Save Orang Utan, Save Hutan Indonesia

Taukah kamu bila kita melindungi orang utan, artinya satwa-satwa yang lain juga akan terlindungi. Itulah sebabnya orang utan disebut satwa payung. Dimana jika orang utan dilindungi maka satwa lain juga tidak akan punah. Mengapa bisa seperti itu ? Yuk baca penjelasan di bawah ini.

Orangutan adalah binatang yang mempunyai kebiasaan menyebar benih dari tanaman yang dimakannya, ini sekaligus membawa manfaat bagi kelestarian hutan secara alami. Melindungi orangutan, berarti harus selalu menjaga habitatnya. Karena lewat habitatnya, orangutan bisa melompat kesana-kemari, dan bebas menikmati hidup. Menjaga habitat orangutan, berarti sama saja menjaga hutan untuk kehidupan binatang lain.

Di dunia ini, ada 4 jenis kera besar (hominidae) yang masih hidup: bonobo, gorila, simpanse dan juga orangutan. Diantara keempat jenis tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia yang memiliki orangutan, satu-satunya jenis kera besar yang hidup di Asia.

Hutan Kalimantan dan Sumatra merupakan habitat asal dari para orangutan ini. Meskipun jenisnya beda yakni orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dan Sumatra (Pongo abelii) tetapi diperirakan mereka dulunya berasal dari nenek moyang yang sama. Karena dahulu pulau Kalimantan dan Sumatra masih menjadi satu sebagai daratan Sunda.

Souvenir

Orangutan merupakan hewan yang cerdas, tetapi secerdas-cerdasnya mereka, pada akhirnya mereka tetap kalah dengan keegoisan manusia. Penebangan Liar, kebakaran hutan adalah ancaman besar bagi habitat orangutan. Kehidupan hutan yang tenang dan damai untuk spesies langka ini luluh lantak akibat kebakaran yang kemudian tergantikan dengan kelapa-kelapa sawit yang sama sekali tidak menguntungkan bagi mereka.

Tapi ya mau bagaimana lagi, selama manusia masih membutuhkan minyak kelapa sawit untuk goreng-menggoreng, membuat margarin. Selama para wanita masih butuh lipstik. Ataupun selama manusia memakai energi terbarukan minyak sawit guna menghemat emisi, dan selama pihak-pihak berwenang belum serius mengawasi dan bijak membuat kebijakan, kebakaran hutan dengan ganti lahan-lahan sawit tetap akan menjadi cerita berulang.

Mengintip Orang Utan di Taman Nasional

Hutan-hutan luas Kalimantan beberapa ditetapkan sebagai Taman Nasional. Taman-taman nasional tersebut diantaranya: Taman Nasional Bukit Baka, Taman Nasional Sentarum, Taman Nasional Gunung Palung, Taman Nasional Kutai, Taman Nasional Tanjung Puting, Taman Nasional Sebangau, dan Taman Nasional Kayan Mentarang.

Taman Nasional Tanjung Puting adalah salah satu tempat yang dijadikan sarana konservasi orangutan di Kalimantan. Pulau yang terkenal dengan sebutan borneo ini memang memiliki potensi alam yang luar biasa. Asiknya ketika di Taman Nasional ini kita bisa berekowisata, melihat langsung kehidupan para orangutan di alam bebas.

Orangutan

Saat ke Tanjung Puting kita akan melewati sungai sekonyer terlebih dahulu menggunakan kapal klotok. Lantas bisa dilanjutkan ke Camp Leakey ataupun Pondok Tangui, tempat dimana menjadi lokasi rehabilitasi orang-orang utan yang berhasil diselematkan dari perburuan. Duhh, Kalau datang ke Tanjung Puting pasti bakal banyak cerita perjalanan yang bisa saya tuliskan.

Ancaman Orangutan

Orangutan, saat ini menjadi satwa yang dilindungi negara karna keberadaannya yang semakin terbatas. Mungkin jika pernah melihat gambar-gambar tragis orangutan setelah terjadinya kebakaran hutan yang banyak tersebar di media online, kita akan tahu bagaimana para orangutan hanya bisa pasrah terhadap ulah kerabat dekatnya yang kadangkala hanya mementingkan isi perut dan mulut.

Nampaknya, manusia benar-benar menjadi ancaman utama. Walaupun begitu, Orangutan dan habitatnya terancam pula oleh fenomena alam seperti Badai El-Nino, mupun kekeringan. Sumber WWF menyebutkan bahwa selama 20 tahun terakhir habitat orangutan Borneo berkurang mencapai 55%. Itu saja data 2011. Tidak terbayang data yang sekarang. Mengingat beberapa kali kebakaran hutan di Kalimantan kembali terjadi. Duhh.

Save Orangutan

Kalimantan dianugrahi kekayaan alam yang beragam. Kondisi alam, iklim, dan geografisnya yang menguntungkan membuat kawanan flora-fauna langka bersedia hidup di pulau ini. Kekayaan alam nan indah seperti halnya Tanjung Puting, Pulau Derawan, Taman Nasional Kutai, adalah contoh keindahan alam yang berhasil diolah menjadi sebuah pariwisata yang selain indah juga mendidik masyarakat untuk turut serta melindungi dan menjaga.

Tentunya masih banyak tempat-tempat lain semacam ini yang jika dikelola dengan baik akan bisa menjadi alternativ bagi penduduk sekitar untuk mencari nafkah sekaligus mendidik masyarakat untuk turut serta merawat alam.

Sehingga mereka tak perlu lagi menebang kayu secara ilegal misalnya. Hingga para orangutan tak perlu kehilangan tempat tinggalnya. Terdengar muluk-muluk memang. Apalagi mengingat penebangan bahkan pembakaran skala besar itu pelakunya para pemilik modal. Sedangkan masyarakat yang menebang ilegal itu umumnya jumlahnya lebih sedikit. Entahlah.

Di sisi lain, pernahkah mendengar cerita Pony, orangutan yang dijadikan PSK?? Yeah, rupanya ancaman keselamatan orang utan tak melulu tentang bagaimana hidupnya di habitatnya. Lagi-lagi, perkara manusia. Binatang inipun hanya bisa pasrah saat ia diexploitasi manusia-manusia yang tak lagi normal.

Save Orangutan Bukan Memeliharanya!

Save Orangutan bukan lantas kita diperbolehkan untuk melindungi orang utan dengan cara memeliharanya. Memelihara orangutan adalah salah satu bentuk pelanggaran hukum, krena ia hewan yang dilindungi undang-undang. Selain itu, apabila memelihara orang utan sejak ia masih bayi, sama saja kita mengorbankan induknya.

Mengutip cerita dari buku Hikayat Sang Kerabat Dekat dari National Geographic, diceritakan bahwa hubungan induk dengan anak sangatlah intim. Suatu hari pernah seekor anak orangutan jatuh dan mati. Sang induk yang saking sayangnya, mengambil lagi jasad sang anak dan terus menerus membawa sang anak kesana kemari hingga anaknya dikerubuti lalat. Saat sang anak akhirnya dikuburkan sang induk marah, dan akhirnya pergi. Setelah beberapa lama akhirnya sang induk ditemukan, orang utan ini sudah menjadi kurus kering, tak mau makan dan akhirnya mati.

Hemm, cerita yang sungguh miris.

Ya, semoga ke depannya tak ada lagi cerita-cerita miris tentang makhluk langka ini. Tak ada pula cerita tentang pembakaran hutan yang asapnya mencoreng Indonesia lantaran asapnya berlari sampai ke negara tetangga.

Yuk mari bersama-sama menjaga hutan, dan turut menggalakkan save orangutan. Biar anak cucu kita kelak tetap bisa melihatnya langsung, tak hanya dari foto.

Share this post:

2 thoughts on “Save Orang Utan, Save Hutan Indonesia

  1. Aku pernah liat orangutan langsung disalah satu Taman Nasional, mereka lucu.. bahagia melihat mereka hidup di alam bebas seperti yang seharusnya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *