buatan Pak Asiang, kita bisa foto bersama dengan Pak Asiang di depan kedainya, hehe. Unik kan?
4. Museum Kalimantan Barat
Destinasi selanjutnya adalah Museum Kalimantan Barat berlokasi di Jalan Achmad Yani Kota Pontianak. Selayaknya museum provinsi di suatu daerah tentu di sini kita dapat belajar banyak mengenai benda-benda bersejarah, budaya asli Kalimantan Barat. Oh iyaa, museum ini masuknya gratis, bahkan ada petugas khusus untuk memandu tamu yang datang mengunjungi museum ini.

Museum Provinsi Kalimantan Barat memang cocok dikunjungi segala kalangan usia, mulai dari anak sekolah hingga orang tua. Hal menarik yang ku temui di trip ini adalah, penemuan pendapat beberapa kesamaan budaya antara Pontianak dan Malaysia, mengingat karena kita memang masih satu rumpun yang sama.
5. Rumah Adat Dayak Radakng
Setelah belajar banyak di Museum, kita lanjutkan perjalanan ke sebuah rumah adat dayak terbesar di Indonesia, yaitu Rumah Adat Dayak Radakng, yang berada di kawasan komplek budaya Provinsi Kalimantan Barat.

Tiket masuk ke Rumah Radakng ini perkendaraan bukan per orang, misalnya satu bis 30ribu, mobil 10ribu, dan motor 3ribu. Spot foto di sini tentu banyak sekali, tamu-ku ini cukup banyak menghabiskan waktu untuk berswa-foto. Satu kawasan ini juga ada namanya Rumah Melayu, cukup jalan sedikit kita boleh mampir hanya tidak bisa masuk, karena gedung ini biasanya disewa untuk acara tertentu misalnya pernikahan.

Beruntung langit kala kunjungan kami sangat cerah, membantu sekali pencahayaan alami matahari ini membuat foto yang kami ambil jadi lebih sempurna. Meskipun sedikit lebih panas, hehe.
6. Alila Resto Prasmanan
Menjelang siang, saatnya makan siang. Lokasinya tidak jauh dari destinasi sebelumnya, punya menu-menu authentik khas rumahan dengan konsep prasmanan, yaitu Alila Resto Prasmanan yang masih satu group dengan restaurant Warung Mak Kundil, hanya di sini konsepnya ambil sendiri seperti rumah makan padang gitu.

Karena hari ini adalah hari Jumat, dan jumlah peserta laki-laki tidak begitu banyak jadi selama jam solat jumat peserta laki-laki ikut Bang Yudhie untuk solat di Masjid Raya Mujahidin, sedangkan semua peserta perempuan ikut aku ke Ayani Mega Mall untuk belanja baru nanti setelah jumatan kami menyusul ke Masjid Raya Mujahidin tersebut.
7. Masjid Raya Mujahidin
Di Masjid Raya Mujahidin, semua peserta perempuan ikut aku untuk solat dzuhur sekaligus solat jamak untuk ashar dan magrib. Mengingat itinerary selanjutnya akan melewati waktu magrib ketika naik galaherang di Sungai Kapuas dan setelahnya langsung dinner sebelum kembali ke hotel.

Lanjut untuk ke destinasi berikutnya? Sepertinya para bu-ibu yang lebih antusias yaa, karena akan berbelanjaaa, sebenarnya ini aktivitas yang ditunggu-tunggu termasuk aku hehehe.
8. PSP
Akhirnya sampai juga di surganya pusat belanja oleh-oleh khas Kalimantan Barat, yaitu PSP yang berada di Jalan Patimura. Awalnya waktu untuk kegiatan belanja ini hanya diberikan sekitar satu jam saja, tapi ternyata waktu segitu tidak cukup, sebagai perempuan aku cukup paham itu, apalagi ibu-ibu mulai dari pilih-pilih, negosiasi, transaksi, dan lain-lain akhirnya menghabiskan waktu sekitar 2 jam lebih, haha.

Jujur aku juga senang ada di PSP ini, produk khas Kalimantan Barat memang selengkap itu. Warna-warni pernak-pernik di sini juga memanjakan mata ku, perpaduan merah-kuning cantik sekali. Aku suka banyak yang bahagia di sini, pembeli banyak bawa pulang belanjaan yang diinginkan, pedagangnya pun bahagia karena jualannya laku banyak diborong pembeli.
9. Kapal Galaherang di Sungai Kapuas
Tanpa terasa hari sudah sore, dua group trip ini sudah kami booking-kan satu kapal galaherang hanya untuk kami, di sini kegiatannya semacam river cruise menyusuri Sungai Kapuas selama kurang lebih 2 jam.

Pukul 5 sore kami sudah naik ke kapal, beruntungnya lagi cuaca hari itu juga cerah, langit benar-benar clear seolah sudah siap untuk menampakkan sunset terbaiknya, dan itu benar-benar terjadi! Selama di kapal (sambil kapalnya jalan melewati dua Jembatan Kapuas yang baru jadi) semua menikmati pemandangan, mengabadikan foto/video, menikmati kopi dan beberapa camilan yang dijual di kapal ini.
10. Kampung Kecil
Hari ini kita ditutup dengan makan nikmat di Kampung Kecil, Kampung Kecil ini termasuk restaurant baru yang ada di Kota Pontianak. Konsepnya, sajian masakan khas Nusantara dengan nuansa pedesaan bak sebuah kampung yang asri.

Sajian kuliner khas Suda Jawa Barat di Kampung Kecil menjadi makanan penutup padatnya aktivitas hari ini dengan sempurna, perut sudah kenyang saatnya kembali ke hotel untuk istirahat, karena besok paginya dari Pontianak akan melanjutkan perjalanan ke Singkawang.
Aaaaa lelahnyaaa, tapi puas kan? Oh iya, selama di Pontianak di hari pertama dan kedua, aku buat video recap-nya di reels instagram berikut ini:
Hari ini kita check out dari hotel di Kota Pontianak, semua peserta sudah sarapan dan berkumpul di loby hotel pukul 7 pagi. Bersiap-siaplah untuk perjalanan selanjutnya, karena hari ini tujuan akhir kita adalah Kota Singkawang.
11. Keraton Kadariah
Lintas perjalanan ke arah Singkawang, Keraton Kadariah menjadi first stop hari ini. Sekitar pukul 8 pagi kita sudah sampai di rumah kerajaan sultan yang sudah berdiri sejak tahun 1770an. Selain berfoto di depan istana, semua peserta juga masuk melihat area dalam keraton, di sini kita bertemu pengurus keraton, nah kepemanduan diambil alih oleh petugasnya di sini.

Tak jauh dari sini, dan masih dalam satu kawasan keraton ada masjid tertua di Kota Pontianak, yaitu Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman, cukup berjalanan kaki sebentar ke arah tepian Sungai Kapuas kita sudah sampai.
12. Tugu Khatulistiwa
The Most Iconic of Pontianak, Tugu Khatulistiwa menurutku belum sah rasanya ke Kota Pontianak tapi belum ke tugu ini. Aku sering ke sini, lebih sering bersama beberapa teman yang kebetulan sedang main ke Pontianak dengan jumlah 3-4 orang, atau nggak biasanya jadi lokasi belajar di luar bersama siswa di sekolah.
Nah, ini pengalaman pertamaku membawa warga asing ke sini. Harga tiket masuknya tentu berbeda, WNA dikenakan harga Rp.20.000,-/orang dewasa (seharusnya mereka juga membuat harga untuk lansia ya).

Tugu Khatulistiwa bukan sekedar tempat belajar sejarah, astronomi, mendirikan telur (saat kulminasi matahari), berdiri di tengah dua belahan dunia, tapi saat ini lebih spesial menurutku. Fasilitasnya sekarang semakin nyaman, saat masuk ada pemandu khusus untuk menjelaskan beberapa informasi penting kepada tamu yang datang, dibuatkannya sertifikat (khusus yang bukan warga lokal), bahkan disediakannya baju adat tiga suku (tionghoa, dayak, dan melayu) yang boleh dicoba untuk berfoto di sini, asik sekali bukan? Memang begitulah tempat wisata seharusnya.
Oh iyaa hampir lupa, di kawasan ini juga ada banyak tempat (di luar tugu) untuk berbelanja souvenir, jajanan khas Pontianak (seperti bakwan, pisang goreng, bubur pedas dan lain-lain).
13. Pondok Terapung Haji Boy
Saatnya kita lanjut lagi perjalanan, tapi karena sudah masuk jam makan siang destinasi berikutnya adalah tempat makan, lokasi yang kita pilih ini cukup beda yakni di Pondok Terapung Haji Boy, sajian menu prasmanan all you can eat sea food khas Melayu Mempawah.

Karena makannya ini serombongan tentu tempatnya sudah kita booking terlebih dahulu.
14. Masjid Al Falah Mempawah
Masih di Mempawah, biar gak ketinggalan untuk melaksanakan kewajiban kita solat dzuhur di Masjid Al Falah Mempawah, masjid terbesar di Kabupaten Mempawah. Destinasi ini tidak ada di itinerary tapi bukan salahnya jika mampir sebentar untuk sholat dan istirahat ya kan? Selama semua peserta senang 😊
15. Pantai Gratis
Sebelum masuk Kota Singkawang, belok dikit pas di Gerbang Cap Go Meh, karena di sini ada pantai namanya Pantai Gratis Singkawang. Seperti namanya Pantai Gratis, masuknya memang gratis hanya parkir kendaraan dan toilet saja yang bayar.
Setelah bis kami parkir, kami menuju satu warung yang berjualan air kelapa dan jajanan lainnya, dimana di depannya disediakan semacam kursi dengan atap tenda di tepi pantai. Langit sore di Pantai Gratis kala itu cerah sekaliii, aku berniat untuk mengajak pesertaku untuk bikin konten. Ternyata semuanya mau, masya Allah langit biru dan keceriaan semua ibu-ibu ini justru lebih hangat dan bikin semakin semangat. Seketika lupa rasa lelah.
16. I ❤️ Singkawang
Cukup puas di Pantai Garatis, sekitar 30 menit perjalanan kita sampai di tengah Kota Singkawang, bis kami parkir di depan Masjid Raya Singkawang lalu berjalan kaki ke Vihara Tri Dharma Bumi Raya atau depan Kopi Tiam Rusen. Foto dulu di depan tulisan I LOVE SINGKAWANG.

Entah mengapa Singkawang terasa hangat kali ini, apa karena kedatanganku bersama mereka ya? Perasaan bahagia mungkin karena sepanjang jalan dari Pantai Gratis tadi kita karaoke dalam bis, lalu lapar sampai di sini, okee okee kita langsung menuju tempat dinner a ka malam malam.
17. Alila Singkawang
Selamat datang di Alila Singkawang, restaurant keluarga cabang Alila Pontianak tempat kita makan siang kemarin. Tak hanya makan malam, karena ada yang berulang tahun kita rayakan juga di sini sekalian, hehe.
Setelah dinner sebenarnya kami ada mampir ke pusat belanja di Kota Singkawang yaitu CV ARLI Singkawang dan NHP Pusat Oleh-Oleh Singkawang sebelum check in untuk istirahat di hotel Singkawang.
Sepanjang lintas perjalanan Pontianak-Mempawah-Singkawang, nah berikut video rekap-nya:
18. Han’s Kopitiam
Sudah hari ke berapa ya ini? Berhubung kita ingin pagi ini merasakan langsung sarapan yang autentik di Singkawang, jadi kita tidak ambil paket sarapan di hotel, jadi sarapannya di Han’s Kopitiam. Sarapannya apa saja? Simak lewat video ini deh:
Kalau kamu pikir warung kopi itu areanya kecil dan sempit, tenang saja karena saat ini Han’s Kopitiam punya area yang luas, jadi jangan khawatir bakal rebutan sama warga lokal yang juga ngopi atau sarapan pagi di sini, selain luas jumlah karyawannya pun banyak, jadi ketika order menu-menu siap disajikan dengan cepat meskipun baru dipesan.
19. Keraton Alwatzikhoebbillah
Setelah ngopi dan sarapan di Han’s Kopitiam, kita bersiap meninggalkan Singkawang menuju Kabupaten Sambas. Itinerarynya adalah makan bubur pedas Keraton Alwatzikhobillah Kabupaten Sambas dan solat dzuhur di Masjid Agung Jami’ Sulthan Muhammad Tsafiuddin Sambas.

Di keraton atau istana kerajaan sambas ini, peserta juga dapat experience unik selain dapat kegiatan room tour oleh pengurus keraton, kita juga berkesempatan untuk menikmati sajian bubur pedas di rumah nan bersejarah ini.
20. Lanting Bedar
Masih kurang makan bubur pedas? Karena porsinya dikit? Oke, kita lanjut makan puas sampai kenyang di Lanting Bedar. Lanting Bedar juga satu diantara restaurant yang cukup populer di Kabupaten Sambas, sajian menu khas-nya adalah sea food seperti ikan, udang, kepiting yang ukurannya gak kecil-kecil.
21. PLBN Aruk
FYI, di Kalimantan Barat itu ada 5 PLBN, kita bisa masuk dan keluar melalui border yang berbeda. Kalau kemarin masuk lewat Entikong di Kabupaten Sanggau, nah ini kita lintas negara lewat Aruk Kabupaten Sambas. Kalau di bagian Sarawak Malaysia namanya sempadan Biawak, petugas imiragisnya tidak terlalu ramai seperti di Entikong ya, mungkin karena memang jarang yang lewat perbatasan ini.
Sampai di sini, kami ganti bis yang awalnya ada dua jadi satu bis besar. Aku, Hisyam, dan Farhan ikut sampai Kuching, sedangkan Bang Yudhi, Bang Ade, serta driver kami Pak Iskandar dan Baim berpamitan dan kembali ke Kota Singkawang. Sampai di sini tugasku sudah selesai, kemudian trip diambil alih oleh Hisyam dan Farhan sebagai tour leader-nya.
Perjalanan untuk sampai ke Kuching ternyata sama waktu tempuhnya seperti Entikong-Kuching yaitu kurang lebih dua jam perjalanan.
22. Kek Lapis Warisan
Sesuai permintaan beberapa tamu yang ternyata sebagian besar pertama kalinya ke Kuching, jadi kita singgah dulu ke suatu tempat favoritnya para pelancong yang datang ke Kuching, namanya Kek Lapis Warisan.

Kek Lapis Warisan memang sudah jadi tempat paling hits bahkan viral, karena aneka jenis kek lapis di sini memang sebanyak itu. Mereka menyiapkan potongan kecil (tester) dalam satu meja agar pengunjung bisa mencoba sebelum membelinya. Tak hanya kek lapis, aneka kuliner bahkan oleh-oleh khas Kuching/Sarawak juga tersedia di sini. Uuhhhh senangnya belanja 🥰
23. RJ Cafe
Kalau dipikir-pikir belanja tuh juga menghabiskan banyak energi ya, padahal belanjanya bisa sambil icip-icip, tapi tetap saja ujung-ujungnya lapar lagi hehehe. Baiklah, time to dinner! Malam ini kita makannya di RJ Cafe Padungan tak jauh dari Waterfront Kuching.

Menu Ayam Bakar paling recommended di restaurant ini. Ayamnya besar empuk, kondimen dalam satu porsi juga komplit, hanya menurutku sambalnya kurang pedas (maklum lidah orang Indonesia ya aku).
24. Ice Cream Gula Apong di Waterfront Kuching
Ada yang mau cuba dessert? AKUUUU!!! Hahahaha, posisiku sekarang bak tamu di trip ini, meski belum mandi tapi aku dan buibu lainnya tidak ada yang menolak diajak ke Waterfront Kuching dan mencoba satu cup Ice Cream di IG Ice Cream Gula Apong.

Aku dan Hisyam mengantri di kedai, kita order sekitar 10 cups untuk take away tapi sepertinya Farhan meminta kita untuk mempercepat transaksi di sini karena kita harus ke hotel untuk istirahat malam 😊
Lanjut, video recap part 3 (Singkawang-Sambas-Aruk-Kuching):
Malam ini kami istirahat di Hotel Grand Continental Kuching yang lokasinya tak jauh dari Waterfront Kuching.
Tibalah kita di hari terakhir, setelah sarapan nikmat dan langsung check out dari hotel, perjalanan di Kuching kali ini kita ditemani oleh guide dari STB (Sarawak Tourism Board) sebanyak dua orang. Pagi-pagi kita langsung dijemput di lobby dimana group ini dibagi menjadi dua bis lagi.
25. Kubah Ria Terubuk Masin
Dari hotel kita city tour beberapa tempat di Kuching, kemudian berhenti di sebuah pasar basah atau pasar tradisional Kubah Ria yang terkenal dengan Ikan Terubok Masin. Bagi kamu yang belum tahu, ikan terubuk masin adalah sejenis sea food yang berasal dari ikan terubuk (kalau di Indo sebutnya ikan pelagis) ikan ini diawetkan dengan acara diasinkan dengan garam.

Makanan ini sangat populer di kalangan masyarakat Melayu Sarawak, Malaysia, dan dianggap sebagai salah satu buah tangan khas dari daerah tersebut, di mana ikan segar diasinkan dan seringkali diolah dengan cara digoreng, dipanggang, atau dimasukkan ke dalam masakan lain.
26. Mita Cake House
Dari pasar tradisional kita langsung gas ke Mita Cake House, toko pastry yang populernya gak cuma di Kuching bahkan sampai di Indonesia, wajar banyak orang-orang yang jastip jika kita traveling ke Kuching. Mita Cake House punya banyak pilihan aneka kue dan roti, dan yang paling populernya adalah Cheese Cake-nya yang sudah dikemas dalam kotak bergambar kucing.

Percaya gak saat kami datang, satu lemari habis diborong kami semua. Untungnya aku dapat satu kotak hahaha 😂
27. Cat Statue Kuching
Ada satu spot WAJIB untuk ambil foto kalau ke Kuching, tempat sebagai bukti kalau kita sudah sampai di Kuhcing, belum ke Kuching kalau belum foto di sini. Yesss, Cat Statue Kuching seperti nama kota ini.

Anyway, ada yang sadar gak kalau jumlah anak kucing di sini ada tujuh ekor sesuai jumlah nama daerah (semacam ada 7 kecamatan gitu), tapi saat ini jumlah daerah itu ada sembilan, pertanyaannya apakah nanti jumlah anak kucing tersebut akan bertambah ya 😌
28. Mom’s Laksa
Selain berfoto di tugu kuching, satu kuliner ini juga harus dicoba jika ke Kuching, ini dia Laksa Sarawak yang kebetulan kami nikmati sekalian lunch di Mom’s Laksa. Meski banyak kedai yang menjual laksa di Kuching, tapi menurutku ini adalah tempat yang paling proper untuk didatangi secara rombongan banyak. Meski menu andalannya adalah laksa, tenang saja di sini tidak hanya laksa, ada juga menu khas lainnya seperti nasi lemak, kwe tiau, dan lain-lain.

Oh iya sekalian nih ku buat juga rekomendasi what to eat in Kuching berdasarkan perjalanan ini:
Trip hampir selesaiii 😭😭😭😭
Sajian nikmat dan hangat di Mom’s Laksa mengakhiri trip jadi lebih sempurna, setelah makan semua peserta kembali ke bis dan kita menuju KIA (Kuching International Airport), ketika sampai satu satu barang bawaan dikeluarkan dari bagasi aku berpelukan dengan peserta ku, di sini aku terharuuu karena harus berpisah. Saat mereka masuk ke dalam bandara berkali kali mereka melambaikan tangan perpisahaan, byeeeeee 👋
Perjalanan hampir seminggu ini benar-benar menyenangkan, semua peserta yang sudah aku anggap keluarga sendiri, kebahagiaan serta keceriaan mengabadikan moment bersama ini tak akan aku lupakan seumur hidupku, ku doakan semoga semua pesertaku sehat selalu dan semoga kita dapat bertemu lagi di lain waktu.
TRIP SELESAI
Setelah mengantar semua peserta ke KIA (Kuching International Airport) untuk kembali ke Kuala Lumpur, aku pun berpamaitan, ucapan banyak terima kasih terutama kepada Hisyam, Farhan, serta driver dan guide local dari STB (Sarawak Tourism Board). Aku kembali ke Kota Kuching, menikmati satu hari tambahan untuk istihahat dan besoknya kembali ke Pontianak, Indonesia.
Anyway, jika kalian ingin diskusi tentang perjalanan atau bahkan ingin membuat trip serupa bersamaku, bisa hubungi aku via email ya! Sampai bertemu di trip selanjutnya ❤️
