Mitigasi Perubahan Iklim Lewat Hobi Selam

Hobi menyelam gak sekedar main di bawah air loh, ternyata hobi baru yang saya tekuni beberapa bulan ini memang membuka mata saya, dan membuat rasa penasaran untuk melihat lebih jauh ke dalam laut di Indonesia. Bukan hanya soal ikan-ikan lucu, terumbu karang yang cantik, tapi nyatanya disisi lain tak jarang saya menemukan beberapa sampah yang tiba-tiba lewat di permukaan atau nyangkut di karang. Miris šŸ™ˆ

ā€œAh, hanya 1 gelas plastik doang kokā€, kata 8 miliar orang di dunia ini.

Laut di dunia ini memang luas, bahkan 70% permukaan bumi merupakan air laut. Tapi bukan berarti satu sampah itu tidak berarti ya. Siapa disini yang pernah melihat sampah di pantai? Atau pernah menderngar berita soal sampah di menumpuk di Pantai Kuta? Miris bukan? Saya pernah mengalami sebuah kejadian saat melakukan penyebrangan ke Pulau Lemukutan beberapa bulan yang lalu, untuk melakukan kegiatan latihan diving.

Kapal yang bisanya kami gunakan untuk menyebrang tiba-tiba berhenti di tengah laut. (Nyaris panik!) Bukan karena bahan bakar habis, saat ditelusuri ternyata para awak kapal melakukan penyelaman di bawah kapal ternyata ada sampah yang menyangkut toh.

Ini baru contoh kecil yang saya rasakan, mungkin para awak kapal sudah sering merasakannya sehingga mereka cukup tenang dan langsung bisa mengambil keputusan. Tapi masa iya mau terus-terusan seperti itu? Mau sampai kapan? Kapal yang sering mendapatkan sampah yang menyangkut di mesin, kemungkian akan cepat rusak, kemudian bagi penumpang yang tak biasa naik kapal mungkin juga akan panik. 

Implications for Biodiversity of Global Warming | Sumber Gambar: wwf.panda.org

Tahu kah kamu beberapa sampah yang tersebar dilautan dapat mematikan biota laut yang keberadaannya untuk menjaga keadaan air, contohnya kerang hijau keberadaan mereka dapat membuat air lebih jernih alias tidak butek. Kalau airnya butek dan jelek bukan hanya nelayan saja yang sulit mencari ikan, mengancam populasi biota laut, dan sektor pariwisata pun juga akan menurun karena tempatnya tidak bagus untuk diexplore.

Menurut PBB, di tahun 2050 nanti diprediksi akan ada lebih banyak sampah plastik di lautan daripada ikan. Sampah yang berasal dari aktivitas di daratan diperkirakan menyumbang sekitar 80% pencemaran pesisir dan laut.

Belum lagi sampah menyumbang emisi terbesar bumi yang menyebabkan pemanasan global sehingga es di kutub utara mencair lalu menyebabkan naiknya permukaan air laut. Pantai sudahlah habis terkena erosi karena gak ada hutan bakaunya, ditambah jumlah air mencair semakin banyak, kemungkinan pulau tenggelam siapa yang tahu, bisa saja terjadi. 

Sebagai generasi muda yang senang berkecimpung di dunia lingkungan atau tidak, ada baiknya kita mulai bergerak untuk melakukan aksi nyata. Misalnya seperti:

  • Jaga Iklim dari Rumah: menambah ilmu seputar menjaga iklim melalui berbagai diskusi virtual, melakukan aksi hemat pemakaian energi listrik dan air dan tidak membuang makanan.
  • Jaga Iklim dengan Hijaukan Bumi: aksi tanam pohon, menanam mangrove, berkebun dan menghijaukan wilayah sekitar kita.
  • Jaga Iklim dengan Birukan Laut: menjaga terumbu karang, mengurangi pemakaian kemasan plastik terutama plastik sekali pakai, tidak mengotori area pantai dan laut.
  • Jaga Iklim dengan Green Lifestyle: konsumsi produk lokal untuk mengurangi polusi dari proses pengiriman; melakukan responsible shopping dengan memilih kemasan yang ramah lingkungan, memilih produk pangan dan fesyen yang ramah lingkungan.
  • Jaga Iklim dengan Ekspresi Seni: berpartisipasi dalam Defending Paradise Dance Challenge, Nonton konser Rockinā€™ Paradise.
  • Jaga Iklim dengan Kolaborasi: berkegiatan bersama dengan berbagai pihak.

Laut sebagai ekosistem terbesar di bumi memiliki banyak sekali potensi sumber daya alam. Dan jika ia dirusak, rusak pula lah seluruh ekosistem di sekitarnya termasuk manusia.

Nah, bagi peng-hobi selam seperti saya, kamu dapat lebih bijak melakukan aktivitas ini. Dalam rangka Hari Sumpah Pemuda ini pun saya bersumpah ketika diving akan lebih bijak memilih produk yang ramah terumbu karang, seperti menggunakan sunblock dengan kandungan coral reef safe, dan berusaha tidak menyentuh karang saat berenang apapun yang terjadi. 

Blue beauty juga tentang jangka panjang, tentang perubahan iklim, serta tentang hidup yang berkelanjutanā€¦

Saatnya anak muda Indonesia beraksi jaga iklim, jaga bumi, jaga sumber kehidupan! #MudaMudiBumi #UntukmuBumiku #TimeforActionIndonesia

Share this post:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *