Eco Nusa Virtual Gathering Wonderful Papua
Ngomongin segala hal tentang Papua memang nggak ada habisnya, karena keindahannya yang begitu memukau serta pesona tanah Papua yang selalu hijau bagaikan serpihan surga yang ada di bumi Indonesia bagian timur. Nah, beruntungnya saya dan beberapa teman-teman yang mengikuti kompetisi Blog Competition Wonderful Papua kemarin.
Sudah terpilih 30 peserta termasuk saya untuk meramaikan kegiatan Virtual Gathering Wonderful Papua pada hari Jumat 7 Agustus 2020 pukul 15.00 WIB. Hari tersebut bertepatan juga dengan Hari Hutan Indonesia, yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia.
Bicara soal menjaga hutan di Tanah Papua, kamu bisa intip tulisan bagaimana cara saya menjaga hutan Papua di artikel Jaga Papua Agar Tetap Hijau, Sebagai Wilayah Konservasi Dunia.
Ini adalah kegiatan Virtual Gathering pertamaku, kenapa virtual? karena kondisi pandemi yang masih belum usai. Walaupun dilakukan secara online tapi itu tidak menyurutkan semangat kami untuk mengikuti kegiatan hingga selesai.
Acara ini tentu saja bermanfaat bagi kami sebagai peserta karena dapat menambah pengetahuan kami tentang tanah Papua, pentingnya menjaga hutan apalagiVirtual Gathering kali dibawakan oleh pembawa acara kece Kak Jenny Karay beliau adalah Papua Social Media Influencer, sekaligus Community Ambassador untuk Provinsi Papua dan Papua Barat.
Eitss gak ketingagalan dong kegiatan utama oleh pembicara dalam pemaparan materi Papua Sebagai Destinasi Ekowisata yang disampaikan oleh:
- Bang Bustar Maitar, sebagai CEO EcoNusa Foundation
- Bapak Kristian Sauyai, merupakan Ketua Asosiasi Homestay di Raja Ampat
- Alfa Ahoren, adalah perwakilan anak muda Papua yang akan membagikan pengalamannya menjaga kelestarian alam Papua.
Beberapa hari sebelum kagiatan dimulai semua peserta dikirim sebuah hampers/paket spesial khas Papua yang berisikan totebag dan notebook eksklusif dari EcoNusa x Blogger Perempuan serta kopi arabica dari Wamena.
Tidak hanya kopinya saja, panitia kegiatan gathering ini juga membagikan sebuah resep kopi khas yang nikmat jika diolah dengan bubuk kopi arabica dari Wamena, selain diminum begitu saja ternyata kopi ini dapat diolah menjadi berbagai menu lainnya seperti Oatmeal Latte, Pudding Kopi dan Kopi Rempah. Yuk cobain, disini saya bagikan juga resep dan cara buatnya.
Kopi Arabica Wamena, satu diantara kopi terbaik dari daerah penghasil kopi terbesar di Papua yaitu Wamena, sesuai namanya kopi ini berasal dari Kota Wamena Provinsi Papua. FYI, perkebunan kopi wamena ini sebenarnya ada disepanjang lembah yang letaknya di sisi timur Gunung Jaya Wijaya sekitar 80km panjangnya. Kopi wamena ini juga spesial, karena tumbuh di ketinggian 1200-1600 mdpl dan tumbuh subur tanpa menggunakan pupuk berbahan kimia.
Tentunya ini adalah kopi organik karena proses penanamannya masih tradisional yang ditanam oleh petani Papua tanpa menggunakan pupuk maupun alat-alat modern. Itulah yang membuat kopi wamena ini berbeda dengan wanginya yang khas sehingga digemari banyak orang. Nah, kalau punya bubuk kopi arabica mau cobain resep yang mana nih?
Sambil menunggu pandemi berakhir dan kita bisa jalan-jalan ke Papua, simak yuk cerita singkat tentang Virtual Gathering Wonderful Papua saya bersama teman-teman Blogger lainnya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Virtual Gathering Wonderful Papua Bersama EcoNusa & Blogger Perempuan Network
Sebelum Talk Show bersama pembicara dimulai kami diajak oleh kak Jenny Karay untuk mengikuti live instagram & twitter tentunya dengan hadiah menarik bagi yang beruntung saat acara berlangsung. Kemudian ada juga game Quiz online seru dimana pertanyaannya seputar ekowisata di Papua dan Papua Barat.
Selain banyak juga hadiahnya, disini tuh juga seperti menguji pengetahuan kita segala hal tentang Papua, yang belum tahu jadi tahu, yang belum kenal jadi kenal, siapa tahu suatu saat bisa main ke Papua ya.
Selanjutnya semua perserta juga diajak untuk menyaksikan video singkat EcoNusa Foundation tentang kisah seorang pemuda Papua Barat bernama Absalom Kalamin dari suku Moi Kelim di Kampung Malagufuk, beliau adalah seorang pemandu ekowisata burung surga atau akrab disebut Burung Cendrawasih.
Adanya ekowisata dan penjagaan hutan yang baik akan bermanfaat baik untuk semua makhluk di bumi, lihat video lengkapnya berikut ini:
Daaann, acara Virtual Gathering bertajuk “Wonderful Papua” (Papua Destinasi Hijau) yang ditunggu-tunggu adalah Talk Show bersama para pembicara handal.
Berikut ringkasannya:
1. Bang Bustar Maitar, CEO EcoNusa Foundation
Pertama disampaikan oleh Bang Bustar Maitar, merupakan CEO EcoNusa Foundation, beliau mengatakan bahwa Papua merupakan tempat yang unik karena pulau terbesar di Indonesia, letaknya pun paling timur, budayanya pun cukup berbeda dengan kebudayaan di daerah lain di Indonesia.
Hal ini menjadikan Papua sangat istimewa, menjadi destinasi wisata hijau terbaik di Indonesia, tentunya dalam bentuk ekowisata yang dikelola dengan cara-cara yang bertanggung jawab oleh masyarakat adat dan pengunjung tetap menjaga kealamiannya.
Bang Bustar juga mengenalkan bahwa di Papua ada banyak sekali spesies baik flora dan fauna yang endemik, seperti Cendrawasih, Katsuari dan masih banyak lagi bayangkan saja di Tanah Papua terhampar 125 jenis mamalia (55 persen endemik), 223 jenis reptil (35 persen endemik), 602 jenis burung (52 persen endemik), dan 15.000-20.000 jenis tumbuhan.
Uniknya di hutan Papua tidak ada hewan besar seperti Harimau atau Gajah di Sumatera dan Kalimantan karena yang paling besar adalah burung Kasuari. Tidak hanya itu, ada juga hewan laut hingga terumbu karang nya cantik, semua itu dijaga dengan baik dan bertanggung jawab ya.
Semua ini lagi-lagi membuka wawasan kita semua yang hadir, ingat Papua bukan hanya Raja Ampat, karena ada banyak lagi tempat wisata menarik lainnya di Tanah Papua, misalnya Danau Sentani, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni dan lain-lain.
2. Bapak Kristian Sauyai, Ketua Asosiasi Homestay di Raja Ampat
Pembicara yang kedua yang berada di Waisai Raja Ampat Bapak Kristian Sauyai, Ketua Asosiasi Homestay di Raja Ampat, yang beliau menjelaskan daya tarik ekowisata tentunya yang ada di Raja Ampat. Tidak hanya pesona alam yang unik, tapi homestay nya pun yang ramah lingkungan karena tidak merusak sekitar sekaligus menjaga yang ada didalamnya.
Menurut Bapak Kristian, ada beberapa kendala dalam menjalankan homestay di Raja Ampat, diantaranya pertama penggunaan bahasa inggirs karena banyak pengunjung yang berasal dari luar negeri, kedua penentuan harga standar sesuai pelayanan di homestay, kurangnya fasilitas seperti alat dive center, karena tidak semua homestay di Raja Ampat memiliki fasilitas diving.
Tantangan tersebut, tentunya bisa menjadi peluang bagi pengelola homestay. Apalagi dimasa pandemi ini, selagi menunggu para pengunjung datang kembali meramaikan Raja Ampat, mereka bisa meningkatkan skill dan fasilitas yang diperlukan di homestay.
3. Alfa Ahoren, Anak Muda Papua
Alfa Ahoren sekarang ada di Manokwari, Papua Barat. Kak Alfa membagikan pengalamannya tentang bagaimana menjaga Papua sebagai anak muda agar Papua tetap hijau, agar anak cucu kita masih bisa melihat Cendrawasih, Anggrek, flora dan fauna.
Kita dapat melakukan, menjaga hutan papua tetap lestari dan tetap ada, karena hutan adalah rumah bagi semua makluk hidup yang ada di Papua. Orang papua sangat hidup berdampingan dengan alam, bahkan kita semua juga bergantung dengan alam. Jika kita datang ke suatu tempat, kita harus turut menghormati dan tidak melakukan hal yang mengganggu lingkungan sekitar.
Didalam sela pemarapan materi Kak Alfa Ahoren juga menunjukkan sebuah video perjanan bersama Mahasiswa Peduli Pariwisata & Komunitas Pendaki Papua ke Pegunungan Arfak. Kak Alfa juga merekomendasikan untuk datang ke Pegunungan Arfak karena disana kita dapat melihat langsung berbagai satwa endemik di pegunungan ini.
Papua Barat menurutnya sangat eksotis dimana pun tanah papua, pengalaman berharga yang tidak dapat ditemui ditempat lain dan tidak dapat dilupakan, karena Papua & Papua Barat itu Seksi. Jadi, sebelum ke surga, harus ke tanah Papua. Amiiin.
Setelah pemaparan informasi dari pembicara, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dengan beberapa pertanyaan dari peserta dan pembicara. Intinya, kita semua dapat menjaga Tanah Papua dengan cara kita masin-masing bahkan dari lingkungan sekitar kita.
Acara pun ditutup oleh pembawa acara seru Kak Jenny Karay dengan menyebutkan para pemenang Quiz yang sebelumnya sudah dilaksanakan. Sayooonaraaa, dan sampai jumpaaaa dilain waktu.
Gimana, seru gak tuh? Tanpa terasa acara Virtual Gathering sudah berakhir selama 90 menit. Untuk kamu yang ingin tahu bagaimana keseruan acara tersebut, dapat kamu saksikan tayangan ulang di channel youtube EcoNusa Foundation berikut ini:
Jadi, kira-kira mau main ke mana di Papua? Karena saat ini ada sekitar 47 kawasan konservasi di Tanah Papua, dimana terdapat 25 kawasan di Provinsi Papua Barat dan 22 kawasan di Provinsi Papua.
Kawasaan Konservasi ini terdiri dari Taman Nasional, Cagar Alam, Suaka Marga Satwa dan Taman Wisata Alam yang tersebar luas di Tanah Papua. Semoga yang baca artikel ini bisa traveling ke Tanah Papua, ya dengan turut menjaganya agar tetap menjadi kawasan hijau. Amiin.
FYI: Masih banyak lagi Kawasan Konservasi di Tanah Papua yang tidak dapat disebutkan, jika ingin melihat lebih lengkap kunjungi peta kawasan konservasi di Indonesia dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan disini.
Semoga bermanfaat, be awesome and save nature! Terima kasih EcoNusa Foundation dan Blogger Perempuan Network.
Keren ya para aktivis Papua ini memperkenalkan daerahnya semoga keindahannya selalu terjaga ya
seruuu ini, bisa mengetahui seluk beluk papua dengan update sekarang dimasa pandemi
raja ampat yang biasanya rame tiap bulan, terpaksa harus “sepi” dulu dari kunjungan turis ya
Aamiin… Semoga saya pun berjodoh dengan Tanah Papua^^