Keanekaragaman Biodiversitas Nusantara
Kamu tahu apa yang membuat saya bangga menjadi anak Indonesia? Begini, dimana lagi kita bisa merasakan begitu banyak keindahan alam, budaya, hari besar agama. Bahkan kita bisa ikut terbawa dalam kebahagiaan dan sama-sama menikmati berbagai perayaannya.
Kita bisa menikmati Idul Fitri, Natal, Nyepi, Kuningan, Waisak, Imlek dan masih banyak lainnya. Walau pun tidak merayakan secara langsung, setidaknya kita dapat merasakan hype dan hari libur nasionalnya, bukan? Bukan tanpa alasan, berkat keanekaragaman yang ada di Nusantara ini lah yang membuat Indonesia memiliki banyak keistimewaan yang seharusnya kita cintai.
Keberamagaman seperti apa dan bagaimana cara kita mencintainya? Akan saya bahas keanekaragaman Indonesia yang membanggakan ini, serta cara terbaik untuk menjaganya. Siapa tahu setelah membaca tulisan ini, dapat membuat kamu mengetahui banyak hal baru tentang keanekaragaman nusantara, dan semakin cinta terhadap Indonesia.
INDONESIA merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki keanekaragaman yang sangat tinggi (etnis, budaya, flora, fauna, kuliner, wisata alam, dan lain-lain), keanekaragaman ini merupakan kekayaan dan keindahan yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia bila benar-benar dijalani.
Dari Sabang di ujung Aceh sampai Merauke di tanah Papua, dari Pulau Miangas di Sulawesi Utara hingga Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Maka dari itu, Indonesia memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna keberagaman sosial-budaya yang disatukan oleh kata sejuta makna yaitu N U S A N T A R A.
NUSANTARA (berasal dari bahasa Jawa: ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ, translit. nusantara) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang membentang. Diambil dari kata nusa yang artinya pulau, yakni pulau-pulau, dan antara yang berarti lain atau seberang.
Mengapa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman? Pertanyaan seperti ini seharusnya sudah bisa dijawab dengan mudah oleh masyarakat Indonesia, karena biasanya muncul di buku pelajaran IPA/IPS kelas 4-6 SD.
Untuk mengingatkan kembali, keberagaman Indonesia sendiri disebabkan berbagai macam faktor, selain karena daerahnya yang terdiri dari pulau-pulau terpisah, secara geografis letaknya pun strategis yakni terletak di kawasan tropis yang dilintasi oleh garis khatulistiwa, dan berada diantara daratan benua Asia dan Australia, serta perairan luas antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Belum lagi faktor lain yang menyebabkan keanekaragaman di Indonesia seperti: sejarah, tradisi, budaya/kebiasaan, iklim, cara berkomunikasi, dan masih banyak lagi.
Indonesia juga dikaruniai predikat negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki 17.162 pulau (yang tercatat mempunyai nama, koordinat, dan poligon oleh Kemendagri), dan 229 pulau lainnya yang masih belum memiliki nama, bahkan tidak berpenghuni. Wilayah Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia, yang luasnya mencapai sekitar 9 juta km2 ( terdiri dari 2 juta km2 daratan, dan 7 juta km2 lautan), dengan panjang garis pantai 95.181 km (hampir 25% panjang garis pantai di dunia).
Bersyukur dengan letaknya yang strategis serta dikaruniai pulau dan laut, Indonesia memiliki wilayah Hutan Hujan Tropis (Rainforest) yang luas sehingga didukung oleh tingkat biodiversitas terbesar ketiga di dunia setelah Kongo (Afrika Tengah) dan Brazil (Amerika Selatan).
Hutan merupakan sumber penyedia unsur-unsur penting, seperti oksigen, air, dan mineral. Ketiga unsur tersebut dibutuhkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupan. Oksigen digunakan untuk bernapas, air digunakan hampir untuk semua kegiatan, kemudian mineral logam seperti batu bara, emas, alumunium, minyak bumi, nikel, dan tembaga, dan lain sebagainya yang tersebar di berbagai daerah Indonesia eitss.. tapi bukan untuk dieksploitasi secara berlebihan ya.
Apalagi masih banyak hutan yang rimbun sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati. Tempat tinggal satwa endemik, tumbuhnya berbagai jenis tanaman. Hutan Indonesia juga merupakan kawasan yang wajib kita jaga, karena keberadaannya mampu menyelamatkan suhu dunia.
Uniknya, hutan yang tumbuh dari Sabang hingga Merauke dengan tutupan sekitar 46% di daratan Indonesia ini memiliki habitat yang kaya akan keanekaragaman hayati, dimana terdapat hewan dan tumbuhan dengan jumlah spesies yang banyak ditemukan, bahkan beberapa diantaranya terbilang langka dan hanya ada atau satu-satunya di Indonesia. Sehingga, menjaga dan melindungi hutan tentunya menjadi PR penting bagi kita sebagai masyarakat Indonesia.
Keanekaragaman Fauna Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman fauna yang sangat banyak jumlahnya diperkirakan ada sekitar 350.000 jenis yang terdiri: 1.300 jenis burung, 2.000 jenis reptilia (25% dari jenis reptil di dunia), 250.000 serangga (± 20% fauna serangga di dunia), 1.000 jenis amphibia, 800 jenis mamalia, dan 2.500 jenis ikan serta sisanya merupakan hewan invertebrata lainnya.
Kandungan fauna yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace (teori yang ditemukan oleh Alfred Russel Wallace), dengan membagi Indonesia menjadi dua area; yaitu Zona Zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia (Paparan Sundaland), dan Zona Zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh fauna Australia (Paparan Sahulland).
Posisi geografi dan ekologi negara kepulauan ini membuat Indonesia dapat menikmati beraneka ragam spesies fauna dari bagian barat dan bagian timur. Belum lagi pencampuran dan evolusi hewan di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam di berbagai kawasan antaranya: pantai, bukit pasir, muara, danau, hutan bakau, dan terumbu karang.
Keragaman hewan memiliki peranan masing-masing di alamnya, tentunya harus kita jaga dan lestarikan agar terhindar dari ancaman kepunahan dan bencana alam. Karena, keberadaan mereka merupakan hal terpenting dalam kelangsungan hidup yang ada di Bumi dalam menjaga ekosistem agar tetap stabil.
Keanekaragaman Flora Indonesia
Dalam dunia tumbuhan, flora di wilayah Indonesia merupakan bagian dari Malesiana. Flora yang ditemukan di daerah ini sangat bervariasi bahkan beberapa tumbuhan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, misalnya: jati, meranti, anggrek, rotan, kayu cendana, berbagai buah tropika, dan lain-lain.
Berdasarkan wilayah biogeografi, setidaknya terdapat tujuh wilayah utama Indonesia yang menjadi wilayah penyebaran berbagai spesies tumbuhan, yaitu: Sumatera, Jawa dan Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Dapatkah kamu menyebutkan tumbuh di daerah mana saja beberapa buah/bunga dari gambar di bawah ini?
Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, luas wilayah Indonesia yang 1,3% dari luas Bumi ini, diperkirakan memiliki 25% dari spesies tumbuhan berbunga yang ada di dunia atau urutan negara terbesar ke-tujuh dengan sekitar 20.000 spesies, dan 40%-nya merupakan tumbuhan endemik atau asli Indonesia.
Selain itu banyak juga jenis-jenis keanekaragaman tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk dunia kesehatan. Menurut catatan WHO ada sekitar 1.260 spesies tumbuhan yang secara pasti diketahui berkhasiat dan dipergunakan oleh sebagian penduduk dunia untuk bahan utama pembuatan obat.
Berdasarkan data yang dikutip dari BKP (Badan Ketahanan Pangan dan Pertanian) bkp.pertanian.go.id Indonesia memiliki 77 jenis sumber karbohidrat, 75 jenis protein/lemak, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 40 jenis bahan minuman, dan 110 jenis rempah dan bumbu-bumbuan.
Maka dari itu, kita harus menjaga dan melindungi flora Indonesia tersebut karena keanekaragaman tumbuhan ini merupakan satu diantara sumber penting di bidang diversifikasi pangan, sebab komoditas pangan merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat diandalkan untuk mengangkat kesejahteraan terutama masyarakat di Indonesia.
Diversifikasi Pangan merupakan program yang dimaksudkan untuk masyarakat agar tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok saja dan terdorong untuk mengonsumsi bahan pangan lainnya sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsinya.
Jadi tidak ada lagi istilah belum makan karena belum makan nasi. Bersyukur Diversifikasi Pangan yang tumbuh di tanah Indonesia itu banyak misalnya seperti: ubi kayu (singkong), talas (keladi), pisang, sagu, jagung, kentang, dan masih banyak lagi.
Untuk memenuhi kecukupan gizi masyarakat agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif, saat ini pemerintah Indonesia juga sedang fokus untuk mengembangkan enam komoditas konsumsi pangan lokal tersebut, berdasarkan kebutuhan lahan dan target produksi penyediaan pangan lokal sumber karbohidrat non-beras tahun 2024, sekaligus menyukseskan program Indonesia Lumbung Pangan Dunia di Tahun 2045 oleh Kementerian Pertanian (Kementan).
Tradisi Bersyukur Akan Kekayaan Alam dari Leluhur
Bicara tentang melimpahnya hasil alam di Indonesia, pernahkah kamu mendengar atau menyaksikan bahkan mengikuti sebuah upacara tradisional di suatu tempat, dimana tradisi ini merupakan cara bersyukur atau bertujuan untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada alam, juga sebagai simbol penghormatan manusia terhadap tanah yang merupakan sumber kehidupan.
Misalnya seperti Upacara Kasada (masyarakat suku Tengger di Bromo, Jawa Timur), Nyadran Ngimbrang di Temanggung Jawa Tengah, Upacara Melasti (masyarakat Bali), Gawai Dayak (tradisi pesta berkah hasil panen masyarakat Dayak, di Kalimantan Barat), Unduh-Unduh (Jombang Jawa Timur), dan masih banyak lagi.
Tradisi ini sebagian besar dilakukan oleh masyarakat yang menggantungkan hidup dan mencari nafkah dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di Bumi, dan sudah dilakukan secara turun temurun sejak puluhan tahun silam.
Biasanya beberapa tradisi tersebut diisi oleh berbagai kegiatan seperti pesta dengan membawa persembahan hasil bumi, penampilan budaya, makan bersama, dan diakhiri dengan melantunkan doa yang dipimpin sesepuh adat. Ada pula yang melakukan penutupan daerah dalam jangka waktu tertentu, kemudian dibuka kembali untuk meraka panen bersama.
Kembali ke Alam dengan Tradisi, itulah kalimat yang cocok untuk masyarakat adat di Indonesia, yang melaksanakan tradisi leluhur sekaligus menyelamatkan Bumi.
Tradisi ini mendukung berbagai kegiatan yang ramah lingkungan, seperti:
- Melakukan ritual dalam bentuk rasa syukur akan hasil panen pada musim-musim tertentu, dengan memanfaatkan benda/alat ramah lingkungan.
- Membuat aturan-aturan adat seperti larangan menebang hutan, menutup daerah dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk menjaga dan melindungi hutan/laut dari kerusakan.
- Menerapkan cara tradisional untuk memanfaatkan hasil alam, serta menjamin ketersediaan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Kearifan lokal tersebut sampai saat ini masih berlaku dan terus dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Tidak jarang jika ada dari masyarakatnya yang melanggar akan diberi sanksi berupa hukum adat. Bahkan bukan hanya di daerah Jawa dan Bali saja, tapi juga dilakukan di beberapa daerah lainnya di Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Jika kamu penasaran, berikut beberapa tradisi melestarikan budaya leluhur masyarakat Indonesia sekaligus menyelamatkan lingkungan:
Masih banyak lagi tradisi yang ada di Indonesia yang tujuannya sama yaitu ‘berdamai’ dengan alam namun dilakukan dengan caranya masing-masing, beberapa diantaranya juga masuk sebagai kegiatan wisata (festival tahunan) yang tercatat sebagai Calendar of Event di Indonesia yang diselenggarakan pada penanggalan/musim tertentu di suatu wilayah.
Pernahkah kamu ikut serta atau mengunjungi satu diantaranya? Jika ya, selamat! berarti kamu sudah ikut berkontribusi dalam memelihara dan melestarikan budaya artinya ikut menjaga lingkungan di Indonesia.
Semua tradisi tersebut masih ada dan terus diajarkan hingga saat ini, berkat dekatnya hidup masyarakat dengan alam (baik itu hutan, gunung, hingga laut). Belum lagi beberapa masyarakat yang masih percaya dengan mitos tentang pohon, hewan, dan tempat yang dianggap keramat.
Contohnya Pohon Beringin, yang katanya ada makhluk penjaga sehingga orang segan untuk mendekat apalagi menebang pohon beringin (mungkin, ini sebenarnya salah satu bentuk konservasi). Lalu, Ular Sawah (yang katanya tidak boleh dibunuh karena merupakan jelmaan Dewi Sri), padahal adanya ular sawah dapat membantu petani dalam mengendalikan hama, terutama tikus sawah. Masih banyak lagi mitos lain di Indonesia, yang masih dipercaya dan berujung justru menyelamatkan lingkungan.
Sepertinya, menganggap sesuatu yang sakral dan keramat akan membuat orang enggan untuk masuk dan merusak tempat tersebut. Bahkan, mereka akan menjaga, memelihara, dan tidak berbuat sembarangan di tempat itu. Memang, tidak ada yang mewajibkan kita untuk percaya sebuah mitos. Tapi, dengan mengetahui mitos, kita akan lebih menghargai dan memahami bahwa seharusnya kita hidup selaras dengan alam.
Semua aspek kehidupan manusia di dunia memang bergantung dengan alam, kita memanfaatkan segala sesuatu yang dihasilkan dari hutan/laut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kalau ditanya seberapa besar alam membutuhkan kita dan seberapa besar kita membutuhkan alam? Tentu jawabannya manusia lebih banyak membutuhkan alam untuk memenuhi kebutuhan.
Keanekaragaman Tradisi ini akan Terpelihara dengan Baik Jika Lingkungan juga Terjaga.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat karunia tanah air yang luas, unik, serta kaya raya ini. Oleh karena itu, kita sebagai warga Indonesia juga harus menyampaikan begitu banyak terima kasih kepada para Pendiri Bangsa, yang telah mewariskan negeri mempesona bagaikan kilauan Zamrud di Khatulistiwa, dimana negeri ini pernah menjadi rebutan para penjajah yang silih berganti selama berabad-abad lamanya.
Wujud perilaku terima kasih tidak cukup hanya sekedar dengan merasa bangga saja, tapi juga senantiasa merawat lingkungannya, memanfaatkan kekayaan alamnya dengan adil dan bijaksana. Serta yang utama adalah menjaga dan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa yang majemuk ini. Tugas terpenting kita selain terus mempelajari dan mendokumentasikannya adalah sama-sama saling menjaga dan mengingatkan agar keberagaman ini tetap ada, jadikan Indonesia sebagai wilayah biodiversitas tinggi yang tidak sekedar bisa dibanggakan, tapi keberadaan alamnya pun harus dicintai, dan dilestarikan.
Membuktikan Rasa Bangga dengan Menyelamatkan Biodiversitas
Demi masa depan yang berkelanjutan Melestarikan Keanekaragaman Hayati adalah Jawaban untuk membuktikan rasa bangga dan perilaku apresiasi untuk negeri, sekaligus turut ambil bagian dalam menyelamatkan Bumi. Karena pada dasarnya menjaga Keanekaragaman Hayati bukan sekadar upaya untuk memelihara ekosistem alam saja, tapi juga dapat berkontribusi dalam menyelamatkan keanekaragaman budaya, tradisi, bangsa, serta kehidupan manusia yang ada didalamnya.
Upaya-upaya kecil dan sederhana sudah mulai banyak diterapkan, seperti membuang sampah secara terpisah sesuai jenis pada tempatnya, mengganti produk sekali pakai dengan yang ramah lingkungan (non-plastic), ikut kampanye pelestarian alam (minimal share informasi terkait lingkungan di sosial media). Kebiasaan kecil seperti ini sebenarnya sudah menjadi tren dan sangat mudah untuk diterapkan sebagai gaya hidup sehari-hari, tentunya berdampak baik bagi lingkungan, tinggal membiasakan diri saja (dilakukan terus menerus).
Jika beberapa hal tersebut membuat kamu merasa masih kurang efektif atau ingin berkontribusi lebih banyak. Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk naik level dengan kebiasaan-kebiasaan baru dalam hal menyelamatkan biodiversitas khususnya di Indonesia. Baik itu dilakukan di rumah, tempat umum, hingga saat di alam.
Berikut beberapa upaya menaikkan level menjaga lingkungan hidup sekaligus berkontribusi dalam memelihara keanekaragaman, sebagai rasa cinta dan bangga terhadap biodiversitas yang ada di Indonesia:
1. Tidak Menyisakan Makanan, Konsumsi Pangan Lokal
Walaupun upaya seperti ini terdengar cukup mudah dikerjakan, tapi ternyata dapat berdampak baik bagi lingkungan. Karena berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sisa makanan dapat menyebabkan tanah mengandung gas metana yang berbahaya bagi atmosfer Bumi. Tapi sayangnya Indonesia sendiri adalah negara yang menduduki peringkat kedua setelah Arab Saudi dalam hal membuang sisa makanan.
Menurut survey yang sudah dilakukan, orang Indonesia membuang sisa makanan sebanyak 13 juta ton atau setara dengan 500 kali berat monas dan jika di rata-ratakan setiap orang di Indonesia membuang 300 kg sampah makanan setiap tahunnya.
Mulai saat ini, yuk ‘ambil secukupnya-makan-habiskan’ pastikan tidak ada yang terbuang apapun yang terjadi, jika tidak habis kamu dapat membawa alat/wadah makan sendiri untuk dibawa pulang (tolak penggunaan plastik karena plastik tidak dapat diurai hanya berubah menjadi microplastik yang tetap mencemari). Sisa makanan tersebut juga bisa dijadikan makanan hewan atau kompos ketika kamu di rumah nanti.
Selain itu, mulailah untuk mengonsumsi pangan lokal yang merupakan produk unggulan dari alam seperti buah-buahan lokal yang kaya akan vitamin, hingga kuliner tradisional yang juga mengandung kabohidrat yang tinggi selain nasi.
Indonesia tidak hanya memiliki beragam kuliner, sumber pangan yang dihasilkan juga kaya akan nutrisi dan memiliki khasiat untuk kesehatan. Tentunya produk lokal seperti ini juga diproduksi suatu daerah memiliki tujuan selain untuk konsumsi sendiri juga dikembangkan untuk kepentingan ekonomi yang berasal dari pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Dengan memilih/mengonsumsi pangan lokal, berarti kita juga membantu para petani dan pelaku UMKM di Indonesia dan turut mendukung program pemerintah dalam diversifikasi pangan, sehingga pangan lokal dapat dikelola dengan baik dan memastikan tersedianya ketahanan pangan untuk masa depan.
2. Menghapus E-mail Tidak Penting Setiap Hari
Nah, upaya yang satu ini mungkin sangat jarang dilakukan oleh sebagian besar orang. Ternyata menghapus pesan atau sampah digital yang masuk ke gawai pintar (gadget) ini dapat menghemat energi dan data dari jarak jauh dan tentunya akan ramah lingkungan.
Karena, bukan hanya sampah plastik jasa yang begitu meresahkan bagi lingkungan. Namun, sampah dari perangkat yang kita gunakan selain bikin perangkat memori penuh dan jadinya lemot, ternyata berdampak buruk terhadap lingkungan. Tanpa kita sadari, data yang kita simpan (yang sebenarnya kurang atau tidak penting) baik di kartu memori, Google Drive, Clouds maupun penyimpanan internal akan menyebabkan gas emisi karbon dioksida.
Kita dapat menghapus data-data media (foto, video, pesan, histori, dsb), aplikasi yang kurang penting baik dari email, kartu memori, Google Drive, Clouds sampai penyimpanan internal kita. Dengan begitu, kita juga dapat menghemat energi yang ada di sekitar kita dan menggunakannya sesuai kebutuhan.
Upaya seperti ini tergolong mudah dan dapat dilakukan dimana pun, sama halnya ketika kita saat menghemat penggunaan air, listrik, tidak membuang-buang tisu (ganti dengan membawa sapu tangan kemudian dicuci setiap hari), hingga menghubungi perusahaan-perusahaan untuk memberi tahu apa yang harus diubah dari produk mereka, siapa tahu jika banyak orang yang memberi tahu apa yang tidak disukai mungkin mereka akan mengubahnya.
3. Stop Membeli Pakaian Tren (Fast Fashion)
Industri fashion adalah salah satu yang paling mencemari lingkungan dan penyumbang polusi terbesar di dunia, seperti polusi air, tanah, maupun penghasil gas emisi karbon (dalam proses produksinya) yang dapat menyebabkan climate change, kain yang membusuk akan melepaskan gas metana ke udara, yang tentunya berkontribusi besar terhadap pemanasan global.
Dengan cara tidak membeli pakaian tren (fast fashion) atau membuat mix & match pakaian bekas yang sudah lama menjadi pakaian baru. Dengan upaya ini tentunya kita dapat memperpanjang usia pakaian. Jika harus membeli yang baru, pilihlah pakaian berbahan katun organik, serat bambu, wol organik, dan rami yang dirajut, anyam, atau ditenunan.
Untuk meminimalisir sampah fashion atau sampah plastik, kita juga dapat memanfaatan hasil alam yang ramah lingkungan sekaligus produk-produk kerajinan masyarakat lokal seperti Noken, Koja, Anjat yang terbuat dari kayu pohon atau rotan. Selain tidak kalah fashionable fungsinya pun sama seperti tas pada umumnya tas ini dapat digunakan untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari untuk berbelanja di supermarket atau traveling!
Dengan membeli produk lokal selain ramah lingkungan dan bebas plastik produk seperti ini juga membantu pembangunan ekonomi masyarakat lokal, serta melahirkan wirausaha-wirausaha baru.
PS: hindari membeli produk yang terbuat dari bahan hewan, contohnya perhiasan dari kuku hewan, gading gajah berukir, karpet dari kulit hewan, souvenir dari sisik penyu/cangkang. Karena permintaan seperti ini dapat memicu terjadinya perburuan satwa liar dan berdampak pada kelestarian alam.
4. Tidak Mengonsumsi dan Memelihara Satwa Liar
Dengan tidak mengonsumsi satwa liar, cukup mengonsumsi sumber makanan yang sudah pasti sehat seperti sayur/buah yang dibudidayakan atau hewan yang diternakkan olah para petani, pekebun, peternak dan nelayan. Lagi pula kita tidak tahu apa yang dikonsumsi oleh hewan liar ini sebelum kita mengonsumsinya, belum lagi efek samping yang diakibatkan, karena sudah banyak kasusnya (contoh terdekat adalah Pandemi COVID-19 yang kita rasakan saat ini).
Memang terkadang ada beberapa orang yang percaya untuk mengonsumsi bagian dari organ hewan liar agar dapat mengkhasiatkan atau menyembuhkan suatu penyakit. Tapi perlu diingat, apakah informasi tersebut sudah diteliti dengan baik oleh para ahli atau ilmuan? Kembali lagi edukasi dan informasi yang terpercaya harus kita pahami dengan benar. Mengonsumsi bahan makanan yang sudah ada saja kita juga perlu mengetahui cara mengolah dengan baik dan benar agar tidak menjadi racun bagi tubuh kita.
Yuk, mulai sekarang jangan berburu, memelihara apalagi mengonsumsi satwa liar! (jangankan mengonsumsinya melakukan kontak langsung saja kita perlu ekstra hati-hati). Dengan begitu, secara tidak langsung kita juga turut menurunkan jumlah permintaan pasar, sehingga orang-orang tidak lagi berburu hewan liar tersebut untuk dijual-belikan, apalagi sampai terpaksa merusak alam.
Untuk membuktikan rasa cinta kepada satwa, cukup berfoto dengan replika atau boneka yang biasanya menjadi ikon daerah atau program-program pelestarian hewan lainnya. Mengabadikan untuk sekedar memperkenalkan bentuk hewan serta tetap menjaga dan melindungi fauna di Indonesia.
Mencintai satwa cukup dibuktikan dengan tidak menganggu ekosistemnya, selain mereka adalah makluk hidup ciptaan Tuhan seperti halnya manusia dan makhluk hidup lainnya, keberadaan mereka merupakan hal terpenting dalam kelangsungan alam di Bumi ini.
5. Patuhi Peraturan Kawasan Konservasi dan Tempat Wisata
Indonesia punya banyak wilayah konservasi, berdasarkan Peta Kawasan Konservasi dari KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) tepatnya ada 556 kawasan dengan luas 27.257.128,20 ha (jika ditotalkan keseluruhannya), di dalamnya terdapat: 219 cagar alam (4,08 juta ha); 72 suaka margasatwa (4,83 juta ha); 54 taman nasional (16,40 juta ha); 28 taman hutan raya (0,35 juta ha); 118 taman wisata alam (0,81 juta ha); 11 taman buru (0,17 juta ha), dan 54 KSA/KPA (0,60 juta ha). Belum lagi kawasan lainnya yang ditetapkan sebagai Global Geopark dan World Heritage oleh UNESCO yang ada di Indonesia.
Nah, pastikan saat kamu mengunjungi wilayah konservasi, kamu mematuhi peraturan yang berlaku termasuk itu hutan, gunung, bukit maupun laut (setiap kawasan konservasi memiliki peraturan masing-masing). Sebenarnya, tidak semua orang dapat memasuki kawasan konservasi yang dijaga dengan ketat seperti Cagar Alam, kecuali dengan tujuan penelitian geologi maupun flora dan fauna. Buktikan kecintaan kita kepada Indonesia dengan berwisata tanpa merusak alam.
Tempat tersebut memang tertutup dan sama sekali tidak boleh dimasuki, walau memiliki rasa penasaran pastikan kamu tidak memaksa atau mencari jalan lain untuk tetap masuk. Karena daerah yang ditutup biasanya adalah area yang benar-benar dilindungi dan sudah ada ketentuan hukum yang berlaku.
Kalau kamu ingin menikmati alam untuk sekedar wisata/refreshing, kamu dapat memilih wilayah konservasi seperti Taman Wisata Alam atau Taman Nasional, karena kawasan ini selain dijadikan tempat pelarian pelestarian alam juga dimanfaatkan untuk pariwisata, edukasi, budaya, dan rekreasi alam. Dengan datang dan membayar tiket masuk (sesuai prosedur) otomatis kamu sudah berkontribusi dalam membantu perawatan dan ekonomi masyarakat Indonesia yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.
Pastikan memperhatikan kode etik seperti menggunakan pakaian yang sopan dan menjaga tutur kata, serta tidak merusak kawasan dengan tidak mengambil apapun selain foto, meninggalkan apapun selain jejak, membunuh apapun selain waktu, bawa pulang sampah mu! Ingat, selalu menerapkan protokol kesehatan 5M dimana pun kita berada, jangan lupa vaksin agar kita segera merdeka dari pandemi.
Masih banyak upaya NEXT LEVEL lainnya yang dapat kita dilakuan, mulai dari cara yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hingga mengubah dalam skala besar. Intinya, semua upaya tersebut bertujuan sama yakni ‘menyelamatkan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia’ .
Semua upaya tersebut jika dilakukan bersama-sama bukan hanya bermanfaat untuk lingkungan di Indonesia saja, melainkan berdampak positif bagi alam sebagai kelangsungan hidup di Bumi.
Bentang alam, kearifan lokal, dan hasil bumi semuanya adalah warisan untuk Indonesia. Kelestariannya kini berada di tangan para pemuda sebagai generasi penerus yang menguasai teknologi informasi, berbudaya luhur, dan selalu memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan.
Gimana, sudahkah kamu bangga dan ikut menjaga keanekaragaman yang ada di Indonesia?
Kalau kamu punya cerita atau informasi menarik tentang keanekaragaman Indonesia, kamu dapat membagikannya lewat tulisan, foto, video, atau karya-karya lainnya, supaya banyak orang tahu tentang indahnya keanekaragaman Indonesia yang bikin bangga. Apalagi tahun ini sudah 76 Tahun Indonesia Merdeka, tentunya ada banyak sekali ungkapan terima kasih dengan cara masing-masing, sebagai bukti betapa bangga dan beryukurnya kita ada di Indonesia. Yuk tunjukkan semangat kemerdekaanmu!
Selamat Hari Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia!
Semoga masyarakat Indonesia semakin sejahtera dan cinta kepada negeri ini, bebas dari segala bentuk ketidakadilan dan rasa takut akan ancaman bencana krisis iklim. Amiin.
Disclaimer: Tulisan ini dibuat dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 dan sebagai peserta untuk mengikuti Kompetisi Blog #IndonesiaBikinBangga “Keanekaragaman Indonesia yang membanggakan” yang diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Perempuan Network #UntukmuBumiku
Referensi:
- Indonesia: https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
- Data hasil sensus penduduk tahun 2020 dari BPS (Badan Pusat Statistik)
- Fauna Indonesia: https://id.wikipedia.org/wiki/Fauna_Indonesia
- Diversifikasi Pangan: http://bkp.pertanian.go.id/diversifikasi-pangan
- Buku Bacaan Anak “Jaga Alam dengan Tradisi Nusantara” oleh Ridhani Pangestuti dan M. Ali Sofi
- Hapus Sampah Digital, Bantu Selamatkan Bumi: https://www.sketsaunmul.co/teknologi/hapus-sampah-digital-bantu-selamatkan-bumi/baca
- Fakta Tentang Fast Fashion: https://kejarmimpi.id/ketahui-fakta-tentang-fast-fashion-yang-tidak-banyak-orang-tahu.html
- Foto dan Infografis: Dokumen Pribadi Siti Mustiani
Sebagai orang yang moody aku kadang selalu merasa perlu membeli pakaian, dan ternyata produksi pakaian dan limbahnya termasuk dalam penyumbang polusi terbesar di dunia… haduh..
Tapi mending sih, semenjak pandemi ini aku jarang banget beli pakaian karena merasa ga terlalu butuh.
selalu bersyukur lahir dan tinggal di Indonesia, yang punya banyak keragaman budaya dan kekayaan lainnya. Kapan aja bisa menikmati nasi padang, coto makassar, iga sapi bali meski tinggalnya di Jogja hehe.
Padahal mudah ya Kak mencintai keanekaragaman Nusantara. Tak perlu memiliki satwa atau fauna yang dilindungi, itu malah mengancam kepunahan mereka dan juga merogoh kantong kita. Lebih baik uangnya dipakai buat donasi pelestarian lingkungan deh. Dan yang lebih penting mulai bersikap eco-friendly sejak dari rumah untuk membantu mengurangi terlepasnya karbon ke udara. Semoga lestari terus biodiversitas Indonesia!
Indonesia banged deh baca artikelnya tuh. Asyik Dan sangat inspiratif
Jadi kangen Ranu Kumbolo…entah sudah berapa tahun tak kesana.. Indoesia memang kaya banget ..Vukan hanya wisata alam..tapi flora..fauna..dan budaya sangan beragam..
Masya Allah, Indonesia itu kaya banget ya… Semoga saya diberi rezeki bisa melihat dan menikmatinya secara langsung…
Waw aku baru tahu nih kalo penyimpanan internal akan menyebabkan gas emisi karbon dioksida. Hihi.. Oke deh. Syukurlah. Aku rajin kok bersih2
Saya bersyukur dan bangga menjadi warganegara Indonesia. Apalagi yang harus dikeluhkan? Tinggal di Indonesia laksana hidup di surga, jika dibandingkan dengan di negara-negara lain.
Diveraifikasi pangan.
Biar nggak ada lagi istilah belum makan karena belum makan nasi, padahal sudah habi makan mie ayam tambah baso. Hihihi. Atau makan singkong rebus berasa camilan.
Nusantara kita kaya ya Kak. Bangga sama Indonesia.
trend fashion di satu sisi bisa meningkatkan pendapatan UKM dan pedagang online tapi di sisi lain merupakan penghasil polusi terbesar, semoga segera ditemukan solusi yang saling menguntungkan ya..
Saya, gak ngikuti fashion tren nih, mba. Soalnya baju lama masih bagus. Bahkan baju kerja saya ada yang sudah berusia 4 tahun tapi masih awet. Memng kalau gak penting banget mending jangan. Apalagi konsumsi hewan liar. Duh, jangan sampai, ya. Karena mereka punya petan tersendiri dalam pelestarian lingkungan.
Aku bangga banget dengan keanekaragaman yang ada di Indonesia. At least kita beryukur yess bisa tinggal di negara kepulauan yg indah ini. Lanjutkannnnn traveling ke seluruh Indonesia kak hehhehe.
Terima kasih mbak Nurul Rahma, waahhh lama tidak mendengar kata ‘ngowoh’ ini sampai saya tanya orang tua saya hehe. Betul mbak menghapus sampah digital juga bisa loh turut menjaga bumi, itung2 menjaga lingkungan yang ada di Indonesia juga. Semangat!